Memiliki trauma mendalam soal wanita, Reygan bahkan tak pernah berpikir untuk menikah seumur hidupnya.
Hingga permintaan keluarganya yang menginginkannya untuk segera menikah, membuat Reygan akhirnya menempuh cara instan dengan membayar anak dari sa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kanaya Djayanti
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*****
"Kamu benar-benar sudah gila, Rey! Tak sadarkah kamu, bahwa kamu sudah membawa Kanaya masuk ke dalam sangkar serigala?" ucap Alex saat pertemuan keluarga malam itu berakhir.
Kini, Alex dan Reygan sedang berada di apartemen pribadi milik Alex.
"Bagaimana jika Ibu tirimu, atau kedua cecunguk David dan Daniel itu berbuat jahat pada Kanaya? Tidak kah kamu berpikir ke sana?" cecar Alex lagi sembari berdiri mundar-mandir di hadapan Reygan yang justru asik dengan sebotol beer dan rokoknya.
"Kamu bilang, kamu hanya ingin memperkenalkan Kanaya sebagai kekasihmu saja, kan? Bukan calon istri! Kenapa kamu tega membohongi Kanaya? Membohongi aku? Membohongi Mbok Subi?" Alex masih terus berbicara sendiri meluapkan semua kejengkelannya akibat ulah Reygan, sang atasan yang merangkap sebagai sahabat karibnya sendiri.
"Tolong pesankan aku wanita, Lex. Aku butuh hiburan!" ucap Reygan seolah tak memiliki dosa. Bahkan lelaki itu tak sama sekali berniat untuk menjawab semua pertanyaan yang Alex ajukan.
Alex mengesah frustasi. Tak habis pikir dengan sikap Reygan yang kerap menganggap enteng semua persoalan. Bisa-bisanya dia justru berpikir untuk bersenang-senang bersama pelacur malam ini, bahkan setelah dia baru saja membuat masalah?
"Mau sampai kapan kamu akan terus hidup seperti ini?" tanya Alex dengan nada prihatin, karena dia tahu betul bagaimana perjalanan hidup seorang Reygan selama ini.
"Memangnya ada apa denganku?" tanya Reygan sok polos. Lelaki itu hendak kembali menenggak beernya, namun, hal itu digagalkan oleh Alex yang menarik kuat botol beer di tangan Reygan, lalu menaruhnya ke atas meja.
"Apa kamu serius ingin menikahi Kanaya?" tanya Alex lagi. "Berhenti minum! Karena aku ingin mendengar penjelasanmu dalam keadaan otakmu yang masih waras!"
Reygan mematikan rokoknya di asbak. Lalu menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa. Menengadah, menatap langit-langit apartemen.
"Kamu sudah taukan, bahwa aku tidak pernah berniat untuk menikahi siapa pun? Jadi, kenapa kamu masih mempertanyakan hal ini? Kalau pun aku dan Kanaya menikah, kami hanya akan menikah di atas kontrak," ucap Reygan dengan sangat entengnya. Lelaki itu kini terlihat memejamkan matanya yang terasa sakit akibat sorot cahaya lampu di atasnya.
