09

359 49 3
                                    

pagi hari menunjukkan masih pukul lima pagi, Marko membuka matanya seperkian detik ia sudah bisa melihat normal kembali, lalu memperhatikan ruangan sepi hanya terdapat ia tertidur di sofa panjang dengan selimut pasien di badan nya, ia melihat ranjang Haikal kosong sontak Marko terkejut
"LOH, NI ANAK KEMANAAA SIH!!, AWAS KAL SAMPE LO PULANG, GUA GIBENG BENERAN LO" ucap Marko sambil berteriak lalu membuka pintu kamar ruangan rawat Haikal dan mendapati Haikal dengan baju pasien yang kebesaran sambil membawa kantong belanjaan sembari memakan ice cream yang belepotan
" eh, Mark udah bangun!" Ucap Haikal sambil tersenyum menampilkan gigi nya
"Haikal, Lo dari mana aja si? pagi pagi udah keluyuran, terus ini apaan  ini!" Tekan Marko tapi tak dengan suara keras sambil melotot ke arah Haikal, haikal yang sedikit takut menutup matanya
"Beliin Mark sarapan, maaf maaf, jangan melotot Mark, aku takut . . ." Ucap haikal sambil menyodorkan kantong belanjaan nya
"iya, kenapa ga gua aja yang pergi, kenapa lo? masih pagi udah makan ice cream lagi, buang sana." tegas Marko
"heummm, iya iya Haikal buang" ujar Haikal sambil mendorong Marko karna badan Marko cukup dekat dengan haikal di tambah mata nya yang melotot dan suara serak bangun tidur nya membuat Haikal sedikit gemetar, Marko yang mendapati badan nya di dorong hanya diam sambil tersenyum kecil menatap pria di depannya yang takut akan dirinya, haikal benar benar membuang ice cream nya ketempat sampah, sambil terus menunduk
"awas aja sampe beli ice cream lagi, gua cekek lo kal" ujar Marko yang bercanda, tapi lain halnya Haikal yang menganggap itu hal serius
"iya Marko, ga akan lagi, kamu sekarang ko jadi Psychopath gini sih Mark, udah ah jangan gitu" ujar Haikal sambil bergidik ngeri menatap Marko yang semakin melotot
"AHHH MARKOO! DIBILANG JANGAN MELOTOT KO!! MATA KAMU MAU KELUAR MARK, UDAH JANGAN MELOTOT" ujar Haikal sambil meringkuk ketakutan, takut seolah olah ia akan dimakan, Marko melihat itu menahan tawa nya tapi terus mendekati haikal, ia senang jika melihat Haikal begitu, terlihat begitu gemas di campur baju yang kebesaran itu menambahkan rasa gemas yang benar-benar tak bisa di ucapkan, setelah mendekati haikal Marko menepuk pundak haikal keras
"udah Mark, udah ih, aku cuma makan ice cream lohhh, iya ga akan lagi, kamu kenapa sampai kaya mau makan orang si marah nya, u- udah . . ."
"lagian udah aku buang" Haikal dengan suara sesegukan sambil meringkuk, Marko terkejut ternyata Haikal menangis karena hal sepele tersebut, ia menarik tubuh Haikal lalu menatap wajah Haikal yang memerah sambil menangis
"loh ko nangis kal? Mark bercanda, maaf ya" ucap Marko sambil meraup kepala haikal lalu memeluk nya erat, lalu mengelus rambut haikal pelan, haikal semakin tersegat ia mencengkram erat bahu Mark sambil sesegukan
"kal, hey hey, udah, maaf yaa, ga lagi ga lagii" Marko yang semakin memeluk haikal, haikal melepaskan pelukannya tersebut sambil menatap Marko
"kenapa hm? takut banget ya? maaf ya" ujar Marko
"ga Marko, aku inget ayah, dulu ayah juga bilang gitu ke aku ga tau karena apa, ayah tiba tiba deketin aku yang lagi main, ayah udah bener bener mau sakitin aku dia cekik aku, tapi untungnya ada orang yang bantu bantu di rumah liat, jadi dia bantu ngelepasin aku dari ayah, ternyata ayah lagi mabok, kamu tadi mirip ayah Mark, jadi aku kaget, maaf kalau aku berlebihan, padahal kamu cuma bercanda" jelas haikal sambil masih sedikit sesegukan, Marko meraup badan kecil haikal lalu memeluk nya lagi, haikal menengelam kan kepala nya ke dada Marko lalu mencengkeram kembali bahu Marko
"oh . . ., iya maaf ya kamu jadi inget" ujar Marko lembut
"ni si Jhonny otak nya seperempat ya, anak nya di cekek buat apaan, dasarnya orang gila, kasian anak lo bego, dia jadi takut sama banyak hal, gua mau gibeng Jhonny sumpah" batin marko

                                                             ***
"enak?" tanya Marko yang melihat Haikal memakan Bubur di depan nya
"engga, Marko, aku bosen bubur, aku mau itu aja" ujar Haikal sambil menunjuk ke sup daging yang di makan Marko
"yauda, ini" ujar Marko sambil memberikan nya ke haikal, Marko sengaja membeli sup tersebut, pasti haikal akan memilih sup tersebut di banding dengan bubur rumah sakit
"makasii kaaa mark" ucap Haikal sambil tersenyum lebar sembari menelan paksa bubur nya, dan menjadikan nama Mark menjadi mall
"apa apa?" kaget Marko
"makasi"
"habis itu"
"kaa Mark"
"kaka?" celetuk Marko sembari tersenyum
"kan tua an kamu memang"
"iya, gua goblok jadi ga naik pas TK"
"gaaa Mark, belum waktunya aja, bukan berarti gitu, jangan ngomong gitu"
"iya, sering manggil aku kaka ya"
"siaaapp ka marko" ujar Haikal sambil memakan sup tersebut
"ehh, aku? kamu ngomong aku kamu? ihh keren!" ujar Haikal yang terkejut
"ga ada ah, pd tu kuping lo, udah habisin" ujar Marko panik
"masa si? yauda lah"
"Marko ga sekolah?"
"ga, bolos"
"kenapa?"
"nungguin lo"
"ga gaaaa, sekolah deh mending, berangkat cepet, ntar telat"
"biarin gua mau bolos ko"
"oke" haikal langsung mengambil handphone nya lalu menelpon Jeffry, tak menunggu lama panggilan itu langsung terhubung
"halo, om, maaf sebelumnya, aku mau ngasih info, Marko boloss sekolah om" ucap Haikal
"astaga haikal!!!!! diem napa sih, kenapa bilang papa!" ucap Marko
"MARK! KAMU KEMANA KO GA PULANG, PULANG SEKARANG!" om Jeffry yang terlihat kesal
"Aku di RS pa, haikal masuk RS, kasian ga ada temen nya"
"lohh, Haikal, sakit apa kamu kal? sekarang gimana??" Jeffry yang berubah nada suara
"bombastic side eye, criminal offensive side eye!" Ujar Marko
"tadi ke aku bentak bentak, giliran haikal kalem" celoteh Marko
"diem" ujar Jeffry singkat
"hehe, gapapa om, tenang aja, ini loh Marko sayang kalo ga sekolah"
"oh iya, pulang Marko, sekolah." Tegas Jeffry
"Pa. . ."
"Mark disini ya tunggu in Haikal, kasian sendiri dia pa" pinta Marko
"ga usaaa ka Mark, disini banyak suster, dokter juga, sekola aja" ujar Haikal sambil menatap mata Marko, Marko tersenyum malu karena di panggil ka oleh Haikal muka nya memerah, haikal yang melihatnya kebingungan kenapa Marko tersenyum seperti itu
"wihhh udah akur nih ceritanya, haikal manggil nya udah kaka ya, keren anak papa bisa akur sama haikal"
"Marko om yang nyuruh, katanya suruh sering sering manggil ka" jelas haikal
"iya deh, yang penting Haikal sama Marko akur ya, Mark sekolah Mark, kalo udah sekolah pulang nya kamu bisa kesitu, mau nginep juga gapapa, pulang dulu Mark" ujar Jeffry
"tuh" ujar Haikal sambil menyenggol badan Marko pelan
"otw pa" ujar Marko langsung mematikan telpon tersebut
"gua pulang dulu ya mbrot, ntar main lagi" ujar Marko sambil berjalan keluar
"mbrot?!" binggung Haikal
"gembrot, lucu tuh kalo gua manggil gembrot, pulang ya" Marko yang meninggal kan ruangan rawat Haikal
" Body shaming!!" teriak haikal, Marko mendengar tersebut tertawa kecil

HAIKAL DAN SENYUMNYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang