"maaf pak sebelumnya tapi anak bapak berbuat salah haikal berantem sama Marko tadi pak, bapak tahu kenapa haikal jadi begini?" Tanya sang guru
jhonny berdeham keras lalu menoleh ke arah Haikal, Haikal mengelak lalu berbicara kalau itu hanya salah paham
"nggak ya itu bohong mereka salah paham Haikal nggak gitu percaya sama Haikal" ucap haikal, tanpa basa-basi Johnny langsung menarik rambut Haikal lalu membawanya keluar setelah di luar iya mendorong sang anak
"kalau mau cari musuh sini sama saya aja, kamu udah ganggu waktu saya, mau kamu apa? sini kalau mau berantem sama saya, kamu juga kenapa malu-maluin saya di depan guru mu?, kenapa?, kamu mau apa sampai kamu bikin malu saya?" ujar jhonny sambil menendang badan sang anak, Marko tak sangka ternyata ayah Haikal begitu kasar kepada anaknya sendiri begitu juga sang guru sang guru langsung menghentikan kejadian tersebut
" ini bukan urusan ibu jadi nggak usah ikut campur ini cara saya mendidik anak saya ibu pergi saja" ucap Jhonny lalu menarik Haikal ke tengah lapangan, Haikal yang kesakitan terjatuh di tengah-tengah lapangan yang sedang dilakukan banyak aktivitas murid di sana, Haikal merintih kesakitan dan meminta maaf pada sang ayah
"maaf yah, ngga haikal ga ngelakuin itu, itu cuma salah paham yang dimaksud om, itu om Tio kemarin aku ketemu Om Tio, aku nggak kayak gitu yah, maaf yah, maaf tolong lepasin aku" rintih Haikal Jhonny yang sudah kesal mulai memukuli badannya di tengah-tengah lapangan tersebut
"gak usah manggil saya ayah lagi, kamu bukan anak saya mulai sekarang, nggak usah pulang ke rumah kamu tinggal aja sama Om Om itu" ucap jhonny sambil beranjak pergi, kejadian tersebut di lihat banyak siswa, haikal takut orang-orang akan berpikir buruk tentang ayahnya ayah tidak seburuk itu, benak Haikal haikal langsung mengejar sang ayah hingga parkiran lalu meminta maaf, marko juga mengikuti haikal dan melihat Haikal yg sedang meminta maaf sambil meneteskan air mata, jhonny tak peduli langsung mendorong haikal untuk menjauh pergi dari nya, marko yg melihat nya pun memisahkan haikal dan jhonny, ntah kenapa marko merasa iba pada haikal
"udah om, udah kasian anak om" ucap marko sambil menarik badan Haikal yang kini sudah kesakitan tak luput darah yang mengalir dari hidungnya dia mengejar sang ayah tapi sang ayah sudah pergi dengan mobil, Haikal tak tau harus bagaimana dia menunghadapi sang ayah nanti,marko yang melihat itu semua menghampiri haikal dengan berlari dan menariknya
"udah, lo mau ngejar apaan, biarin bokap lo pergi, kita balik kesekola ya?" ujar marko sambil menatap mata haikal yg penuh dengan genangan air, haikal menatap marko lalu ia menangis sejadi jadinya di hadapan Marko, Marko yang kadang membully haikal karna cenggeng kini ia terdiam, ia tau jika dia di posisi haikal ia juga akan menangis seperti haikal juga, ia menarik kepala haikal ke pelukannya lalu terdiam, haikal yang sekiranya lega melepas kan rangkul an marko lalu berusaha mengejar ayahnya kembali
lalu ia bergegas lari, Marko menarik tangannya lalu bertanya
"mau kemana??" tanya Marko khawatir,
"nyusul ayah. . ." jawab Haikal dengan gemetar,
"gausa, di obatin dulu lukanya baru kejar ayah nya" tegas Marko
"keburu jauh" ucap Haikal yang berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Marko
"kal, dengerin gua" ucap Marko yg mulai emosi, tapi
Haikal tetap kekeh ingin melepaskan genggaman tangan Marko, Marko yang gampang terpancing emosi langsung menarik tangan Haikal se kencang kencang nya
"KAL" ujar Marko, sontak Haikal terkejut lalu terdiam dan menunduk sambil menatap tangan nya yang mulai merah
"iya, ayahnya di kejar nya nanti ya, ini badan nya luka semua masak mau di kejar ayah nya? kita obatin dulu ya, ayo ke UKS" ujar Marko sambil mengusap kepala Haikal, seperti sang kakak yang menasehati sang adik, Haikal pun duduk di tanah dan menatap Marko yg masih setia menggenggam tangan nya, Marko pun ikut duduk di sebelah Haikal
"kalo udah tau ayah nya pemarah gitu ko Lo gini? seharusnya Lo ga usah pergi' kaya gitu sama om' itu" ucap Marko
"yang kamu bilang om om itu om aku, temen deketnya ayah, dia beliin aku hadiah, mangkanya aku ke mall bareng dia, Marko kalo mau cerita cerita boleh aja tapi dilihat dulu itu bener apa ga, takutnya salah faham kaya gini Mark, maaf ya tadi aku pukul kamu, aku ga suka kalo ada yang bawa bawa ayah" ujar Haikal sambil menatap mata Marko, Marko seketika diam dan merasa bersalah, tapi dia terlalu gengsi untuk meminta maaf alhasil ia hanya diam
"kal" panggil Marko
"iya?" jawab Haikal
"sini naik, kita ke UKS" ujar Marko sambil menyiapkan punggung nya untuk Haikal, Haikal terdiam sejenak
"ha?" binggung nya
"naik cepet, gua risih liat darah lo yg ga berhenti' g cepet di obatin Lo bakal kehilangan banyak darah, naik" jelas Marko, mungkin itu caranya untuk meminta maaf
"aahh...." Haikal binggung mau merespon seperti apa
"lama" ucap Marko yang langsung menggendong Haikal di belakang punggung nya, Haikal sontak terkejut dan meminta turun
"diem."jelas Marko, Haikal yang malu menutup mukanya di belakang punggung Marko, rasa pusing mulai ia rasakan, lagi' hidung nya tak kunjung berhenti mengalir kan darah, tentu saja kejadian itu menjadi pusat perhatian banyak orang, Marko sang pem bully Haikal kini menggendong haikal
setelah sampai di UKS ia mendudukkan Haikal di kasur, lalu bergegas mencari kotak p3k, lalu ia memberikan tisu kpd haikal yang sibuk mengusap hidung nya itu dengan tangan kosong, Haikal hanya mengusap nya saja, seperti sudah terbiasa dengan hal itu, Marko geram lalu mengambil tisu baru lalu ia mengusap kan dengan pelan
"pelan kalo nafas, jangan kasar kasar kalo ngelap, iritasi nnanti hidung lo" ujar Marko sembari menekan lembut hidung Haikal
"kalo ga gini, ga akan selesai mimisan Lo, sering ya?"tanya Marko, Haikal hanya menggeleng kan kpl nya
"masa, ga ada orang se tenang lo kalo mimisan nya kya gini, jgn sering di sepele in" ujar Marko
"iya" jawab Haikal
"udah Marko, udah biar aku aja" paksa haikal yang menarik tisu tersebut, Marko pun terdiam, lalu ia mengobati luka di tangan Haikal, di pipi nya, tapi ia pikir ayah nya tadi menendang kepala haikal, lalu ia melihat kepala haikal, haikal yang masih teliti dengan hal yang di perintahkan Marko hanya diam saja, Marko sontak terkejut melihat kepala haikal
"kal?" tanya Marko
"ha?" Haikal yang kebingungan
"OHH" Haikal yang sadar langsung menghindar, tapi Marko meraup nya kembali
"udah sering bgt ya? ini di apain, di pukul pake tongkat golf? atau di lempar bola golf?" ujar Marko, ia melihat banyak bekas luka pukul di kepala haikal, ada satu luka nya yang belum kering dan kini ada yang kembali mengeluarkan darah, seperti nya karena kejadian tadi
"ga ada ya, ayahku ga main golf, ini di lempar mangkok, piring, kadang juga gelas, bukan golf" ucap Haikal sambil mengobati tangan nya
"ah" ucap haikal yang kaget dengan apa yang ia ucapkan langsung membungkam mulut nya, "ayah lo segitu nya kal?" tanya Marko
"ga, udah Marko jangan di bahas, ayo ke kelas ini udah selesai" jawab Haikal sambil tersenyum
"selesai selesai gundulmu, lo ngobatin tangan doang, belum muka lo tuh, ni pala lo juga" omel Marko, Marko langsung mengobati semuanya, Haikal yang mengelak hanya di suruh diam dan duduk tanpa berbicara apapun, Haikal juga tak merintih kesakitan, Marko binggung kenapa bisa Haikal tak merasa sakit, setelah selesai Marko membereskan p3k tersebut, tapi haikal menarik nya
"gantian, luka kamu belum" ucap haikal, ia pun molai mengompres luka biru di sudut bibir Marko, Marko meringis perih, lalu menampar pipi Haikal pelan
"perih kal, pelan" ujar Marko
"iya"
selepas itu selesai Haikal membereskan nya, lalu melihat banyak bercak darah nya di baju Marko,
"Marko baju kamu kotor, maaf" ucap haikal sambil mencoba menghapus darah yang membekas tersebut
"udah gapapa, bisa gua cuci, udah tiduran aja di sini, gua jagain" ucap Marko yang membuat Haikal terkejut
"gaaa, kamu masuk aja, sayang pelajaran yang kamu tinggal" ujar Haikal
"gapapa, jam nya bu endang, males, tidur deh, gua temenin" alasan Marko, yang sebenarnya ingin tetap disini
"markooo, kamu ke kelas aja ya. . " ujar haikal sambil meremas tangan Marko
"aku bisa ko disini sendiri, kamu balik gih" ucap Haikal
"lo ngusir kal?" tanya Marko
"ngggaaa, nggga gitu, maaf kalo kesannya gitu, kamu ke kelas aja ya" pinta haikal, Marko merasa gemas kepada haikal ia hanya tertawa lalu mengiyakan hal itu,
"yaudah yaudah gua ke kelas dulu, lo ati ati di sini, jangan kemana mana" ucap Marko dengan mengelus rambut haikal
"iya, makasiii ya Marko udah bantuin aku" ucap Haikal
"ya, gua duluan" ucap Marko sambil meninggalkan Haikal, Haikal mengangguk lalu melambaikan tangan nya
[ Haikal yang bosan kini ikut pergi ke kelas, dan di sambut oleh Bu Endang, Bu Endang tau semuanya ia merasa iba, jadi ia tak ingin memperpanjang masalah
"kamu ko ikut pelajaran hari ini? udah ga sakit?"tanya Bu Endang
" gapapa Bu, maaf telat. . ." jawab haikal
"iya, duduk aja" ucap Bu Endang, haikal berjalan begitu pelan yang mengundang ecehan teman kelas nya
"JOMPO BET DEKSSSS" teriak salah satu murid nya
"mulut lo lemes bet kaks" jwb marko, Marko pun berdiri dan pindah dari bangkunya ke bangku Haikal, semua pun terdiam melihat hal tersebut
"apa Lo liat'? gua copot mata lo" sewot Marko
pelajaran kembali di mulai, haikal kgt knp bisa Marko pindah kesini,tapi ia hanya diam
"ko kesini? knp ga di UKS aja?" tanya Marko
"bosen mark" jawab Haikal
"yaudah terserah" Marko melihat Haikal yang melipat tangannya lalu sesekali menundukan kpl nya
"kalo masih pusing ga usah di paksa, ayo gua anter" tawar Marko
"gausah,aku disini aja" jwb Haikal, Marko mengambil jaket nya lalu menyelimut kan ke tubuh Haikal, haikal yang terkejut pun langsung menoleh kearah Marko
"disini dingin ya? di pake aja" bisik Marko
Haikal hanya mengangguk fahamHALOOO GUYSSS, SEMOGA SUKA YAAAA, MAAF KALO MASIH BANYAK KURANG NYA, KARNA KALO BANYAK LEBIH NYA HAECHAN 😁😁😁, ENJOYYY GUYSSS!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIKAL DAN SENYUMNYA
RandomKehidupan seorang pemuda yang berjuang untuk mendapatkan sedikit kebahagian, ntah itu akan berhasil atau tidak, yang penting sudah ia coba, tak hanya masalah keluarga, masalah yang ada di dalam tubuhnya, pergaulan nya dan juga masalah percintaan nya...