1. Renjun's baby

10.1K 554 33
                                    

Cuman fiksi ya, Happy Reading!!

***

Huang Renjun hari ini bangun lebih pagi dari pada biasanya, ada hal spesial yang harus dilakukan hari ini. Sesuatu yang sangat spesial. Senyumnya tidak pernah luntur, mulutnya juga tidak henti bersenandung senang.

Matanya yang penuh kilau itu kembali memeriksa dengan seksama hal hal penting agar tidak terlewat.

"Renjun? Semangat sekali? Berkunjung ke Panti lagi?" Sebuah suara khas bangun tidur menyapanya.

Renjun menoleh, ternyata itu Sepupunya. Kemudian mengangguk, "Iya!!" Jawab Renjun semangat.

Sepupu Renjun, Dong Sicheng, tapi sering dipanggil Winwin. Pelafalan untuk Sicheng terlalu sulit untuk orang Korea sehingga ia lebih dikenal dengan nama Winwin untuk panggilannya.

Winwin mengulum senyum, "Kalau begitu biar aku siapkan sarapan dulu sebentar.."
"Taro, belum bangun ya?" Tanya Renjun kemudian, duduk disalah satu kursi meja makan.

Winwin mengangguk, "Sepertinya hari ini, dia harus dibangunkan lebih awal. Ini hari pertamanya sekolah SD. Ingat kemarin dia merengut tidak mau sekolah? Seharian.." Winwin menghela nafas gusar.

"Ahh.. Iya.." Renjun ingat Shotaro meminta perlindungannya agar Mama dan Papanya itu tidak memaksanya masuk sekolah. Pipinya yang chubby dan matanya yang bulat itu terlihat lucu sekali memohon padanya dengan mata berkaca-kaca karena tidak mau sekolah.

"Ini, Jangan terburu-buru saat memakannya, aku harus membangunkan Shotaro sekarang.." Winwin menghidangkan sarapan Renjun kemudian berbalik pergi menuju kamar si bayi gembul.

10 menit setelah Renjun menyelesaikan acara sarapan dan mencuci peralatan makannya, Renjun bisa melihat keponakannya yang sedang digendongan sang Ayah dengan wajah merah dan sisa sisa air mata di pipinya. Renjun terkekeh.

"Eii, Taro menangis?" Goda Renjun.

Shotaro tidak menjawab, memilih menyembunyikan wajahnya pada dada Ayahnya. Ayahnya, Yuta, tertawa. "Taro itu Paman cantik sedang bertanya.. Kenapa tidak jawab?"

"Taro malu pada Paman cantik karena menangis.." kata Taro pelan.

Renjun dan Yuta tergelak saat mendengar jawaban Taro.

"Aigooo.. memangnya kenapa Taro menangis?" Tanya Renjun kemudian.

"Karena Taro tidak mau sekolah.." Kepala Shotaro kembali tertunduk lesu. Mungkin si bayi itu kembali ingat dia harus masuk sekolah hari ini.

"Taro sudah 6 tahun, itu artinya Shotaro harus masuk sekolah bukan?"

Shotaro mencebik. Shotaro tidak mau sekolah. Tapi..

"Iya, Papa sudah janji mau belikan Taro sepeda baru jika berangkat sekolah.."

Renjun mengulum senyumnya. "Anak pintar.."

Shotaro menatap Pamannya itu dengan mata bingung, Pamannya yang cantik itu sudah rapih dan sepertinya akan bersiap pergi.

"Paman mau kemana? Paman mau pergi?"
"Oh? Benar? Kau sepertinya akan pergi? Mau kemana?" Yuta tersadar pakaian Renjun sudah rapih dan siap untuk berpergian.

Renjun tersenyum tipis. "Aku akan berkunjung.. Taro jangan lupa sekolah yang baik, Sekolah menyenangkan kok.. Nanti akan ada banyak teman.." Renjun mengelus kepala Shotaro dan mencubit pipi gembul Shotaro gemas.

"Paman tidak akan mengantar Taro ke sekolah bersama Papa dan Mama?" Tanya Shotaro dengan sendu.

"Paman akan mengantar Taro besok, Hari ini Paman harus pergi dulu, Semangat sekolah bayi.." Renjun menyempatkan mencium kedua pipi gendut Shotaro kemudian meraih Tote bag nya yang berisi makanan dan beberapa hadiah.

Piece Of Happiness | Noren-SungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang