11. A Trustworthy Person

3K 406 73
                                    

Inget cuman fiksi, Happy Reading!!

*

Renjun tidak tahu jika akhirnya mereka akan duduk berenam seperti ini bersama Jeno dan Ibunya. Sebenarnya, bukan bermaksud menghindari, Renjun hanya merasa tidak enak pada Jeno karena menolak hal yang harusnya menjadi langkah baru bagi hidup mereka.

"Aku tidak menyangka ternyata kakak dari orang yang sering dibicarakan Jeno adalah Aktor Winwin, Kapan kira kira kau akan kembali bermain drama lagi? Aku sungguh tidak sabar menunggu.." seru Jaejoong antusias.

"Aku bahkan tidak tahu sudah berulang kali memutar dramamu yang terakhir itu.." lanjut Jaejoong.

"Astaga, aku sangat berterimakasih sekali, tapi untuk kembali ke dunia hiburan itu aku masih harus menunggu agar setidaknya anak anakku itu agak sedikit lebih besar agar mereka aku tidak khawatir saat aku tinggal mereka untuk shooting.." ujar Winwin sambil menyuapi Jisung dengan Appetizer yang baru saja selesai dihidangkan didepan mereka.

"Taro hyung mau disuapi juga?" tanya Winwin pada si kakak. Shotaro menggeleng "Taro bisa makan sendiri, Taro itu Kakak!" balas si Shotaro itu serius dengan sendoknya.

"Wah hebatnya Taro hyung mau makan sendiri" puji Jaejoong. Shotaro tersenyum bangga. Taro memang hebat..

"Kalian sering kemari?" tanya Jaejoong.

"Iya, ini Restoran yang memiliki makanan yang enak ditambah punya tempat yang private dan punya tempat area bermain anak. Ini tempat yang cocok untukku yang sekarang sudah punya buntut" Winwin tertawa.

"Mama punya ekor?" Jisung mengangkat kepalanya, menatap calon Mama barunya bingung.

Orang orang disana tergelak kecuali Shotaro yang masih fokus makan dengan benar agar tidak berantakan.

"Bukan seperti itu, Jisung sayang.. Maksudnya, karena Mama tidak sendiri lagi dan punya dua bintang yang menggemaskan ini" Winwin mencubit pipi Jisung. Jisung masih tidak mengerti tapi ya sudahlah, dia sedang tidak mau berpikir..

Pelayan kembali datang mengganti piring piring kosong Appetizer dengan Makanan utama mereka. Steak.

Winwin fokus memotong motong menjadi irisan yang lebih kecil agar Jisung bisa makan lebih mudah, sementara milik Shotaro, dia dibantu oleh Renjun.

"Rasanya luar biasa.." puji Jaejoong.

"Bagaimana, Nono? Rasanya enak ya?" tanya Jaejoong pada putranya.

Jeno meringis, ingin protes pada Mommy-nya karena memanggilnya 'nono' di sesuatu yang Jeno rasa bukan tempatnnya, tapi urung dia hanya mengangguk seadanya saja.

"Gege tidak makan?" tanya Renjun saat melihat Winwin yang fokus menyuapi Jisung. "Aku akan makan nanti setelah Jisung selesai, Kau cepat habiskan makananmu" titah Winwin tidak mengalihkan pandangannya sama sekali pada Jisung.

"Renjun ya? Sepertinya kita pernah bertemu ya? Wajahmu tidak asing.." Jaejoong terlihat mencoba mengingat ingat.

"Oh, Mungkin saat acara Fashion di kampus dulu?" Renjun menjawab ragu, sebenarnya dia juga tidak ingat terlalu jelas. Hanya saja yang Renjun ingat jelas –meski tidak tahu namanya- Orang dihadapannya inilah yang memuji desain baju ciptaannya.

"Astaga iya!! Kau si perancang muda berbakat itu, stan studio milikmu juga penuh dengan lukisan cantik itu. Oh, bagaimana mungkin aku bisa lupa? Jadi kau ternyata Renjun Renjun yang dering dibicarakan Nono adalah kau. Astaga, ini adalah kebetulan yang luar biasa. Bagaimana kau sekarang hm?"

Renjun tersenyum. "yah, aku sekarang tidak melakukan apapun, hanya menemani kakakku di rumah.." jelas Renjun.

"Kalau kau mau kau mungkin bisa bekerja di butik Mommy, kau sedang mencari pekerjaan bukan? Mommy mungkin bisa membantu meski tidak di butik miliknya, yakan Mom?" tanya Jeno akhirnya membuka suara.

Piece Of Happiness | Noren-SungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang