"Jadi, bagaimana Reygan? Ini sudah tenggat waktu terakhir kamu memperkenalkan calon istrimu pada kami?" ucap seorang lelaki bertubuh tambun dengan kumis tipis dan kepalanya yang setengah botak, menandakan usianya yang tak lagi muda.
Andro, lelaki berkumis tipis yang merupakan Ayahanda Reygan itu duduk di ujung sebuah meja makan panjang keluarga besar Agnibrata. Memimpin acara makan malam penting hari ini.
Seorang lelaki lain di meja makan menoleh ke arah pintu masuk, seperti memberi sebuah kode pada seseorang di sana.
Lelaki berparas tampan bak pahatan dewa yunani bernama Reygan itu, kini menatap tajam satu persatu anggota keluarga besar Agnibrata di meja makan. Bibir tipisnya yang seksi memulas senyum miring, merefleksikan perasaan tidak pernah puas dan rasa kecewa yang berkepanjangan pada orang-orang yang telah mencoba menyingkirkannya sejauh ini.
"Perkenalkan, dia calon istriku, namanya Kanaya. Anak dari Mbok Subi salah satu pembantu di rumah ini," ucap Reygan dengan nada tegas, saat Alex, sang asisten pribadinya mendampingi seorang wanita muda memasuki ruangan di meja makan untuk bergabung bersama keluarga besar Agnibrata.
Kanaya Djayanti, seorang wanita berparas cantik jelita yang menjadi pilihan Reygan itu hanya bisa tertunduk dalam diam. Tak tahu harus melakukan apa karena dia hanya seorang wanita cacat, penyandang tunanetra. Kanaya tidak bisa melihat setelah mengalami kecelakaan mobil saat dirinya masih berusia lima belas tahun.
"Jadi, kamu mau menjadikan anak pembantu yang buta ini sebagai menantu di rumah ini?" ucap Andro dengan ekspresinya yang terkejut luar biasa.
"Ya, benar, Ayah," jawab Reygan cepat, tepat dan lugas. "Seperti isi surat wasiat kakek, dimana kakek hanya memintaku untuk mencari istri, lalu memiliki anak, sementara pihak keluarga harus menerima siapa pun wanita pilihanku, begitu, kan?" tambahnya memberi penjelasan.
"Ya aku tahu. Tapi, wanita cantik dan sempurna dari keluarga terhormat di luar sana banyak, kenapa harus gadis cacat ini yang kamu pilih? Apa kamu memang berniat untuk mempermalukan keluarga kita dengan menikahi wanita buta ini, REYGAN?" tekan Andro dengan wajahnya yang memerah, menandakan bahwa emosinya mulai terpancing.
Senyum miring kembali tercetak dari bibir tipis Reygan. "Malu?" balasnya sembari menaikkan kedua alis tebalnya yang hitam. "Bukankah kata malu sudah tidak berlaku di keluarga ini, Ayah? Bahkan, Ayah saja tidak pernah malu setelah berselingkuh berkali-kali?" ucap Reygan lagi sambil melirik sinis ke arah wanita berparas cantik dengan rentang usia jauh di bawah Ayahnya. Wanita yang kini duduk tepat di hadapannya.
Dialah, Diva, ibu tiri Reygan.
"Reygan, ayahmu memang menyuruhmu untuk mencari istri, tapi bukan berarti kamu bisa memilih perempuan rendahan seperti dia untuk masuk dalam lingkup keluarga terhormat kita!" sambung Diva yang jadi ikutan dibuat emosi setelah mengetahui keputusan gila Reygan. Diva tak tahan untuk tidak angkat bicara setelah kalimat terakhir yang Reygan katakan jelas menohok dirinya. Membuatnya tersindir.
Reygan berdecih sinis, "oh, jadi Anda merasa bahwa diri Anda berasal dari keluarga terhormat, Nyonya Diva?" balas Reygan tak mau kalah.
"Berbicaralah dengan sopan, dia ibumu, Reygan!" hardik Andro yang memang selalu membela Diva.
"Ibu? Dia bahkan tak pernah memperlakukan aku seperti anaknya. Jadi, bagaimana mungkin aku bisa menganggapnya sebagai seorang ibu?" seru Reygan dengan nada mencemooh. "Sejak awal Ibuku hanya Mama. Namun, nasib buruk menimpanya setelah dia mengetahui bahwa lelaki yang dia cintai sudah mengkhianatinya. Jadi, menurutku, Kanaya bahkan lebih terhormat dibanding istri kesayangan Ayah yang sudah menjadi perusak dalam rumah tangga orang lain!"
BRAK!
"JAGA MULUTMU, REYGAN!"
Gebrakan keras kedua tangan Andro yang mengepal kuat di meja makan cukup membuat semua orang terkejut, tak terkecuali Kanaya yang memang hanya bisa mendengarkan perdebatan sengit itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI BUTA PILIHAN SANG AHLI WARIS (End)
General FictionMemiliki trauma mendalam soal wanita, Reygan bahkan tak pernah berpikir untuk menikah seumur hidupnya. Hingga permintaan keluarganya yang menginginkannya untuk segera menikah, membuat Reygan akhirnya menempuh cara instan dengan membayar anak dari sa...