---
-Suram-
•Tak semudah itu bagi Jaemin untuk pada akhirnya mengaku, mengaku bahwa dia menyukai Hina.
Karena selama dia mengenalnya sebagai teman, Hina seperti orang yang tidak terlalu peduli.
Hanya saja sifatnya yang pendiam dan jarang bicara membuat pesona tersendiri yang pada akhirnya seorang Jaemin suka pada Hina.Sebenarnya bukan hanya Jaemin, tapi ini juga pertama kali nya bagi Hina.
menyukai seseorang.
Mereka sama-sama memiliki perasaan, iya perasaan Jaemin terbalaskan.
Mereka melalui banyak hal bersama, mulai dimana fase awal pacaran yang tergolong Hina lebih cuek.
Namun tidak, Hina sangat peduli dan ingin lebih dekat. Dia hanya ingin mempertahankan sikapnya seperti itu.
Dan fase ketika mereka saling menjaga dan peduli satu sama lain, banyak waktu sulit bagi keduanya contohnya, Hina seorang yang sulit untuk berbicara terlebih dahulu.
Jaemin melengkapinya dengan disaat mereka ingin bicara selalu Jaemin yang memulai dan bertanya bagaimana keadaannya hari ini.
Hina terkagum, bahkan kadang dia berharap bisa selalu bersama Jaemin kedepannya. Lelaki perhatian dan penuh kasih sayang, tak sekalipun Hina membuat Jaemin kesal, Hina juga selalu membuat hari-hari dimana mereka bersama menjadi indah. Karena Jaemin, dia membuatnya nyaman.
Dan perlahan-lahan sifat Hina yang cuek, pendiam, bahkan terkesan dingin seolah hilang perlahan semenjak adanya Jaemin.
Hina lebih sering tersenyum, selalu positif dan tak takut akan tantangan.
Jaemin selalu disisinya. itulah yang dia tau
🌼🌼🌼
"kamu udah makan ?" Hina kembali mengecek tas nya, mengeluarkan bekal yang disiapkan untuk Jaemin dan satu untuk dirinya.
"makasih Hina, aku akan makan ini nanti"
"gimana ? Heejin udah baikan ? gak liat dia sama sekali hari ini" Jaemin menyimak, sambil membuka botol minuman peach untuk Hina kebiasaan Hina selalu tak bisa membuka botolnya sendiri, jadi Jaemin juga sudah terbiasa.
Jaemin memberikan minuman peach itu ke Hina "Parah banget Hin, kemarin untung aku nggak telat bawa dia ke rumah sakit. Ortu nya di Jepang, nanti sore baru bisa balik dia sendirian di RS. Nanti kayaknya aku bakalan jagain buat sementara"
"Hmm, dia gak ada sodara juga ya ?"
tanya Hina lalu kembali berpikir"bukanya temen dia banyak Na ? kemaren aja waktu ngelabrak aku dia bawa sekumpulan anak famous yang cangtip itu" cukup heran, Hina menyangka Heejin punya teman banyak tapi apakah disaat seperti ini tidak ada satupun yang ingin melihat keadaannya ?
"kayaknya gak ada yang tau soal ini, Heejin juga sering banget bolos gara-gara sakit" balas Jaemin menjelaskan.
Hina kembali berpikir bagaimana Jaemin bisa tau tentang Heejin hingga sejauh itu "Na, kamu tau Heejin banget ya ?" Hina memastikan
"Temen kecil Hina, lagian aku dari kecil udah kebiasaan diceritain sama mamah kalo Heejin itu terapi di luar negeri, ambil pengobatan herbal China dan lainnya, dan kebetulan mamah aku dokter spesialis jantung. Mamah yang jadi dokter Heejin semasa kecil secara gak langsung keluarga Heejin sama keluarga aku akrab" terang Jaemin tanpa ada hal yang ditutupi.
"Tapi Hina, aku percaya sama kamu dan mangkanya aku berani cerita hal ini, kamu paham kan ?"
Hina mengangguk mengerti dan dia juga agak syok dengan keadaan Heejin tapi di view Hina, keadaan dimana Heejin sakit belum terbayangkan seperti apa dan separah apa karena Jaemin menceritakan juga tidak secara detail.
"Jadi gitu, ya udah aku ada kelas abis ini. Makan diabisin ya, kamu nanti balik langsung ke Heejin kan ? kabarin aku aja nanti aku bisa dijemput kakak atau naik taksi Na, kamu jangan khawatir. Dah.." Hina tersenyum tipis untuk Jaemin sebelum masuk kelasnya.
berat hati sebenarnya, namun kurang lebih berkurang karena Hina tau Heejin lebih membutuhkan Jaemin dan dia tidak egois.
Hina kembali berpikir apakah akan baik-baik saja ? untuk bersikap seperti ini.
Belum hanyut dalam pikiran nya sejenak Renjun memperhatikan Hina yang murung lagi.
"Eh murung lagi, beneran dah Hin lo tambah jelek kalo cemberut gitu" sapa Renjun ke Hina
"Ngapain disini ?"
Renjun membawa sebuah novel yang tak asing bagi Hina "ini ketinggalan dan mau aku ajak mikir"
"Oh makasih, mikir apaan ?"
Renjun memperhatikan sekitarnya "Jangan dulu deh berasa kek temen deket aja kita. Padahal baru kenal eh mau cerita-cerita"
Hina menghela nafas "ya enggak usah gitu kali Jun, biasa aja toh cerita sini aku dengerin"
Hina melirik jam tangan miliknya "udah jam segini juga, gua ada kelas. Lo ngga ada ? Kalau ntar ke cafe aja gimana ? Nanti cerita disana lebih enak"
"Ini ada macaron dari mamah aku di bagi ke Jaemin juga ya, heran aja baru sadar gue gak punya temen selain kalian" ucap Renjun sambil membawa keranjang mini berwarna soft pink
"Lucuu banget warna pink gini hehe. Makasih banyak ya, ntar aku bagi ke Jaemin"
Waktu Hina membuka keranjang dia senang melihat macaron berwarna hijau mint beraroma harum seketika mood nya menjadi lebih baik, padahal dia belum mencicipi.
"Iya, itu soalnya mamah buka toko roti baru deket sama rumah juga. Eh duluan ya, mau masuk juga kan"
"Iya Jun, see you yaa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Suram - Jaemin Hina ✓
Romance𝒌𝒆𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒉𝒊𝒕, 𝒔𝒖𝒍𝒊𝒕 𝒅𝒊𝒕𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒉𝒂𝒕𝒊 Started : 170720 End : 080323