Kendaraan roda dua itu berhenti percis di depan gedung pencakar langit, dimana pemuda yang mengendarai motor tersebut langsung membuka kaca helm nya.
"Terimakasih ya jeno, kau hati-hati pulangnya"
"Jadi.. di sini majikan mu bekerja ?"
Lisa mengangguk "keluarga dia yang mempunyai ini, dan di turunkan pada anaknya"
"Oh.. lantas, kau lama tidak di sini ? Mau ku tunggu ?"
"Tidak, tidak usah jeno. Kau pulang saja duluan aku bisa pulang sendiri.. sekali lagi terimakasih ya atas tumpangannya"
Jeno mengangguk, iya tersenyum dan perlahan mengangkat sebelah tangannya. Mengusap puncak kepala lisa "tak usah berterimakasih terus, aku selalu senang berada di dekat mu" ujar jeno
Memang benar seperti itu, diam-diam jeno sudah menyimpan rasa pada sahabatnya ini sejak mereka pertama kali bertemu di sekolah.
Namun, jeno tak berani mengungkapkan isi hatinya pada lisa. Ia hanya takut jika lisa menjauh atau lisa membenci dirinya, jadi.. jeno lebih memilih seperti ini asalkan dia bisa selalu bersama lisa.
Lagi pula, memang mustahil bukan di antara persahabatan perempuan dan pria salah satunya tidak ada yang menaruh rasa ?
Kedua sahabat itu masih saling berbincang, mereka tak tau saja jika ada seorang pria yang memperhatikan mereka dari dalam gedung.
•••
TING
Pintu lift terbuka, dengan cepat lisa merapihkan tampilannya dulu sebelum berjalan dan masuk ke ruangan jeon.
Sebetulnya sebelum masuk ke dalam lift, beberapa karyawan memperhatikan lisa. Masalahnya lisa masih memakai seragam sekolahnya.
Namun, lisa berusaha untuk tidak menggubrisnya. Walaupun ada rasa malu tentu saja. Mungkin beberapa karyawan jeon memperhatikan lisa karna rambut lisa saat masuk seperti singa betina.
Salah nya sendiri yang tak mau memakai helm, rambutnya juga di biarkan ter urai tidak di kuncir. Akibatnya saat turun rambutnya seperti kuntil anak yang belum keramas.
Untung saja lisa sempat bercermin yang tersedia di dalam gedung, lebih untung lagi dirinya membawa sisir.
"Sebelah sini" ujar salah satu karyawan jeon yang mengantar lisa menuju ruangan atasannya itu.
Lisa mengangguk "terimakasih"
TOK TOK TOK
"Permisi presdir, ada tamu untuk anda. Ia—"
"Masuk saja" ucap jeon dari dalam ruangan itu, yang dimana lisa sendiri langsung masuk ke dalam. Ini kedua kali nya berarti lisa berkunjung ke kantornya.
Jeon tak menoleh, ia masih saja menatap luar jendela kaca yang tebal dan lebar itu. Masih duduk di atas kursi rodanya dan membelakangi lisa.
"Jeon.. ini aku bawakan pesanan mu, di makanlah" ujar lisa, namun jeon masih saja terdiam.
Lisa bingung di sini, hingga perlahan lisa mendekati jeon.
"Jeon.. hei.. kau kenapa ?" Tanya lisa, pas sekali dia sudah berada di samping jeon dan jeon sendiri masih tak mau menoleh pada lisa
"Kau.. tadi ke sini dengan siapa ?"
"Di antar teman ku, kenapa ?"
Jeon langsung menoleh padanya "teman ?"
"Iya.. teman sekolah ku, tadinya aku mau naik angkutan umum tapi dia menawarkan ku untuk mengantar ku kesini. Jadinya yasudah deh selagi geratis kan ?"
"Teman memang ada yang sampai usap-usap kepala lawan jenisnya seperti itu ?" Pertanyaan jeon cukup dingin, bahkan tak ada ulasan senyum yang biasanya jeon tampilkan pada lisa
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Maid
RomanceLalisa kim, gadis cantik berwajah bak boneka ini mau tak mau menjadi seorang maid untuk pemuda yang merupakan anak dari majikan ibu nya sendiri. Pemuda tersebut bernama jungkook jeon, pemuda yang terkenal juga dengan ketampanannya yang mampu membius...