Bagian 9

749 103 12
                                    

[✨] Typo bertebaran, dan kata tidak seratus persen akurat!

・┆✦Happy Reading✦ ┆・


Pagi hari di pagi yang sama seperti biasa, kelas 1A tengah belajar tepat pada jam terakhir. Ada yang fokus belajar, main hp bahkan makan dikelas namun tak hiraukan oleh Anri, wali kelas mereka, dia sudah banyak menegur dan akhirnya dibiarkan saja.

Setelah selesai menulis pelajaran di papan, Anri berbalik menatap anak murid didikannya yang banyak tingkah.

"Okeh, hari ini ibu bakal buat beberapa kelompok... Jadi, hitungannya sampai lima"

Walaupun mereka nakal dan keras kepala, mereka tetap menggiyakan perkataan Anri yang sudah mereka anggap sebagai ibu mereka, yah... Cuman beberapa orang sih...

"Udah mommy..." Bachira salah satunya, saat dia memanggil setelah selesai menghitung. Anri hanya bisa menghela nafas dan mulai terbiasa dengan panggilan itu.

Sudah terbentuk enam kelompok dengan jumlah anggota setiap kelompok terdiri dari lima orang. Sayang seribu sayang, Bachira tak bisa lagi meledek (Name) untuk hari ini karena kelompok mereka yang berbeda.

Bachira hanya bisa mendengus kesal melihat kearah (Name), dia kemudian memutar bola matanya malas saat Isagi memanggilnya.

(Name) terletak di kelompok ke 4, dimana anggotanya berisikan dia sendiri, Nanase, Barou, Raichi dan yang terakhir... Rin.

Mereka mulai mengerjakan tugas kelompok hingga mereka kehabisan waktu karena bel terakhir berbunyi.

"Ini kerja kelompoknya gimana?!!" Raichi si paling ngegas akhirnya buka suara saat mereka sudah bersiap untuk pulang. (Name) tak habis pikir bakal berurusan dengan dua orang yang akan membuat telinganya sakit. Bayangkan saja Barou dan Raichi saling kolaborasi.

"Kalau dirumah gw... Gak mungkin deh" Takutnya, jika mereka kerumah (Name) mengerjakan tugas bukannya kerja malah membuat kekacauan karena kakanya.

"Sama gw juga" Nanase menyela sambil mengangkat tangannya, saat mereka menatapnya Nanase memberi alasan. "Dirumah ada anak bayi" menjawab seperti itu saja sudah dipastikan, (Name) bahkan mengintip kearah dua pemuda yang tentunya akan membuat keributan.

"Apa liat-liat?!" Seketika (Name) bergidik ngeri, Raichi menciduk dia yang meliriknya diam-diam. (Name) segera menggeleng dan menelan ludahnya dengan kasar.

"Santai dikit Napa.." demi apapun, (Name) masih bisa bersyukur karena ada Nanase di kelompoknya, Dia bisa diandalkan. (Name) perlahan berbalik, dia melihat kearah Rin yang hanya memperhatikan mereka, dia tidak mungkin lupa jika Rin berada di kelompoknya.

Rin mengerutkan keningnya saat menyadari (Name) memperhatikan, walaupun tidak bersuara (Name) masih bisa tahu apa yang dimaksud Rin dengan hanya melihat ekspresi nya.

"Gak, gak papa.." (Name) menggeleng dan tersenyum kikuk.

"Eh... Gimana kalau di rumahnya Rin!" Nanase kembali bersuara sambil menunjuk kearah Rin, membuat mereka ikut menoleh. "Skali-skali kan kita kerumah artis"

Mendengar itu mata (Name) sedikit berbinar, dia mengangguk setuju dengan ide dari Nanase. Siapa tahu dengan kerumah Rin, dia bisa bertemu Sae. Mengingat wajahnya saja sudah membuat (Name) ngiler... Ehh, bukan makanan ya... Maksudnya, (Name) terpesona melihat visual Sae saat itu secara langsung dan membuatnya ngiler.

"Gw sih... Setuju-setuju aja" (Name) menjawab pelan, tidak mau dicurigai karena punya maksud lain.

"Okelah! Piks nih... Kerumah Sae" Raichi menambahkan setelah berpikir panjang.

ଘ My BROTHER, Kaiser ࿐ [Blue lock] -HIATUS-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang