2. Meet a Beautiful Person

4.7K 543 55
                                    

Inget cuman fiksi, Happy Reading!

*

Hari ini, hari libur Lee Jeno dan dia ada punya agenda untuk pergi ke sebuah panti asuhan yang ada di daerahnya. Kebetulan beberapa bulan kemarin dia ikut acara voluntering dah ternyata itu menyenangkan. Seperti sebuah angin segar setelah suntuk dengan aktivitas monotonnya dari kantor kemudian apartemen, kembali ke kantor pulang ke apartemen. Layaknya budak koperat lainnya. Apalagi Lee Jeno tinggal sendiri membuatnya kadang kesepian. Haruskah Jeno mulai ikut acara kencan buta? Mungkin jika cocok mereka bisa menikah.

Jeno sendiri sudah cukup mapan, punya apartemen, mobil, gaji yang lumayan untuk posisinya yang tinggi di perusahaan pamannya. Jadi bukankah kencan buta adalah jawaban untuk obat kesepiannya?

Jeno memakan sarapannya dengan perlahan, satu tangan menyuapkan makanan, satu lagi dia ajak sibuk menscrolling berkas yang kemarin dia tidak sempat tinjau ulang. Mulutnya berdecak pelan, "Pendapatan kali ini memang bagus, tapi tidak ada peningkatan justru promosi kali ini tidak ada tanggapan bagus dari masyarakat.." gumamnya pelan.

Ia meletakkan rotinya lalu kemudian memfokuskan diri pada berkas berkas digitalnya. Apa yang salah ya? Tapi, Melihat tidak ada komentar buruk dan penjualan meningkat.. bukannya tidak ada masalah?

"Tidak, Kita harus mencari cara untuk promosi lain agar tetap bagus di mata pengguna.."

Jeno meletakkan kembali Ipad-nya. Sepi sekali hidupnya.. Jeno melirik jam tangan yang melingkar di tangannya. Dia akan berangkat sekarang, mengecek tujuan volunteeringnya kali ini. 'Panti Asuhan Harapan'

Ok, Ayo kita berangkat.

*

Suasana panti sudah ramai saat Jeno tiba. Teman teman voluteernya sudah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

"Wah, Pak CEO kita datang.." satu suara menyapanya.

Jeno tersenyum. "CEO apanya? Aku hanya karyawan kantoran biasa.." elak Jeno.

"Si Tuan Lee ini sangat merendah sekali ya.. padahal dia CEO dari perusahaan Jung.." ejek perempuan dengan rambut pirang itu.

"Hentikan, Sia.. Dimana aku harus membantu?" Tanya Jeno.

Sia menggeleng, "Semua pekerjaan sudah selesai kok.. Mungkin kau bisa main dengan anak panti jika mau.. Aku mau bertemu dengan Pak Ketua setelah itu kita bisa pulang.." jelas Sia.

"Oh, Aku datang terlambat?"

"Tidak.. Hari ini hanya pertemuan biasa dengan Nyonya Pemilik Panti untuk membuat list apa saja yang panti ini butuhkan. Minggu depan setelah kita rapat baru kita koordinasikan apa saja yang bisa kita berikan.." lanjut Sia memberi penjelasan. Jeno menggangguk mengerti.

"Ini punya Jiee!!" Seruan kecil membuat Jeno menoleh ke sumber suara.

Sia menarik nafas. "Mungkin kau bisa menenangkan mereka? Itu akan sangat membantu Nyonya Kim.." tunjuk Sia pada 2 bocah kecil yang sepertinya sedang bertengkar.

"Nyonya Kim? Pemilik panti?" Pertanyaan Jeno hanya dibalas anggukan sebelum akhirnya dirinya ditinggalkan oleh Sia.

Jeno akhirnya menghampiri seorang anak laki laki dengan surai coklat gelap dan seorang anak perempuan dengan rambut panjang hitamnya itu yang sepertinya sedang beradu argumen.

"Hei, ada apa?" Tanya Jeno.

Si bocah laki laki itu merengut, "Chaehyun mau mengambil snacknya Jie.." adu bocah yang memanggil dirinya Jie.

"Bukan ambil, berbagi!" Koreksi si bocah perempuan itu kesal.

"Oh, Jie tidak mau berbagi makanannya? Kenapa? Berbagi itu baik.." bujuk Jeno.

Piece Of Happiness | Noren-SungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang