Nirwana berjalan ke arah tangga untuk kembali ke kamar kosnya, namun tidak sengaja dia melihat Juna menarik Sabrina ke arah parkiran. Dia hanya bisa menarik napasnya, tidak mungkin dia akan ikut campur pada urusan orang lain, meski penasaran. Sudah cukup dia mengetahui masalah orang lain, sudah cukup Mas Ton saja.
"Aduh." Ucap Nirwana barengan dengan seseorang yang tak sengaja bertabrakan dengannya. Terlalu fokus melihat ke arah Sabrina, hingga dia tidak melihat seseorang di depannya.
"Nir, ngapain nabrak-nabrak." Hendri yang ditabrak Nirwana terkejut dan mengeluh saat HP yang ada di tangannya hampir terjun ke bawah.
"Lah, kamu ngapain diri di jalan gini, kan orang mau lewat." Nirwana merasa tidak mau disalahkan, sambil mengusap jidatnya yang menabrak Hendri, dia menyalahkannya juga, toh ini bukan sepenuhnya salahnya.
"Ya, Jalan masih lega, gak di sini aja." Ujar Hendri sambil menunjuk bagian kanannya yang masih lebar untuk bisa dilewati.
"Kok, kamu nyebelin sih Hen, kan gak sengaja."
"Kok jadi aku yang nyebelin, kamu bukannya minta maaf abis nabrak."
"Kesenggol dikit doang ge ngeluh."
"Bukan soal ngeluh, ini HP aku kalo jatoh gimana?"
"Ya, tinggal diambil. Drama banget."
"Kamu cantik-cantik ..." omongannya dipotong Nirwana dengan pertanyaan.
"Apa?"
"Kamu mau modus ya?" Ujar Hendri dengan tengilnya, membuat Nirwana mengerungkan alisnya dan bergerak mundur.
"Ih, geer banget, deh. Udah ga bisa berword-word lagi gue." Dengan sedikit kesal dia melewati Hendri dan pergi ke arah tangga untuk menuju kamarnya.
Nirwana mengelus dadanya saat sampai di kamar. Tidak habis pikir kenapa dia harus menabrak Hendri.
Ini semua karena dia terlalu fokus melihat Juna dan Sabrina. Dia mengacak-acak rambutnya, kesal karena dia merasa sedikit kepo dengan masalah mereka, karena mereka berdua terlihat sangat serius.
Setelah mandi dan berganti pakaian, Nirwana memutuskan ke Minimarket, untuk membeli kebutuhannya selama di kosan. Apalagi dia harus membeli kebutuhan wanita, karena tanggal menuju datang bulan, sebentar lagi.
"eh, tapi aku gak tau Mini market di mana." Keluhnya sambil menuruni tangga.
"Nir, mau ke mana?" ujar Sabrina, saat dia berpapasan dengan Nirwana di tangga.
"Ke Mini market."
"Ikut, dong."
"Ayok, kebetulan aku juga gak tau di mana Minimarketnya." Jelas Nirwana agak lega karena ada Sabrina yang tiba-tiba ingin ikut dengannya.
"Yaudah, anter ke kamar dulu ya, mau ambil uang." Ajak Sabrina. Kebetulan kamarnya ada di lantai 2.
"Di lantai ini ada banyak kamar yang kosong ya." Ujar Nirwana sembari melihat-lihat lorong yang sepi, sepertinya hanya ada beberapa kamar yang tidak kosong. Dilihat dari sandal atau rak sepatunya yang berada di luar kamar.
"heem, di sini tuh kemaren ya kebanyakan anak kuliahan, tapi udah pada lulus, dan pulang ke daerahnya masing-masing atau nggak pindah kos." Jelas Sabrina.
"Aku boleh masuk?" tanya Nirwana saat dia berada di mulut pintu kamar Sabrina.
"Masuk aja, kamar aku rapi kok." Nirwana mengangguk dan ikut masuk ke dalam, ada sofa di kamar Sabrina dan dia duduk di sana.
Kamar Sabrina sangat cocok dengan gaya Sabrina, Nuansanya elegan.
Karina melepaskan jaketnya, mungkin ingin berganti luaran dan hanya memakai kaus tanpa lengan yang memperlihatkan pundaknya yang menarik perhatian Nirwana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Sunshine
Teen FictionJangan lupa vote sebelum baca Jangan lupa difollow jugaa... Kamu tidak ke mana-mana, aku masih menemukanmu di kenangan yang aku punya, di tulisan-tulisan lama yang ada kita di sana, dan di satu-dua gambar yang kita ambil saat pertemuan pertama dan t...