Observer ❥ Sakusa Kiyoomi

407 59 5
                                    

Sakusa Kiyoomi x Reader

Haikyuu-!! ©Haruichi Furudate

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Siapa yang bertugas piket kemarin?" Suara berat yang bagai panggilan malaikat maut menjadi ucapan selamat pagi dari ketua kelas mereka, Sakusa Kiyoomi.

"(Surname) yang bertugas kemarin!" Salah seorang murid segera menjawab.

Tatapan maut ia layangkan pada di penjawab. "Yang  itu aku sudah tahu."

"Yang kutanyakan itu ... siapa teman piketnya sampai dia hanya membersihkan kelas sendirian?" Dengan cermat ia perhatikan satu per satu ekspresi teman-teman sekelas, yang mencurigakan maka itulah orangnya.

Dara yang tadi namanya disebut-sebut kini mengambil alih atensi. "T-tunggu Sakusa-san, kemarin itu teman-teman piketku memang ada urusan, jadi--"

"Diam, aku tidak butuh penjelasanmu, (Surnane)-san," potong Sakusa tajam, "urusan sepenting apa pun, kebersihan kelas tetap harus diperhatikan. Ini 'kan agar demi kenyamanan saat belajar juga."

"Kalau hanya satu orang yang membersihkan, hasilnya tidak akan maksimal! Kelas kita lumayan besar, tahu."

"Oke, oke. Sebelumnya, aku mau tanya." Setelah ditekan oleh tatap penuh harap teman-temannya, wakil ketua kelas angkat bicara. "Memangnya apa yang membuatmu marah? Bagian mana yang kurang bersih?"

Sakusa menunjuk jendela kelas dengan jempol. "(Surname)-san lupa membersihkan jendelanya kemarin. Ada sisa kotoran burung di sana."

Wakil ketua kelas memandangi jendela yang Sakusa tunjuk, dengan alis mengkerut dan bibir meringis. "Ya-- bukankah kotoran burungnya berada di bagian luar, Sakusa-kun?"

"Tetap saja mengganggu pemandangan."

Dan begitulah, bagaimana dara bernamakan (Fullname) bisa menyadari eksistensi Sakusa dengan lebih baik. Awalnya, (Name) tidak ada beda dengan yang lain, memandang Sakusa sebagai ketua kelas penggila kebersihan, yang kerjanya mengomel jika ada setitik saja noda yang mengganggu pandangnya.

"Sakusa-kun, benar gak mau dibantu?" tanya wakil ketua kelas.

Hari ini Sakusa-lah yang mendapat giliran piket, tetapi pemuda itu malah mengusir teman-teman sekelompoknya dan memilih mengerjakan semuanya sendiri.

"Kau bakal lelah sendiri kalau ikut membersihkan kelas denganku. Pulang saja sana," usir Sakusa sambil mengepel.

Wakil ketua kelas terkekeh. "Terserahmu, deh. Sampai bertemu besok!"

Seperginya wakil ketua kelas, (Name) yang sedari tadi memperhatikan dari luar kelas, kini kembali masuk, berdiri di ambang pintu.

"Barangmu gak ada yang ketinggalan, kenapa kembali lagi?" tanya Sakusa, tiba-tiba saja mengalihkan perhatian dari lantai yang dipelnya, menoleh ke arah (Name).

"A-ah ... makasih buat yang tadi, Sakusa-san. Selama ini aku mau menegur mereka, tapi gak berani." (Name) meringis, menggaruk belakang kepalanya.

Sakusa mengangkat satu alisnya, kemudian kembali mengepel. "Bukan masalah."

Sudah tidak ada yang ingin sang dara katakan, tetapi kakinya terasa berat ingin melangkah pergi. Setidaknya ia ingin menemani pemuda gila kebersihan itu sampai selesai.

"Bukankah bus yang biasanya kau naiki bakal tiba sebentar lagi? Lebih baik kau pergi sekarang," ucap Sakusa tiba-tiba, melirik jam dinding sekilas.

Kedua netra (Name) melebar. "Kau tahu darimana?"

Sakusa kembali menoleh padanya, tersenyum. "Aku bisa cukup pemerhati untuk hal-hal yang kusuka."

- fin -


Hope you enjoy!

𝗦𝗨𝗣𝗣𝗢𝗥𝗧 𝗦𝗬𝗦𝗧𝗘𝗠 [REQUEST CLOSED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang