Sweet ❥ Bakugo Katsuki

772 100 1
                                    

Bakugo Katsuki x Reader

My Hero Academia ©Kohei Horikoshi

-ˋˏ✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

(Fullname), gadis itu baru masuk di pertengahan semester, tetapi ia sudah menarik atensi seluruh murid kelas 1-A. Sebab, (Name) mempunyai quirk yang mirip dengan wali kelas mereka, Aizawa. Yang membedakan adalah, gadis itu hanya tinggal menyentuh seseorang, maka saat itu juga quirk orang itu akan hilang. Lalu, tiga hari kemudian, quirk milik orang itu akan kembali lagi.

Yang paling menonjol dari quirk (Name) adalah, quirk-nys seakan tidak memiliki celah ataupun kelemahan. Sebagian besar berpikir selama tiga hari itu, maka (Name) akan kelelahan, tetapi nyatanya (Name) tidak kelelahan sama sekali. Sekadar batuk atau bersin saja tidak.

Jelas saja setelah melihat sendiri betapa hebatnya quirk (Name), para murid kelas 1-A langsung memujinya terus-menerus. (Name) langsung menjadi pusat perhatian orang-orang.

Semua, kecuali satu; Bakugo Katsuki. Dalam hati, lelaki itu dongkol setengah mati karena atensi orang-orang hanya tertuju pada (Name). Maklum, anak ini sejak kecil sudah dapat banyak perhatian, akhirnya sampai besar jadi haus sanjungan dan pujian.

Kalau mau dramatis, saat ini Bakugo macam kucing jantan yang merasa bahaya karena ada kucing lain yang memasuki teritorialnya.

Dan, bukan Bakugo namanya kalau menyelesaikan sesuatu dengan cara baik-baik.

"Ayo bertarung," tantangnya singkat dengan wajah mengajak ribut.

(Name) yang hendak keluar kelas langsung menghentikan langkah. "He?"

Hari ini (Name) mendapat giliran piket kelas, dan gadis itu tahu kalau Bakugo menunggunya di depan kelas sejak tadi, tetapi gadis itu tidak menyangka kalau inilah alasan lelaki itu rela menunggunya.

Kirain kenapa, ternyata mau ngajak ribut. (Name) mengembuskan napas.

Sejujurnya, (Name) malas kalau harus bertarung dengan Bakugo, ia ingin cepat-cepat istirahat dan membaca novel di kamarnya. Namun, sebuah ide cemerlang terlintas di kepala (Name).

"Tapi, agar lebih seru, aku akan mengajukan syarat!" ungkap (Name), "Kalau aku menang, quirk-mu akan kuambil!" (Name) memasang seringai lebar, memasang wajah angkuh.

"Terserah saja. Toh aku yang akan menang." Bakugo balas menyeringai lebar.

"Jadi, kita akan bertarung di mana?"

"Masih tanya?" Tahu-tahu Bakugo sudah melompat maju. Tangannya terulur ke arah wajah (Name), siap membakar wajah gadis itu dengan quirk-nya.

Namun, (Name) menatap Bakugo merendahkan. Dengan gesit gadis itu merubah posisinya menjadi jongkok, dan meraih pergelangan kaki Bakugo.

Detik itu juga, percikan quirk di tangan Bakugo menghilang.

Di saat Bakugo tengah shock sampai tidak bisa bergerak, (Name) kembali berdiri dengan wajah santai. "Aku menang!"

Setelah itu, (Name) pergi meninggalkan Bakugo yang masih shock sendirian di depan kelas 1-A.

"HOI SIALAN! KEMBALIKAN QUIRK-KU!!"

❣❣❣

"Buka pintunya, sialan!"

Saat akhirnya pintu kamar (Name) terbuka, Bakugo sudah siap untuk menyembur gadis itu dengan omelan untuk menumpahkan kejengkelannya, tetapi batal saat melihat wajah (Name) yang pucat dan terlihat lelah.

"Kenapa wajahmu begitu?" Bakugo refleks bertanya. Selama ini, (Name) adalah sosok yang energik, melihat gadis itu dalam kondisi seperti ini membuatnya terkejut.

"Karena kaulah," ketus (Name) sambil menggaruk kepalanya, "Emosimu negatif semua, Bakugo."

Kalau saja kondisinya lain, Bakugo akan langsung meledak-ledak saat (Name) mengatakan itu. Lagi pula, lelaki itu tidak paham, apa sih yang gadis ini bicarakan?

(Name) mengembuskan napas kasar. "Ini kelemahanku. Aku akan merasakan gejolak emosi yang sama dengan orang yang kuambil quirk-nya selama tiga hari," jelas (Name). "Kuharap otak udangmu yang pikirannya hanya soal ambisi gilamu bisa memahami maksudku," tambah (Name) tajam.

Sekali lagi, kalau saja kondisinya berbeda, rasanya Bakugo ingin meninju wajah menjengkelkan (Name). Sayangnya wajah gadis itu saja sudah miris saat ini, apalagi kalau ditambah tinju Bakugo, bisa tambah parah.

Bakugo mendengkus. Menatap (Name) tajam. "Dasar bodoh, kalau memang begitu, harusnya kau menceritakan ini pada yang lain. Kita semua temanmu, 'kan? Masa kau menyimpan hal seperti ini sendirian?"

Kedua alis (Name) terangkat, dan mulutnya sedikit terbuka. Otaknya menuduh kalau telinganya tengah berbohong. "Tunggu ... kau siapa, sih? Benaran Bakugo, 'kan?" (Name) mengucek kedua matanya, lalu kembali menatap Bakugo. Dan, ya ... Bakugo masih ada di sana, berdiri di depannya. "Wah, aku rasa kepalamu habis terantuk sesuatu. Makanya kau bisa mengatakan hal manis."

"Dasar sialan," umpat Bakugo. Lelaki itu berbalik, lalu segera kembali ke kamarnya sambil menggerutu.

(Name) menggeleng-gelengkan kepala. "Padahal kalau dia lebih ramah, mungkin aku bakal suka."

"AKU BISA DENGAR ITU, SIALAN!" bentak Bakugo, telinganya memerah.

(Name) terkikik geli. "Wah, ada landak ngamuk. Seramnya ...."

- fin -


Memang romance-nya tida sekeliatan kemaren², yh. Soalnya Bakugo sama sekali gak bisa bersikap manis, dan nem di sini tipe yang tomboi-ceria gitu.

Pairing di cerita kali ini emang tipe yang susah maju, sih wkwkwk.

Hope you like it! Please vote and comment!

𝗦𝗨𝗣𝗣𝗢𝗥𝗧 𝗦𝗬𝗦𝗧𝗘𝗠 [REQUEST CLOSED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang