Flashback On...
"Sebelum hari ini, aku sudah memperingati kalian untuk lekas meninggalkan rumah ini karena aku memang tidak bisa menerima Kanaya sebagai menantu di rumah ini. Tapi nyatanya, kalian tetap bersikukuh untuk melawan kehendak ku. Jujur, aku kagum dengan hebatnya nyali kalian," ucap Andro saat dirinya tengah berhadapan dengan Subi dan Kanaya di ruang kerjanya hari ini, begitu acara jumpa pers selesai.
Alih-alih meluapkan amarahnya pada Reygan, Andro yang murka malah memanggil Subi dan Kanaya ke ruang kerja pribadinya.
"Sebelumnya maaf atas semua kelancangan kami. Tapi, kami sendiri tak bisa berbuat banyak karena orang-orang Tuan Reygan yang terus mengawasi kami, Tuan," balas Subi tanpa mengurangi segala rasa hormatnya terhadap sang majikan. Subi akui, posisinya dengan Kanaya selama satu minggu ke belakang sejak tercetusnya keinginan Reygan yang hendak menikahi Kanaya, sangat-sangatlah sulit.
Keduanya terus berada di bawah tekanan luar biasa baik dari pihak Andro, mau pun pihak Diva.
Keduanya sama-sama mencecar mereka agar lekas pergi dari kediaman Agnibrata.
Namun, semua permintaan itu tak juga terpenuhi setelah beberapa kali pihak Reygan berhasil menggagalkannya. Bahkan terakhir, Reygan sampai harus memindahkan kamar yang dihuni oleh Subi dan Kanaya ke kamar utama.
Dan sejak hari itulah, tak ada satu pun orang yang berani mengganggu Kanaya dan Subi lagi di rumah ini.
Kanaya dan Subi sudah menebak bahwa jalan mereka akan kian terjal dan berliku mulai sekarang, itulah sebabnya, Subi terus mengatakan pada Kanaya untuk tetap kuat menghadapi badai cobaan apapun kelak yang harus mereka hadapi setelah masa pernikahan sang anak dengan Reygan.
"Tidak usah naif, Subi," Diva yang juga hadir di sana akhirnya turut angkat bicara. "Kamu pikir, Reygan menikahi Kanaya karena dia sungguh-sungguh menyukai anakmu yang cacat itu? Hah?"
Subi dan Kanaya hanya bisa menunduk takut.
"Semua orang di rumah ini tau bagaimana perilaku Reygan di luar selama ini. Dia itu sangat suka bermain perempuan. Dia sulit diatur dan sangat keras kepala. Reygan itu pembuar onar dan sama sekali tidak pantas menjadi penerus di keluarga ini!" Tutur Diva lagi. "Aku yakin Reygan hanya ingin memperalatmu saja, Nay. Dia menikahimu karena dia tak ingin kehilangan kesempatannya untuk menjadi pewaris. Lagi pula, mana mungkin Reygan menyukai gadis buta sepertimu? Harusnya sejak awal kamu itu sadar diri, jangan malah merasa bangga dengan hal ini! Cih!" Sungguh, Diva benar-benar jijik pada Kanaya yang dianggapnya gila harta.
"Seperti apa yang baru saja Nyonya Diva katakan, bahwasanya kalian sudah diperalat oleh Tuan Reygan, maka dari itu, kami ingin mengajak kalian untuk bekerja sama dengan berada di pihak kami," kali ini, Clara lah yang angkat bicara. Wanita yang hanya berselisih usia dua tahun lebih tua dibanding Diva itu, tampak menyodorkan sebuah berkas ke arah Subi dan Kanaya.
"Tandatangani ini sekarang sebagai jaminan yang akan kalian dapatkan setelah satu tahun pernikahan nanti. Dan selama itu juga, Kanaya tidak boleh hamil agar jaminan ini bisa kalian miliki," ucap Clara lagi memperjelas. "Silahkah dibaca lebih dulu persyaratannya."
"Tidak perlu, Nyonya," sela Kanaya kemudian. Membuat orang-orang di dalam ruangan itu terkejut dengan ucapannya. "Apa pun itu jaminan yang akan kalian berikan pada kami nanti, saya dan Ibu saya tidak sama sekali menginginkannya."
"Apa? Berani-beraninya--"
"Diva, tahan emosimu," tegas Andro yang membuat sang istri pun seketika bungkam suara.
"Saya mencintai Tuan Reygan dengan tulus. Saya tidak akan mengkhianatinya," tambah Kanaya lagi tanpa rasa takut. "Mungkin, untuk saat ini, Tuan Reygan memang belum sepenuhnya mencintai saya. Tapi, saya akan berusaha membuatnya benar-benar mencintai saya, Tuan, Nyonya."
Menatap geram ke arah Kanaya, ingin rasanya Diva meraup wajah innocent gadis buta tidak tahu diri itu.
Sementara Andro di sana tampak tenang, meski tatapannya yang sinis dan dingin tak bisa menutupi betapa marahnya dia pada Kanaya saat itu.
"Baiklah, kalau memang benar kenyataannya kamu dan anakku saling mencintai, kupikir tidak ada yang perlu aku khawatirkan lagi di sini. Kalian boleh pergi," ucap Andro pada akhirnya.
"Apa-apaan, Mas? Kenapa kamu membiarkan mereka pergi?" Cecar Diva berapi-api. Diva yang sejak tak menahan emosinya tak tahu lagi bagaimana harus mengambil sikap atas semua kekacauan yang terjadi di hari pernikahan Reygan dan Kanaya. Diva tak habis pikir dengan kebodohan Reygan yang bisa-bisa mengumumkan serta memperkenalkan gadis buta itu ke hadapan publik dalam jumpa pers hari ini.
Entah bagaimana nasib Diva kelak, dia bahkan tak mau keluar rumah saking malunya menghadapi ibu-ibu arisan, dan masih banyak relasi-relasinya yang lain di luar sana.
Pasti semua orang akan mencemoohnya karena memiliki menantu cacat yang hanya anak seorang pembantu itu.
"Clara, pokoknya, aku tidak mau tau! Sudah menjadi tugasmu untuk mengatasi semua kekacauan yang terjadi di rumah ini, kan? Cepat urus gadis buta itu--"
"DIAM!" dan bentakan Andro dibarengi sebuah gebrakan keras di meja membuat Diva jadi terperanjat kaget hingga dia pun kembali menelan bulat-bulat kemarahannya.
"Biarkan aku menyelesaikan masalah ini dengan Clara, Diva. Kamu keluar sekarang--"
"Tapi, Mas--"
"KELUAR KATAKU!"
Dengan wajah marah, Diva pun akhirnya keluar dari ruang kerja sang suami. Sebab, Diva memang tak pernah berani melawan Andro sejauh ini.
Tinggalah Andro dan Clara di dalam ruangan itu.
"Bagaimana Clara, aku benar-benar sudah buntu sekarang?" ucap Andro frustasi.
"Saya pikir, jika Kanaya tidak mau terang-terangan ber-KB. Itu artinya, kita yang harus melakukannya secara diam-diam, Tuan. Seperti apa yang Nyonya Diva sarankan sebelumnya," ucap Clara mengemukakan rencana terakhirnya.
Kepala Andro mengangguk paham.
"Baiklah, lakukan apa pun itu, sampai aku menemukan jalan keluar untuk mengatasi Reygan," ungkap Andro kemudian.
Pada akhirnya, setelah rencana pertama gagal, Clara pun terpaksa menggunakan cara kedua untuk membuat Kanaya tidak hamil setidaknya, sampai satu tahun ke depan.
*****
Flashback Off ...
Saat itu, Kanaya baru saja selesai menceritakan apa yang baru saja dia alami di ruangan kerja pribadi Andro bersama sang Ibu.
Sementara Reygan yang terduduk di sisinya saat itu jadi tersenyum-senyum sendiri mendengar betapa hebatnya seorang Kanaya. Nyatanya, Reygan memang tidak salah memilih wanita.
"Aku jadi penasaran, kenapa kamu begitu berani melawan Ayahku?" Tanya Reygan kemudian.
"Karena saya bukan seorang pengkhianat," jawab Kanaya pasti. "Sejak awal, dengan Tuan Reygan lah saya membuat kesepakatan. Jadi, selama satu tahun ke depan, apa pun itu perintah Tuan, saya akan mematuhinya," tambah Kanaya yang membuat hati Reygan semakin tersentuh.
Meraih jemari Kanaya dan menggenggamnya erat, Reygan pun berkata, "terima kasih karena sudah bertahan berada di pihakku sejauh ini. Aku berjanji, akan menjagamu, Nay. Aku akan menjagamu layaknya aku menjaga Almarhumah Ibuku," ucap Reygan kemudian.
Jika sebelumnya, Reygan yang tersentuh atas ucapan Kanaya, kali ini, Kanaya lah yang dibuat tersentuh oleh ucapan Reygan padanya.
*****
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN KALAU SUKA ❤️🙏🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI BUTA PILIHAN SANG AHLI WARIS (End)
Fiction généraleMemiliki trauma mendalam soal wanita, Reygan bahkan tak pernah berpikir untuk menikah seumur hidupnya. Hingga permintaan keluarganya yang menginginkannya untuk segera menikah, membuat Reygan akhirnya menempuh cara instan dengan membayar anak dari sa...