"Hina-ya" Panggil Jaemin pada pacarnya, mereka telah memiliki janji untuk bertemu membicarakan sesuatu.
"Hai, apa kamu nungguin lama? Maaf ya tadi macet" Hina mulai duduk setelah melihat Jaemin yang disana juga, Hina mengulas senyum nya yang indah kala melihat Jaemin telah memesan Avocado kocok favorite Hina.
"Makasih, kali ini biar aku yang traktir" Ucap Hina lagi
Setelah lama mereka berbincang sederhana sekilas tentang lingkup perkuliahan tanpa alasan Jaemin memegang kedua tangan Hina dan menatap nya.
Tak bohong, Hina masih berdebar melihat Jaemin sama persis ketika mereka pertama kali bertemu, rasa itu tidak pernah berubah.
"Maaf Hina, kali ini aku harus memberitahu mu dan mengakhiri nya, ini adalah terakhir kita bertemu, kita harus berpisah"
Hina tak membalas tatapan Jaemin, jistru menunduk dan tak sadar air matanya yang dia tahan sedari tadi pecah dan mulai mengalir di pipinya.
"Apa karena Heejin?"
"Tidak, aku merasa kita sudah tidak selaras satu sama lain, aku banyak memikirkan nya kamu wanita mandiri dan pekerja keras Hin, sedangkan aku di rumah dibesarkan seperti pangeran juga kebangsaan mu Jepang, keluarga ku sulit untuk menerima nya aku mohon mengertilah" Segera setelah itu Hina melepas kedua tangan nya dari Jaemin dengan kasar dan mulai bangun dari duduk nya.
"Asal kau tau Jaemin, aku disini yang berjuang sendirian demi hubungan kita aku bahkan menangis, kesal dan kecewa kepadamu apa kau tau? bahkan aku datang ke psikiater karena aku terus-terusan diare selama beberapa hari, menangis tiba-tiba bahkan ingin makan terus aku tau! ada yang salah dengan diriku bahkan ketika aku sakit, aku melihatmu dengan Heejin di rumah sakit yang sama dengan ku kalian bermesraan dikala aku sedang terpuruk! Tolong ingat kalimat ku ini Jaemin, Tuhan tidak bersama KALIAN"
Marah Hina meluap dan bergegas meninggalkan cafe tadi jujur, dia sedang kacau tampilan nya saja dengan mata yang sembab dan memerah, riasan nya rusak dan sepatu heels nya talinya putus dan tak lama hujan deras mengguyur tubuh nya seolah ingin ikut menangis dengan kesedihan Hina
Hina mencoba menguatkan diri segera menghubungi Koeun yang merupakan kakak kenalan nya waktu pertama kali datang ke disini, tak menunggu lama dia datang membawa apa yang diperlukan Hina yaitu, sepasang sandal, baju hangat tak lupa Koeun masuk di toserba ketika melihat Hina menangis di depan tempat duduk toserba itu.
Dia banyak membeli sesuatu seperti plaster untuk luka, coklat panas, serta payung, dan beberapa keperluan lain.
"Yaa!! Apa kau bodoh hingga berkeliaran di tengah hujan" Koeun meraih kaki Hina dan membersihkan luka nya lalu memberi plaster.
"Kak, aku memang sangat payah dan bodoh"
"Sudah cukup, hari ini menginap di rumahku aku sudah memberitahu keluarga mu, ayo ceritakan nanti saja"
"Baik kak"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Suram - Jaemin Hina ✓
Romance𝒌𝒆𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒉𝒊𝒕, 𝒔𝒖𝒍𝒊𝒕 𝒅𝒊𝒕𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒉𝒂𝒕𝒊 Started : 170720 End : 080323