Envy ❥ Michael Kaiser

1.3K 155 14
                                    

Michael Kaiser x Reader

Indonesia!AU

Blue Lock ©Muneyuki Kaneshiro/Yusuke Nomura

-ˋˏ✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

Semua soal Kaiser selalu sukses membuat (Name) iri. Kepintaran, popularitas, tinggi badan, ketampanan wajah. (Name) tidak habis pikir, mengapa bisa seorang lelaki yang rajin beraktivitas di luar ruangan seperti Kaiser bisa memiliki kulit putih semulus itu.

Bahkan (Name) sempat curiga kalau Kaiser menggunakan guna-guna agar wajahnya tetap terlihat menarik, tetapi kenyatannya adalah, kulit putih nan mulus Kaiser itu memang alami.

Bikin tambah iri saja.

Sayangnya, Kaiser tidak peka dengan segela kedengkian (Name) padanya.

"(Name) ... pulang sekolah nanti jalan sama aku mau gak?"

"Ogah! Jauh-jauh lo, kuman!"

Pemandangan yang sudah biasa bagi para anak-anak kelas 12-A.

"Mulutmu kasar." Kaiser tersenyum. "Memangnya kenapa sih, gak mau jalan sama aku?"

"Gue piket hari ini, dan gue juga dapet hukuman buat beresin perpus karena telat. Jadi, gue gak ada waktu buat kuman kayak lo!" (Name) menunjuk Kaiser tepat di wajahnya.

❣❣❣

(Name) terbangun dari tidurnya. Seketika ia panik saat melihat warna langit sudah berubah menjadi oranye. Tadi ia ketiduran saat sedang membersihkan buku-buku yang berdebu.

"Udah bangun, putri tidur?"

(Name) yang awalnya panik langsung berjengit jengkel melihat Kaiser duduk santai di sebelahnya. "Ngapain lo di sini? Udah gue bilang, 'kan? Gue gak ada waktu buat kuman kayak lo," tanya (Name) tajam.

Kaiser bertopang dagu. "Jangan marah-marah dong, (Name) cantik."

"Aku udah bantuin kamu, lho."

Seusai Kaiser mengatakan itu, (Name) langsung menatap sekitarnya.

Semua buku sudah tertata rapi di setiap rak. Rak-rak pun sudah bersih tanpa debu sama sekali.

Dia ... yang beresin semua ini?

Mau tidak mau (Name) harus berterima kasih pada Kaiser. Karena lelaki itu benar-benar sudah membantunya. "Yah, makasih. Ternyata lo lebih baik dibanding bayangan gue."

"Hmm, kalo aku minta ucapan terima kasihnya dengan kamu mau jalan sama aku, gimana?"

Setan licik! umpat (Name).

"Ya, serah deh. Kali ini aja ya, gue mau." (Name) bangkit dari kursinya. "Ayo cepetan! Nanti keburu malem." Gadis itu meraih tasnya, beranjak pergi dari perpustakaan dengan Kaiser yang mengekor di belakang.

Saat tengah berjalan beriringan di koridor, Kaiser bertanya, "Kalo aku mintanya ... kamu jadi pacarku mau gak?"

"Ogah," balas (Name) lugas, "Gue gak suka sesuatu yang tanggung-tanggung dan ribet. Dan pacaran punya dua hal itu."

"Prinsip gue, kalo emang serius, ya, nikah aja. Ngapain pacaran tapi nikahnya kapan-kapan?"

Kaiser ber-oh ria, sedikit terkejut dengan jawaban (Name) yang di luar perkiraannya.

"Kalo gitu, kamu mau nikah sama aku gak?"

Refleks, (Name) menghentikan langkahnya. Gadis itu menolehkan kepala, menatap Kaiser sambil berjengit. "Ogah."

"Yaahh ..., kenapa?" tanya Kaiser dengan kecewa.

"Gue iri sama lo. Lo itu terlalu sempurna untuk jadi seorang manusia tahu gak?"

"Kalo lo bisa ubah rasa iri gue ini, mungkin gue bakal terima."

Sebuah senyum lebar terpatri di wajah Kaiser. Lelaki itu mengangguk-angguk paham. "Kalo gitu, aku bakal berusaha sampai saat itu tiba."

- fin -


Keknya ini yang terakhir buat hari ini:))

#maboknulis

Hope you like it! Please vote and comment!

𝗦𝗨𝗣𝗣𝗢𝗥𝗧 𝗦𝗬𝗦𝗧𝗘𝗠 [REQUEST CLOSED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang