7. Defending Effort

3.1K 438 46
                                    

Inget cuman fiksi, Happy Reading!

*

Wajah Renjun tertekuk, kepala kecilnya sedang berpikir. Dengan kemungkinan kemungkinan tempat yang bisa dijadikan tempat panti asuhan baru.

"Kau mau menemui Yuta hyung?" tanya Winwin yang entah sejak kapan berdiri dibelakang Renjun.

"Eh?" Renjun tersentak, buru buru berbalik. "Winwin gege, aku terkejut..." Renjun mengelus dadanya.

Winwin terdiam, tersenyum. Renjun pasti sedang ada masalah. "Kau butuh sesuatu? Mau bercerita?" tawar Winwin.

"euhm.. iya?" jawab Renjun tidak yakin.

Winwin terkekeh, "kenapa terdengar tidak meyakinkan begitu. Ayo masuk.. aku dan Yuta hyung akan mendengarkan dan pasti membantu" Winwin menarik tubuh Renjun masuk ke ruang kerja Yuta.

"eh, eh tunggu-"

Yuta mengangkat kepalanya. "ada apa? Kenapa dua cantik ini kemari?" tanya Yuta sambil menyunggingkan senyumnya.

"sepertinya Renjun butuh bantuan tapi seperti biasaa, dia itu diam diam saja" keluh Winwin. Renjun tersenyum canggung.

"Oh, memangnya bantuan soal apa?" tanya Yuta.

Renjun muali menceritakan apa yang terjadi pada panti siang tadi. Yuta dan Winwin mengangguk angguk, mendengarkan dengan seksama.

"Jadi begitu ya? Tadi apa? Kita hanya punya waktu satu minggu untuk pindah.." Yuta mengangguk angguk.

"Astaga, bagaiman bisa ada orang yang menipu pada sebuah panti asuhan? Apa dia tidak punya hati?" kata Winwin kesal. Renjun setuju. Orang biadab sekali, beraninya dia menipu seseorang yang mengorbankan hidupnya untuk sesuatu yang mulia. Renjun harap si Penipu itu mendapat balasan yang berat.

"Tapi untuk waktu seminggu dan tempat yang ada di kota ini agaknya itu mustahil.." ujar Yuta kemudian.

"Kenapa mustahil?" tanya Renjun.

Yuta menghela nafas. "Kota kita ini sudah padat penduduk, semua rata rata sudah menjadi sebuah gedung. Jadi tidak memungkinkan sama sekali.. dan jika dalam waktu seminggu, hyung tidak bisa banyak membantu.. paling minimal, Hyung butuh waktu sebulan untuk itu.." jelas Yuta.

Renjun menunduk, dirinya kecewa. Sepertinya memang sulit sekali ya?

Winwin menatap Renjun sedih, lalu menatap Yuta. "Hyung tidak punya kenalan untuk bisa membantu? Harusnya ada satu dari semua kenalanmu bisa membantu kita.."

Yuta tampak berpikir. "entahlah, tadi itu, kenalanmu dari organisasi amal, tanyakan padanya.. apakah dia sudah dapat atau belum? Jika belum, kita bisa menyuruh mereka membuat proposal dan kita ajukan pada Yayasan KJ"

"Yayasan KJ?" beo Renjun.

"Itu satu satunya yayasan yang bisa menjadi harapan kita, Yayasan milik Kim Jaejoong, istri dari Jung Yunho.." Yuta kembali menjelaskan.

Renjun mengangguk. Untungnya dia sudah bertukar nomor telepon dengan Jeno. Dia segera menghubungi Jeno. Terdengar beberapa kali nada panggilan hingga akhirnya panggilan Renjun diangkat.

Renjun segera meloudspeaker.

"Halo, Jeno?" panggil Renjun ragu.

'Renjun? Iya ini aku, ada apa?' suara Jeno terdengar.

"Ini soal tempat panti, apa kau sudah menemukannya?" tanya Renjun.

'Euhm, sebenarnya sudah tapi sepertinya kau tidak akan menyukai tempatnya' jawaban Jeno membuat Renjun paham bahwa itu tempat panti yang akan Jeno sebutkan tidak ada berada di kota mereka.

Piece Of Happiness | Noren-SungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang