6, alasan untuk membenci

133 15 0
                                    

---

-Suram-

Kali ini Hina sedang ditemani Jaemin di sebuah mall, melihat-lihat buku sambil berbincang adalah sebuah hal manis yang dia dambakan saat bersama Jaemin.

"Jaemin, kopi americano pake es aja ?' tanya Hina memastikan

Jaemin mengangguk "iya, kamu juga ?"

"iya kayaknya aku mulai suka sama kopi, enak juga tapi yang agak manis tidak seperti punyamu 8 shoot terlalu pahit"

"Iya terserah mu saja" jawab Jaemin lalu menarik iseng ujung hidung Hina.

Tak sengaja Renjun bertemu dengan mereka, sepertinya dia juga sedang mencari buku juga.

"Hina, Jaemin ?"

"What's up bro" sapa Jaemin sambil tos.

Renjun menyambut baik dan memberikan senyum ramah nya.

"Ngedate kalian" gumam Renjun

"Hina, kamu juga suka buku itu ?" Tanya Renjun setelah melihat Hina membawa beberapa series dari novel yang disukai nya.

"Iya dong ! Aku kesini juga karena ini baru launching dua Minggu lalu" Hina menunjukkan beberapa series dari novel yang juga disukai nya.

"Wah sama sini tos" Renjun senang dengan kesamaan dirinya dengan Hina.

"Ternyata tokoh utama kemarin yang mati cuma mimpi aja di novel series yang terbaru ini dijelasin, padahal aku kemaren waktu dia mati kaget banget si tokoh jahat bakalan berjaya dong" kata Hina antusias.

Renjun menyimak "iya aku juga kaget untunglah cuma mimpi, penulisnya imajinasi nya kreatif banget geleng-geleng dah gua" balas Renjun

Sedangkan Jaemin sadari tadi hanya ikut menyimak tanpa tau maksud dari keduanya, mata cerah nya sesekali berkedip bingung diselangi dengan menyeruput kopi americano.

"kok berasa gua yang jadi obat nyamuk njun" akhirnya Jaemin bersuara.

Renjun pun ketawa, Hina juga.

"Maaf ya sayang" balas Hina terkekeh dan mencubit pipi Jaemin gemas.

Saat dimana moment itu terjadi, ada panggilan berkali-kali di hp Jaemin.
Karena metode silent Jaemin tak tau, hingga Hina hendak selca pun sadar bahwa sedari tadi Heejin memanggil.

Walaupun demikian, Hina tetap saja memberitahukannya ke Jaemin dia tau dia nampak seperti orang bodoh.
tapi biarlah tak ada alasan untuk membenci Jaemin.

"Na, ini Heejin" Jaemin pun menoleh secara tak enak.

"Jaemin, kamu dimana ?"

"Di mall"

"Temenin aku ke dokter ya ? Papah sama mamah ga bisa nemenin mereka ke Jepang buat urusan bisnis, sedangkan aku harus cek up obat aku udah habis"

"T--api, gue lagi sama Hina"

"Kasih telepon nya ke Hina"

Suram - Jaemin Hina ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang