01

1.2K 96 5
                                    


mentari di pagi hari menyambut dengan antusias, cahayanya begitu terang masuk ke dalam ruangan melalui lubang jendela,suara jam yg sangat nyaring di telinga membuat pemuda yang masih terlelap tidur itu terbangun

  ia mengusap matanya untuk beberapa kali berharap jika ia membuka mata, mata nya tidak akan lagi kabur, seperkian detik matanya sudah kembali jernih, pemuda berwajah manis ini tersenyum ketika melihat suasana yang sudah di pagi, pria manis ini merangkak pergi menjauhi ranjang nya dan berjalan ke arah jendela lalu membuka gorden yg mengganggu nya untuk melihat keindahan matahari

'srett'

suara gorden yang terbuka, lalu menampilkan keadan di luar yang begitu indah dan sejuk terlihat lelaki tua yang sedang menyapu halaman di bawah sana

"pakdeee!" teriak haikal sambil melambaikan tangan nya
pria tua itu menoleh ke kanan ke kiri tapi tak mendapat objek yg ia cari ,hingga akhirnya ia mendongak kan kepalanya ke atas terlihat anak majikan nya yg sangat manis dengan piama anak ayam nya yg melambaikan tangan nya

"kenapa tuan? mau sesuatu?" ucapnya sambil ikut melambaikan tangan nya dan tersenyum

"ngga, haikal cuma mau nyapa, paman semangat jalanin hari nya ya! jangan lupa sarapan nya ya!!"ucap haikal sambil tersenyum lalu menghilangkan diri nya begitu saja dari jendela, lekaki tua itu terdiam dan mencerna ucapan majikannya tersebut lalu tersenyum

                                 📎📎📎

waktu menunjukkan pukul enam pagi, pemuda manis itu sedang berunding dengan roti yg ada di atas meja entah apa yg ia obrol kan dengan roti itu.
tak lama pria berbadan besar nan tinggi menghampiri haikal yang sedang asik bergumam,  ia hanya melontarkan tatapan mata yg sudah sering kali haikal lihat, entah tatapan benci atau sayang haikal sendiri tidak tahu

"ayah! haikal nunggu in ayah buat makan bareng, ayo yah cepet!" ucap nya antusias sambil tersenyum
namun apa balasan sang ayah ia hanya menatap haikal lalu pergi tanpa mengatakan apapun, tak tinggal diam haikal menarik tangan ayah nya dan ingin mencium nya, tapi bukan nya menerima salam hangat dari anak nya ia malah menarik tangannya lalu pergi, haikal sudah tau jika pasti akhirnya akan seperti ini ,tapi apa salahnya jika ia mencoba untuk melakukan nya lagi? ia hanya ingin dekat dengan sang ayah, haikal yang melihat respon sang ayah hanya mengangguk paham.
"ayah kalo ga mau makan sama haikal gapapa, tapi jangan lupa makan ya nanti"
ucap haikal sambil menatap punggung sang ayah yg semakin menjauh, sang ayah tak menggubris perkataan haikal yang ia pikirkan hanyalah ingin anak itu enyah dari kehidupan nya.

kini haikal bersiap untuk sekolah, ia menuntun sepeda nya hingga teras lalu menunggangi nya, ia berhenti menggayuh ketika melihat pakde yang ia sapa tadi menyapa nya ia mencium tangan nya, respon sang paman itu baik ia membalasnya dengan lembut lalu mengusap pucuk kepala haikal
"sekolah yang pintar ya nak,biar gede jadi dokter" ucap nya ,"haikal ga mau jadi dokter" jawah haikal
"terus jadi apa?"
"jadi anak kesayangan nya ayah" ucap haikal sambil tersenyum, sang pakde tau persis hubungan haikal dengan majikan nya sedikit buruk
"amin" ucap sang pakde
"haikal duluan ya, dada!" ucap haikal dan lagi lagi ia melambaikan tangan nya, tak tinggal diam sang paman membalas lambaian tangan nya

                                         ***

kini kaki haikal sudah menginjak ubin kelas, kaki nya terasa sangat berat untuk menginjak lantai ini ia menghembuskan nafas kasar dan lalu memasuki nya, terdengar suara gaduh dari kelas yg baru saja ia masuki, kini semua pandangan terarah pada nya yg sedang berdiri di depan pintu, termasuk lelaki yang sedang mengunyah permen karet di tengah-tengah kelas, haikal bergidik ngeri ketika mengingat kejadian kemarin, saat dia di permalukan di depan banyak orang.
langkah kaki pria tersebut semakin dekat menuju ke arah haikal,  tanpa pikir panjang pria tersebut mejabak rambut haikal dengan sepenuh tenaga hingga badan nya ikut tertarik.

'brakk'

suara gebrakan pintu yang begitu kerasa di telinga para murid, karna di tendang oleh marko
ya nama lelaki itu adalah marko.

"gimana dada nya? masi kerasa sakit?"
ucap marko yg memulai pembicaraan, haikal hanya menggeleng kan kepalanya yang masih tertunduk takut menatap marko, marko menarik pipi haikal dengan keras seakan akan memaksa haikal untuk menatap mata nya
lain halnya haikal malah menutup matanya rapat-rapat, mengingat betapa sakit dadanya ketika mendapat tendangan bertubi-tubi dari marko, haikal sudah seringkali mendapati marko menghajar nya tanpa alasan yang jelas, ketika ia mengadu tetapi tetap saja yang marko lakukan lebih menyakitkan dan tidak manusiawi.

marko mendudukkan haikal di meja paling depan, dan masih menatap haikal yang sudah mulai bergetar ketakutan ,marko melepaskan cengkraman di pipi lelaki manis itu , teihat senyum terukir di sudut bibir marko

"kalo gitu? boleh dong??" ucap marko sambil menatap mata haikal dengan tatapan susah di artikan, haikal menggeleng kepala nya cepat sambil menatap marko agar di lepaskan, marko diam lalu menjauh dari hadapan haikal

'deg!'
tendangan keras mendarat di dada kanan haikal, membuat haikal terpental hingga ke bangku belakang,  membuat meja dan bangku tersapu oleh badan haikal, bukan  haikal lelaki lemah atau bagaimana, tapi ini rasanya benar-benar menyakitkan, mata haikal sudah mulai terlihat samar-samar karna genangan di kelopak mata nya yg sudah mulai naik dan sudah tidak dapat di bendung lagi, ia tak mau terlihat lemah di hadapan para teman nya , padahal mereka tau kalau haikal benar benar sudah tidak sanggup, mereka  tidak peduli jika haikal menangis disini atau pun mati.
ia terus memegangi dada nya berharap rasa nyeri itu hilang,
bukan nya sakit itu pergi kini dada haikal terasa begitu sulit untuk memproduksi oksigen lagi, nafas haikal yg sudah mulai tersedat terdengar seisi ruangan, satu pun dari mereka tidak ingin sama sekali membantu haikal bahkan hanya untuk berdiri, mungkin karena mereka takut kepada marko jika ikut campur atau mungkin mereka merasa senang melihat ini semua

belum merasa puas marko kini menarik krah baju haikal hingga ia terbangun lalu memukul sekujur tubuh nya bak samsak tinju, lalu membiarkan haikal tersungkur, haikal kini menahan rasa nyeri di seluruh tubuh terutama di dada nya

'sshh'
desis haikal yg merasa perih di area wajah nya, motif motif ungu di badan nya membuat haikal semakin terlihat kacau, yang haikal harap sekarang adalah ada seseorang yang bisa menghentikan perlakuan marko

'tap tap tap' suara langkah kaki terdengar menghampiri kelas dimana haikal dihajar habis-habisan oleh marko, marko yg merasa takut langsung berlari ke bangku nya sendiri, haikal mencoba untuk berdiri lalu kembali ke bangku nya,tepat di bangku paling belakang haikal duduk sendiri sambil mengatur nafas nya yg tak normal tapi tetap saja nafas nya masih saja tersendat sendat hingga akhirnya nya di tegur oleh teman di depan nya
'huuuhhh' suara hembusan nafas haikal yg mencoba menetralkan nafas nya

"cot! bisa diem ga si? hah huh hah huh mulu, kalo mau mati jgn di sini bikin repot" ucap pria yang duduk tepat di depan nya
"m-maaf" hanya kata itu yang bisa haikal keluarkan dari rongga rongga tenggorok an nya,
mungkin haikal harus meneguk beberapa obat terlebih dahulu untuk menghilangkan nyeri di sekitar dada nya, alhasil haikal mengangkat tangan nya untuk meminta izin kpada guru di depan, dan syukur nya permintaan haikal di kabulkan ia segera beranjak pergi meninggalkan kelas dan menuju ke kamar mandi,
marko yg melihat haikal berjalan ke arah kamar mandi dengan sedikit sempoyongan langsung berlari mengejarnya hingga ke arah mandi, di sini terlihat sangat sepi pikir haikal, ia merogoh saku celana nya dan mengambil obat lalu menuangkan nya entah berapa butir itu, ia langsung meneguk obat itu tanpa bantuan air ia terlihat sangat hadal dalam melakukan hal itu, marko yang tepat di belakang nya sontak terkejut bagaimana bisa haikal memakan obat sebanyak itu

"huhh" hembusan nafas haikal lega, dada nya kini tak terasa se nyeri tadi
"lo bisa mati kalo minum obat segitu" ucap marko
oh sebentar... apa marko merasa khawatir? lucu. bukan kah marko yang membuat haikal harus meneguk beberapa obat di setiap hari nya?
"loh? marko mau nya gitu kan?" ucap haikal, ucapan lembut  dari bibir haikal tapi sangat menusuk hati marko, haikal langsung keluar dari kamar mandi lalu menuju kelas tanpa memperhatikan marko

thanksss yang udah mau bacaaa ceeita akuuuu, enjoyy ya maaf kalo banyak kurang nya)))))

HAIKAL DAN SENYUMNYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang