2, semuanya terlihat perlahan

207 24 3
                                    

Hina menatap Jaemin dari jauh.
dimana dia memasangkan helm kepada Heejin, helm yang biasa dipakai nya.

lagi, Hina menunduk sambil murung
cuaca hari ini tidak bagus. sama seperti keadaannya sekarang

"kira-kira mereka ada perasaan suka nggak ya" gumam nya sambil duduk di sebuah halte.

Hina teramat kesal dengan Nako hari ini dia tidak bisa menjemput nya dengan alasan ada les tambahan, tapi Hina tak mau menyalahkan.
karena dia tau ini terjadi karena seseorang, kembali terdiam Hina mengotak atik ponselnya lagi

"Hina-chan tau ga, ada Jaemin di butik mamah" pesan singkat dari Nako membuat Hina merasa sedih entahlah padahal dia sudah tau.

"iya" balasnya.

Hujan pun turun dengan derasnya bahkan sekalipun Hina berteduh di tempat duduk halte, dia tetap basah.

saat itu juga Hina menangis, entahlah perasaan nya terlalu lemah dia ragu.

---

Hina sedikit merasa pusing, di dalam taxi dia memandang ke arah jendela yang berembun dan terdapat air hujan disana.

"Hina, kau baik-baik saja ?" tanya Nako setibanya Hina di rumah, namun tidak mendapatkan jawaban.

"Maaf aku ga bisa jemput, aku ga tau kalo sampek basah gini"

Nako segera menuntun Hina dan memberikan handuk tebal.
Hina banyak diam dan segera tidur lebih awal, Nako tau teman nya sedang tidak baik .

"Nako semalam tidur sini ?"

"Hehe iya aku ketiduran disamping mu"

Hina segera memasak dan menyiapkan bekal untuk Nako dan dirinya sendiri.

"makasih sarapan nya sama bekal juga aku makan nanti, jangan nangis lagi nanti Jaemin aku cakar" Nako sedikit berteriak terdengar lucu di telinga Hina.

Sementara Nako telah pergi, Hina segera berangkat untuk ke kampus.
dia harus bersemangat untuk hari ini begitu pikirnya.

"Nana !" Panggilnya

Hina menatap Jaemin yang tadi tersenyum "Hina kamu semalam gak bales chatku"

Hina kaget dia merogoh saku nya yang terdapat hp didalam nya ternyata benar Jaemin memang mengirimkan beberapa pesan "maaf aku tidur lebih awal"

"kenapa ? pasti sakit, kan udah aku bilangin kalo nyalain ac jangan terlalu dingin nanti kamu bangun udah meler" Hina tertawa mendengar itu matanya membentuk bulan sabit saking kerasnya.

"loh kok malah diketawain"

"gapapa, ini aku bawain bekal kamu makan ya nanti aku ada kelas duluan ya Na"

Jaemin mengangguk dan membenarkan rambut Hina "iya kamu semangat"

"Jaemin!!" pekik seseorang dari jauh membuat Jaemin menoleh sekaligus melepas tangan nya dari rambut Hina.

tapi Hina telah menjauh tak lupa memberikan senyuman pagi untuk Jaemin, pacarnya.

"Jaemin, tau gak kemaren kebaya yang aku pilih kata mama bagus banget" heboh Heejin mata berkilau nya menatap Jaemin dengan antusias.

Suram - Jaemin Hina ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang