23. Nightmare

2.8K 342 15
                                    

Inget cuman fiksi, Happy Reading!!

*

Jeno terbangun ditengah malam. Ingatan masa lalunya kembali datang, membuat matanya terasa segar. Kepalanya dia bawa untuk menoleh kesampingnya untuk melihat kasihnya tampak pulas menyelami mimpinya. Jeno bawa tangannya untuk mengusap kepala Renjun, membiarkan tangannya mengambil alih dan memainkan rambut halus milik Renjun.

Bibirnya menyunggingkan senyum tipis.

Jeno mengatur nafasnya perlahan kemudia bangkit dari tidurnya, menyeduh segelas kopi dan mungkin dia akan menyibukan diri dengan berkas kantor atau buku bacaan yang belum dia baca agar kembali mengantuk.

"Papa tidak tidur?" satu suara serak yang terdengar lucu sekali menyapa telinganya.

Jeno menoleh ke arah bawah, mendapati putra kecilnya menatapnya dengan mata terpejam dan satu tangan menyeret telinga boneka kelinci.

"Papa terbangun karena haus, Jie juga bangun karena haus?" Jeno bertanya.

Jisung menggeleng. "Jie mimpi dimakan Moomin Mama, makanya Jie mau buang boneka Mama kemudian kembali tidur.." Jelas Jisung sambil menguap.

Jeno terkekeh. "Oh, Jadi Jisung mendapat mimpi buruk?" tanya Jeno lagi.

Jisung mengangguk, dirinya tidak berselera untuk ngobrol.

"Kalau begitu biar Papa temani Jie saja tidurnya, Jangan buang boneka Mama, Mama marah itu seram.." Jeno pura pura bergidik ngeri.

"Ok, Gendong.." Jisung mengangkat tangannya.

Jeno segera membawa Jisung untuk digendongnya, membiarkan si kepala Jisung bertumpu pada bahunya.

"Papa, Jie mengantuk super, tapi Jie takut dimakan lagi.." racau Jisung.

"Tidak apa apa, Papa, kan ada di sini. Jadi, Jie tidak akan ada yang bisa makan. Papa itu kuat sekali" Jeno menepuk nepuk punggug Jisung sambil berjalan ke arah kamar anaknya.

"Tapi, Papa tadi tidak ada. Papa bohong pada Jie, Jie sudah menunggu Papa.." Jisung mengungkapkan kekecewaannya.

"Maaf, Papa tadi punya banyak pekerjaan. Lain kali, Papa akanmenelpon kalau Papa tidak bisa pulang cepat.."

Jisung hanya mendengung sebagai jawaban. "Mama gantikan Papa bacakan dongeng.." lapor Jisung lagi.

"Oh, ya?" itu berita yang meakjubkan. Renjun selalu bergidik ngeri melihat buku buku yang bertumpuk atau buku tebal, si cantik itu berusaha untuk menghindarinya sebisa mungkin. Tapi, dia membacakan buku ensiklopedia untuk Jisung?

"Bagaimana cara Mama membacakannya? Jie suka Mama bacakan buku untuk Jie?" Jeno bertanya.

Jisung mengerang, merasa menyesal karena melaporkan sang Mama membacakan buku, menggantikan sang Papa. Jisung ini mengantuk, tapi kenapa Papa bertanya terus? Jisung mengeluh dalam hati.

"Papa, Jie ngantuk.." protes Jisung.

Jeno menyeringai. Sejujurnya, Jeno beneran penasaran. Ya, Baiklah, Jeno akan menghentikan rasa penasarannya untuk malam ini dan akan menanyakannya besok.

Jeno bisa merasakan nafas teratur Jisung. Si Bayi cerewet ini sudah tidur, Jeno segera membaringkan Jisung dengan hati hati.

Selesai menyelimuti Jisung, Jeno menatap Jisung lamat lamat. Sudahlah, dibandingkan dirinya.. Ada banyak yang jauh menyedihkan. Jadi, Ayo berhenti bermuram dan berperasaan buruk. Jeno bukan lagi anak anak atau Remaja. Dia adalah seorang pria dewasa dengan 2 orang lain yang menjadi tanggung jawabnya.

Jeno kembali melangkahkan diri ke dapur. Kopi miliknya sekarang tidak lagi panas, Jeno menghela nafas, tidak apa apa, Jeno masih bisa menikmatinya.

Jeno meregangkan tubuhnya. Sekarang, mari kita menyibukkan diri di malam gelap ini.

Piece Of Happiness | Noren-SungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang