Unawareness ❥ Oikawa Tooru

462 81 4
                                    

Oikawa Tooru x Reader

Haikyuu-!! ©Haruichi Furudate

-ˋˏ✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

“(Name)-chan, selamat pagi!”

“Pagi juga, Tooru.”

Oikawa menepuk pelan bahu (Name). “Ada latih-tanding dengan sekolah lain 'kan hari ini? Semangat, (Name)-chan!”

(Name) tersenyum lebar, mengacungkan tinjunya. “Pasti, dong!”

Sejoli yang sudah bersahabat sejak embrio ini sama-sama menyandang posisi kapten klub voli. Karena sejak dulu memang memiliki ketertarikan yang sama, jelas saja mereka selalu saling mendukung.

Seperginya (Name), seseorang menepuk bahu Oikawa. “Oii, pagi.”

“Pagi, Sampahkawa.”

“Makki! Pagi juga!” balas Oikawa ramah. “Lalu, Iwa-chan, berhenti memanggilku begitu!” Oikawa memajukan bibir, cemberut.

Hanamaki, salah seorang anak klub voli sekaligus salah satu sahabat Oikawa di SMA ini. Iwaizumi, sahabat kecil Oikawa sekaligus sahabat (Name).

Kedua jejaka itu menatap punggung (Name) yang kian menjauh, kemudian Iwaizumi bertanya heran, “Hubunganmu dengan (Name) ... sebenarnya apa, sih?”

“Eeh ... sahabat?” Oikawa menjawab dengan wajah bingung pula.

“Begitu? Kalau begitu ... gak masalah ya kalau aku mendekati (Surname),” ucap Hanamaki.

“HE?? Mana boleh begitu!”

“Tentu saja boleh! 'Kan belum ada yang punya.”

“Tapi-- aagh! Pokoknya gak boleh!”

“Tenanglah, Sampahkawa. Kau berisik sekali.”

Kejadian pertama.

“Anu ... permisi, boleh minta nomormu tidak? Lalu, kalau ada waktu, bisakah kita pergi jalan-jalan saat pulang sekolah?” Terlihat seorang siswa menghampiri (Name) dan berusaha melakukan pendekatan.

Oikawa yang berada di belakang mereka bergegas menghampiri (Name), menggenggam tangan gadis itu erat-erat. “(Name)-chan, ayo pergi ke kantin bersama!”

“E-eh ... Tooru? Aku tidak bawa uang hari ini.”

“Tenang saja! Aku yang bayar!” Oikawa mendorong lembut punggung (Name) agar berjalan lebih dulu. Lalu, ia menoleh ke arah siswa tadi sambil menjulurkan lidah.

Sementara siswa tersebut hanya dapat menggaruk kepalanya yang kutuan. “He ... (Surname) itu pacarnya Oikawa? Aku tidak tahu.”

Kejadian kedua.

“Yo, (Surname)! Ada perlu apa kemari?” Hanamaki menyapa gadis yang tengah celingak-celinguk di ambang pintu gimnasium itu.

“Oh, Hanamaki--”

“Minggir, Makki! (Name)-chan sudah pasti mau menemuiku! Ya 'kan?”

“... Iya.”

Kejadian ketiga.

Setelah mereka ulang berbagai kejadian yang ia ingat, Iwaizumi memelotot galak pada Oikawa. “Lalu, kau masih berusaha berpikir kalau kau hanya menganggap (Name) sebagai sahabat?!”

Oikawa memundurkan badannya ngeri, Iwaizumi kalau sedang tidak marah saja sudah menyeramkan, sangar, apalagi kalau sudah marah. Aduh, ngeri deh.

“Te-terus sekarang ... bagaimana?” tanya Oikawa.

“Temui dia sekarang, bodoh! Kalau memang kau menyukainya, perjuangkan!”

❣❣❣

Di antara langkah mereka menuju rumah, hanya ada suara sepatu yang bergesekan dengan aspal. Untuk pertama kalinya tak ada percakapan di antara mereka.

Oikawa tengah mengumpulkan niat, sementara (Name) yang peka kalau Oikawa hendak mengatakan sesuatu memilih diam dan menunggu sampai Oikawa berbicara.

“(Name) ....”

“Iya?” (Name) memandangi iris cokelat Oikawa yang berkilat.

Sudah lama tidak begini, saat di mana Oikawa memanggilnya tanpa embel-embel, yang berarti jejaka itu tengah serius.

“Uh ... pacaran yuk?”

(Name) langsung mengerem langkahnya, memasang tampang tak percaya jika pertanyaan itu baru saja terlontar dari jejaka yang selama ini ia damba.

“Eh, jangan deh,” ralat Oikawa cepat-cepat.

Sang gadis memiringkan kepala. Mengenal Oikawa selama bertahun-tahun ternyata tidak membuatnya benar-benar dapat memahami jejaka dengan pikiran absurd itu.

“Nama keluargamu diganti jadi 'Oikawa' aja gimana?”

- fin -


Anjay, gasslah oik.

Hope you like it! Please vote and comment!

𝗦𝗨𝗣𝗣𝗢𝗥𝗧 𝗦𝗬𝗦𝗧𝗘𝗠 [REQUEST CLOSED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang