"JEON !!"
Seketika jeon menelan salivahnya kala lisa datang tiba-tiba sambil membawa makanan yang sudah ia buat untuk jeon, bubur seafood. pemuda bergigi kelinci langsung mematikan telfon tersebut dengan raut wajahnya yang sudah ketakutan.
"Sedang apa kau memegang ponselku ?"tanya lisa, jeon menengguk salivahnya. sungguh tangannya sudah mengeluarkan keringat dingin. ia hanya takut di tendang saja oleh lisa. pasalnya yang ia tahu lisa memang jago bela diri.
"A-aku..i-itu.. mmmm aduh kepala ku tiba-tiba pusing lagi, lisa" ucap jeon tiba-tiba sambil memegang kepalanya
Dengan cepat ia meletakkan ponsel lisa di atas nakas. ia mencari aman dengan mengelabui lisa lagi. mau tak mau itu juga
"Huh pusing lagi ?"
Jeon mengangguk.
Perlahan lisa menaruh mangkuk yang berisi bubur itu di atas nakas, di samping ranjang jeon. percis sekali di samping ponselnya, yang posisinya di terbalikan oleh jeon. sehingga yang tampak depan hanya kameranya saja dari ponsel tersebut.
"Sebaiknya aku telfon dokter suga ya jeon ?"
Jeon langsung melebarkan kedua bola matanya, mengerjapkan kedua matanya beberapa kali. lalu mengibas ngibaskan kedua tangannya "t-tidak ! t-tidak usah.. untuk apa ? aku hanya pusing biasa"
"tapi kenapa tidak hilang-hilang ? kalau tidak mau ku panggilkan dokter suga yasudah.." ucap lisa, lalu tiba-tiba ia ingin keluar begitu saja. dan dengan cepat jeon menahan pergelangan tangan lisa. otomatis lisa langsung menoleh padanya
"kenapa jeon ?"
"kau mau kemana ?"
"Mau ke apotik beli obat pusing untukmu"
Jeon mengaga "tidak usah lisa.. kau di sini saja, nanti juga pusing ku hilang"
"Bagaimana mau hilang jika tidak di obati jeon ? Sudah lah, kali ini tolong nurut padaku. Biar cepat sembuh"
Lisa melepas tangan jeon perlahan, sedangkan jeon sudah kelabakan sendiri. Lisa juga langsung melangkahkan kaki nya ke depan pintu namun jeon dengan cepat memanggilnya kembali.
"LISA !!"
Lisa menoleh "hm ?"
"Y-yasudah panggil dokter suga saja, kasihan kau kalau harus keluar. Lagi pula apotik dari sini jauh setau ku"
Lisa tersenyum, mengangguk "oke, aku telfon dulu dokter mu." Ucap lisa, sementara jeon sendiri hanya mengerutuki dirinya sendiri.
Tamat sudah riwayat jeon kalau seperti ini, padahal.. ini kan hanya ke pura-puraannya saja. Kalau nanti dokter pucat itu memberikannya beneran obat pusing kepala bagaimana ?
Orang tidak sakit malah jadi sakit nanti, kali ini jeon berfikir keras sambil menggigit ujung kuku nya yang bening. Mudah-mudahan dokter pucat itu bisa di ajak kerja sama.
Kerja sama dalam proyek perasaan yang terpendam.
"Haduh.. kalau nanti dokter itu memberikan ku obat aneh-aneh bagaimana ya ? Bukannya sembuh tapi mati lah aku"
"Mudah-mudahan dokter itu tidak bisa kesini. Iya.. "
"Jeon.."
"I-iya ? Bagaimana ?"
Lisa tersenyum seraya menghampirinya "sudah ku telfon dan dokter itu bisa kesini, tunggu ya ?"
GLEK
Ok, jeon pasrah. Mau bagaimana lagi ? Sekarang tinggal menyusun sekenario selanjutnya saja bagaimana. Mudah-mudahan dokter pucat itu bisa di sogok.
Sambil menunggu ke datangan dokter tersebut, lisa masih tetap setia berada di kamar jeon. Sementara jeon sedang posisi tiduran, dengan gelisah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Maid
Lãng mạnLalisa kim, gadis cantik berwajah bak boneka ini mau tak mau menjadi seorang maid untuk pemuda yang merupakan anak dari majikan ibu nya sendiri. Pemuda tersebut bernama jungkook jeon, pemuda yang terkenal juga dengan ketampanannya yang mampu membius...