Regret ❥ Ray

750 71 1
                                    

Ray x Reader

Normal World!AU

The Promised Neverland ©Kaiu Shirai/Posuka Demizu

Warning: Suicide, self-harm, blood, etc

-ˋˏ✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

Darah adalah hal terakhir yang kamu lihat sebelum semuanya gelap gulita. Saat itu kamu berpikir kalau kamu pasti sudah mati, tetapi nyatanya, kamu dapat bangun lagi.

Dengan kedua pergelangan tangan yang diperban, memakai baju khas pasien rumah sakit. Ruangan putih yang kamu tempati saat ini, adalah hal pertama yang kamu lihat saat bangun. Juga ruangan yang paling kamu benci sepanjang hidupmu.

Saat kamu menolehkan kepala, eksistensi dengan rambut berwarna hitam pekat, dan iris hijau kelam tertangkap oleh matamu. Yang paling menarik atensimu adalah iris hijau kelamnya yang kosong, persis seperti milikmu. Lalu matamu beralih pada pergelangan tangannya yang juga diperban.

Entah karena apa, tetapi kau terdorong untuk terkekeh pelan melihat perban di pergelangan tangannya.

Jadi ada orang sepertiku di dunia ini, batinmu.

Kekehan pelanmu berhasil mengambil atensinya. Lelaki itu menatapmu, iris hijau kelamnya tepat menatap iris (eye colour)mu yang sama kosongnya. Mata lelaki itu akhirnya juga jatuh pada kedua pergelangan tanganmu.

Lantas, tanpa kamu ketahui alasannya, lelaki itu terkekeh mengejek.

"Jadi masih ada seseorang yang tidak menghargai kehidupan," tuturnya.

Kamu memiringkan kepala, balas menatapnya mengejek. "Tolong bercermin. Kamu sama saja denganku." Sambil menunjuk pergelangan tangannya.

"Kita berbeda jauh, Nona."

Kamu tersentak pelan, tiba-tiba saja lelaki itu menghilang dari ranjang sebelah, lalu muncul di depan ranjangmu.

Sekujur tubuhmu merinding, akal sehatmu tidak bisa menjelaskan apa maksud dari kejadian yang baru saja kamu lihat.

"Kesempatanku di dunia sudah hilang, Nona. Seperti yang kamu lihat." Lelaki itu menunjuk bagian bawah kakinya. Kamu tambah merinding lagi saat melihat ia tidak memiliki bayangan.

Seumur hidupmu, kamu tidak pernah bersinggungan dengan hal-hal mistis, dan kamu membenci hal-hal mistis. Jelas saja, karena kamu penakut.

"Aku memang tidak mengetahui apa masalahmu. Namun, pastinya berat jika kau sampai nekat melakukan itu." Ia melangkah ke sisi ranjangmu. Iris kosongnya, perlahan terlihat melembut. "Tetapi, kuharap kau berusaha untuk menghadapi masalahmu alih-alih kabur dengan cara itu."

Kamu tersentak pelan saat tangan dinginnya menepuk bahumu sekilas. "Tetaplah hidup. Jangan sampai menyesal sepertiku, dan orang-orang sebelumku yang melakukan hal itu." Telunjuknya mengarah pada pergelangan tanganmu yang terbalut perban. "Jangan sampai ini terluka lagi. Jangan sampai ada anggota badanmu yang terluka lagi, oke?"

"Karena penyesalan itu ..., bukan hal yang menyenangkan."

Usai mengatakan itu, lelaki itu menghilang begitu saja.

Walau begitu, kalimat-kalimat yang ia tuturkan sangat berbekas di hatimu.

- fin -


Maaf yh, soalnya setiap denger nama Ray pasti yang muncul di kepala itu seputar suicide🙏🏻 Ditambah, pas lagi mikir alur buat Ray, keputer lagu Miss Wanna Die, jadi ya ... gitu, hehe:D

Tapii, walau genre cerita ini melenceng dari genre cerita yang lain ...

Hope you like it! Please vote and comment!

𝗦𝗨𝗣𝗣𝗢𝗥𝗧 𝗦𝗬𝗦𝗧𝗘𝗠 [REQUEST CLOSED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang