Beberapa hari berlalu Marko dan teman yang lain menjalin hubungan seperti semula, ia juga menjalin hubungan baik dengan haikal, seperti hari biasa setelah pulang sekolah haikal bergegas berjalan keluar gerbang di ikuti oleh Marko dengan membawa sepeda
"mau kemana sunnie? Panas" sapa ramah Marko
"aku mau ketempat kerja baru ku Mark, kemarin aku udah interview, sekarang aku udah boleh kerja tauu!" ujar Haikal antusias
"ko ka Marko tampan ga dikasih tau si kemarin interview?" Tanya Marko
"kamu kemarin sibukk markk sama temen kamu, aku juga bisa ko sendiri, yauda deh, daa!" Ujar Haikal yang menjauh dari hadapan Marko sambil melambaikan tangan nya, Marko yang melihatnya bergegas menarik tangan Haikal dan membuat Haikal ter henti lalu berbalik badan
"ayo, biar aku yang anter ya" ujar Marko, haikal merasa binggung, ia takut akan semakin di teror oleh gerombolan teman Marko, tak lama Marko memaksa Haikal untuk di bonceng nya, ia pun mengangguk kan kepala nya berharap member Attaraxas tidak melihat nya
"kerja apa sekarang?" tanya Marko memulai topik pembicaraan di tengah perjalanan nya
"pelayan cafe doang ko markkk" ujar Haikal
"ini beneran alamat nya?" Tanya Marko kembali
"iyaaa ka" ujar Haikal
"gatau kenapa kal, aku suka kalo di panggil kaka, adem rasanya"
"kakaaa"
"om Jeffry suruh nikah lagi, terus kan jadi punya ade bisa manggil Kaka kan" saran haikal
"ga akan." nada bicara Marko kini berubah
"kenapa?"
"masih inget perempuan yang ninggalin gua sama papa pas lagi terpuruk? dia ninggalin gua pas masih kecil, masih butuh dia, butuh kasih sayang nya, perempuan gila." geram Marko
"tapi kan tetap mama kamu Mark, wajar kamu ga suka, tapi ga semua orang kaya gitu" ujar Haikal
"kalo perempuan yang di nikahin papa gitu lagi? gua ga akan mau lagi kal" ujar Marko
"iyaa, maaf ya, kamu jadi inget hal ini lagi" ujar haikal yang langsung merunduk lesu mengingat mendiang sang ibu
"Bun? Haikal kangen bunda, bunda baik kan ya disana? haikal juga koo, semoga bunda tenang ya disana" batin Haikal
"kal!" sentak Marko yang membuat lamunan Haikal buyar, haikal menoleh ke arah Marko dan menatap Marko yang sudah turun dari motornya
"loh?" binggung haikal
"udah sampe tuh" ujar Marko
"ohh iyaa, makasi yaa" ujar Haikal sambil turun dari motor
"ikut gua" ujar Marko
"ha??" Haikal binggung
"gua mau makan disini, terus kamu yang pesenin, eh itu deh pokoknya, ya?" ujar Marko yang katanya tidak beraturan
"apasi Mark, habis gua kamu, aneh tau, yaudah ayo kalo gitu" ujar Haikal sambil berjalan menuju ke dalam cafe, Marko mengikuti langkah haikal sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"iya ya, habis gua ko kamu, kadang aku kamu kadang lo gua, lo napa dah Mark" batin Marko
"aku ganti baju dulu ya, kamu duduk aja deh, nanti aku samperin" ujar Haikal
"siap" tak lama kemudian tampak seorang pria berkemeja putih yang cukup kebesaran dengan apron coklat dan rambut yang berponi, ya, Haikal
"kebesaran kemaja nya" ujar Marko pelan
"mau pesen apa ka?" Tanya haikal yang berusaha menjadi profesional, Marko tertawa melihat itu, haikal tampak begitu kaku itu tampak lucu di campur dengan raut wajah nya yang nervous
"ya ampun kalll"
"ini deh, kentang goreng nya satu sama coffe latte nya satu, makasih" ujar Marko
"baik ka, pesanan nya segera datang"
"siap haikal" setelah beberapa waktu kini makanan sudah siap di mejanya, Marko memakan makanan nya sembari mengamati sekitar,
tampak haikal sedang membereskan meja dan piring kotor, tiba tiba ada seorang perempuan paruh baya mendekati haikal
"liat gelang saya ga?" ujar perempuan tersebut
"maaf bu, tidak" ujar Haikal ramah
"tau kamu! kan yang beresin kamu, jadi tau dong gelang saya dimana?!" omel perempuan tersebut yang menarik perhatian beberapa pelanggan cafe
"tidak buk, mungkin ibu lupa tempat taroh nya" ujar Haikal
"kamu maling ya?! kamu maling mas saya? dasar pencuri!" ujar wanita tersebut sambil mendorong badan Haikal
"engga Bu, saya beneran" ujar Haikal
"PENCURI! BALIKIN GELANG SAYA! ITU MAHAL!" Teriak perempuan tersebut, membuat seisi cafe hening, Marko yang tak tahan pun menghampiri haikal dan wanita tersebut
"Bu, ibu lihat temen saya nyuri emang nya? ko nuduh" ujar Marko
"dia emang pencuri! kamu juga komplotan pencuri ya?" Ujar perempuan tersebut
"Apaan dah, gua dari tadi duduk di sana, malah di bilang maling" ujar Marko
"Dasar!" Ujar perempuan tersebut dan mulai meraba kantong saku Marko
" kembali in!" Ujar perempuan tersebut, Marko yang merasa tak nyaman reflek melompat ke arah kursi
"sini kamu!" Perempuan tersebut semakin menggila
"Mark turun Mark . . ."ujar Haikal pelan sambil menarik lengan Marko, perempuan tersebut kini semakin mendekati Marko dan mencoba mencari dimana gelang nya tersebut
"AA!" Teriak Marko yang kini malah berpindah posisi ke atas meja, kejadian tersebut di lihat oleh seluruh pelanggan cafe
"ya ampun" ujar Haikal sambari memukul dahi nya lalu menutup mata nya
"Markkk turunnnn!" Ujar Haikal
"ni orang loh pegang pegang! kalo ga ngambil berati ga!" Ujar Marko yang masih setia berdiri di atas meja
"Apa apaan ini, haikal?" Ujar maneger yang menghampiri haikal dan Marko
"ini pak, dua orang ini nyuri gelang saya!" ujar perempuan tersebut
"jangan bikin omong, boong dia pak!" Ujar Marko
"Marko turunnnn" ujar Haikal
"iya iya" Marko langsung melompat dari atas meja
"bener haikal?" Tanya maneger tersebut
"engga pak, bapak boleh cek " ujar Haikal yang di iyakan oleh maneger tersebut, nihil tak di temukan apa apa di kantong Haikal
"di satu nya pak pasti!" Ujar perempuan tersebut yang tidak terima
"bohhh" Marko menyerahkan diri nya untuk di geledah, dan jawaban nya sama, tak di temukan apa pun
"coba deh ibuk cek di tas ibuk atau dimana gitu buk" ujar Haikal, perempuan tersebut merogoh tas nya dan menemukan gelang di dalam nya
"kalo saya sih maloee ya" ujar Marko
"e-eh" perempuan tersebut tampak begitu malu, lalu di soraki oleh seisi cafe, ia pun langsung pergi tanpa berminta maaf sekalipun
"Haikal, kamu hari pertama udah bikin keributan, maaf sebelumnya tapi kamu saya pecat" ujar maneger tersebut
"haaa? aku ngapain? dia kan pak yang salah" bela haikal
"tau! pak, ini bukan salah temen saya tapi orang itu" bela Marko
"sama saja, kamu saya pecat" ujar maneger
"bang Lo serius nih? lawak ya?" Tanya Marko
***
"Kan Mark" keluh haikal yang terduduk di trotoar jalan sambil meminum es
"udahlah, cari yang lain"
"baruuu sehari loh, cari kerja itu susah Mark" ujar Haikal
"Iya, maaf deh, ntar aku bantu cari" ujar Markojangan lupa di votee ya guyssss, aku harap kalian suka si hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIKAL DAN SENYUMNYA
RandomKehidupan seorang pemuda yang berjuang untuk mendapatkan sedikit kebahagian, ntah itu akan berhasil atau tidak, yang penting sudah ia coba, tak hanya masalah keluarga, masalah yang ada di dalam tubuhnya, pergaulan nya dan juga masalah percintaan nya...