10, bagian tak nampak

139 11 0
                                    

Hina selalu memikirkan kata berharga Renjun, walaupun bagi dia Jaemin sangat baik.
namun ini memang sudah keterlaluan, terlebih mereka terlihat pantas bersama.

Sebenarnya Hina tau itu, namun bagaimana pun dia mecoba mengalihkan itu dia akan di titik dimana dia lelah berharap dan mencoba untuk pergi dari kehidupan Jaemin.

"Andai ini semua tidak terjadi, pada awal hubungan aku akan mencoba lebih baik lagi. Dan sekarang apa yang kubicarakan ? aku mulai berbicara omong kosong" Kamar Hina adalah tempat dimana dia berbicara dengan puas, mungkin terlihat i tapi dia benar-benar lega setelah berucap pada diri sendiri.

'.'


Dari sudut pandang seorang Hina, dia memikirkan hal yang akan terjadi.

"Heejin itu nggak baik buat Jaemin" Nako berucap dengan Hina sesaat dia membuka sosial media, disana ada Heejin, Nako sedang melihat Instagram Heejin.

"Kau selalu dipihak ku, tapi mari berfikir secara baik Nako"

"Harusnya itu kamu, dengan lepasnya hubungan kalian itu tidak merubah apapun. Karena itu sifat Heejin, berhak untuk apa dia jika Jaemin menyukai mu ?"

Semakin bingung, Hina diam.

"Jaemin beneran masih suka aku ?"
Hina memandang lurus ke depan dimana ada seseorang tengah berduaan dengan masuknya ke Cafe yang dikunjungi Hina dan Renjun.

"Atau...benar kata Heejin, dia cuma kasian sama aku" jawab Hina lagi dan kini mulai menangis.

Renjun melepaskan jaket yang dipakai nya karena musim dingin, dia segera menutup wajah Hina agar Jaemin tidak tau.

Tak peduli jika Renjun harus menahan dingin nya kota .

"Woi bro, cewek lu ?" Tanya Jaemin ramah

"Engga. Sepupu"

"Oh...ngapain ditutupi ?"

"Dia agak gak enak badan min, yaudah lanjut aja sama Heejin. Gue cabut ya" jawab Renjun segera pergi dari tempat itu.

"Udah jangan nangis lagi" Renjun menghela nafas panjang dan masih setia menatap Hina dengan mata sembab nya.

"A..aku mas..ih s..u..ka nana"

"Iya udah kita liat nanti kayak gimana kepandaiannya. Selama itu kamu harus kuat dan sabar, ada aku disini Hina...jangan khawatir ayo aku antar pulang ini sudah pukul 10 malam"

Hina mengangguk kecil dan meraih gandengan tangan yang ditawarkan oleh Renjun, tak sedikit senyum terukir disana.

Baru pertama kali Hina memiliki teman laki-laki yang baik seperti Renjun.

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc

Suram - Jaemin Hina ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang