Prolog

4.5K 411 12
                                    

***







Note : Judul dan Jalan Cerita di rombak dari cerita sebelumnya. Sedikit toxix dan tidak nyambung, kata pun tak 100% akurat! Mohon di maklumi^__^

















・┆✦Happy Reading✦ ┆・




15 April


Waktu itu hujan turun dengan lebatnya, membasahi seluruh yang ada di bawahnya. Seorang gadis berdiri di derasnya hujan, matanya lembab dan merah sehabis menangis, ditemani hujan yang terus turun.

Memakai pakaian serba hitam, memandang sendu ke arah dua gundukan tanah yang tidak lain adalah kuburan.

Hari ini pemakaman kedua orang tuanya, banyak kerabat yang datang, perlahan pergi setelah selesai. Mencoba memberi perhatian, mengajak sang gadis untuk berteduh, namun ia tak berkutik. Kakinya tak beranjak juga dari tempatnya. Setiap kali ditanya ia pasti menjawab 'aku ingin menemani kedua orang tuaku lebih lama lagi'.

"Nana..."

Suara lirih seorang pemuda yang hampir seumuran dengannya, memanggil. Tak mendapat respon, ia memandang sang ayah yang berada di belakang memegangi payung bersama sang ibu. Meminta izin untuk menemani sang sahabat di bawah derasnya hujan. Setelah mendapat izin, ia berlari menghampiri sang sahabat. Memeluknya erat, dan tanpa sadar ia menangis tanpa suara.

"Nana, pulang yuk"

Nana menggeleng pelan, dapat dirasa, tubuh mungil Nana kedinginan membuat dirinya khawatir. "Ibu..." Sang ibu yang dipanggil, mendekati mereka bersama suaminya yang masih setia memayungi dirinya.

"Nana, jika Ayah dan Ibumu melihat ini. Mereka pasti sangat sedih..." Matanya sendu menatap Nana prihatin, mengingat betapa tragisnya hidup gadis kecil yang ada di hadapannya ini.

Nana adalah anak satu-satunya dari keluarga Nakajima, yang terkenal baik di mata setiap orang. Mereka sering membantu orang yang membutuhkan, namun mereka malah Tiada dengan tragis.

Kecelakaan terjadi saat Tuan dan Nyonya Nakajima sedang dalam perjalanan pulang ke rumah setelah selesai melakukan pekerjaan di luar kota. Dengan hati penuh semangat untuk menemui sang buah hati, yang saat itu mereka titipkan di keluarga sang Teman masa kecil, Keluarga Kaiser.

Mereka tak tahu bahwa semenjak hari itu, mereka tak akan pernah bertemu dengan sang putri yang masih berusia 10 tahun. Begitu pula sebaliknya, Nana yang mendengar bahwa ia akhirnya akan bertemu dengan sang Ayah dan Ibunya, harus memupuskan harapannya.

"Nana, pulang bareng Chael aja. Kalau Nana sedih, ada Chael kok yang mau menemani Nana" berusaha membujuknya, namun Nana tak merespon, ia hanya memperhatikan sang sahabat dengan tatapan kosong.

Ibu jari kecil Michael mengusap pelan mata Nana yang sudah bengkak, "jangan sedih. Nanti Chael beliin Es krim kesukaan Nana deh!" Bujuknya.

"Nana sayang, ingat gak kata ibumu? Kalau Nana sedih, nanti ibu juga sedih. Nana gak mau kan lihat ibu Nana sedih?"

Nana yang sedari tadi diam, menunduk, "hiks..." Isakan tangis mulai terdengar. "Nana gak sedih kok... Hiks... Nana gak... S-sedih!"

"Jangan nangis, iya. Chael tau Nana itu kuat" pelukan erat di terima Nana dari Michael. Membisikkan kata-kata penenang dan sesekali mengusap lembut punggung dan pucuk kepalanya. "Pulang bareng Chael ya.."

Nana mengangguk dan masih setia menangis, hingga suaranya sedikit parau "...hmm"




[✦]







#TBC



Pendek? Ingyah, prolognya memang pendek ( ╹▽╹ )

11 MARET

ଘ My BROTHER, Kaiser ࿐ [Blue lock] -HIATUS-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang