Bagian 4

1.5K 206 29
                                    


・┆✦Happy Reading✦ ┆・

(Name) menyenderkan kepalanya di sandaran bangku taman, memandang langit biru dengan hamparan awan putih lembut.

Sudah 5 menit Kaiser pergi untuk membelikan es krim untuknya, tapi ia tak kunjung datang. (Name) bisa melihat dari tempatnya saat ini, Kaiser sedang mengantri, tetapi setiap ada anak kecil yang juga mengantri di belakangnya dengan terpaksa Kaiser harus mengalah dan membiarkan anak tersebut untuk duluan. Kakak yang baik bukan?

Yah... Sebenarnya sih Kaiser gak mau tuh membiarkan antriannya di selip, Ini hanya sebagai pencitraan. Biar dilihat baik sama ibu-ibu disana. Mana lagi dianya tebar pesona, ti ati ser entar para suaminya ngamuk.

Kaiser yang telah lama mengantri akhirnya berakhir, namun penantiannya sia-sia kala seorang ibu terbilang narsis nan rempong, sengaja ataupun tanpa sengaja menabrak Kaiser hingga membuat es krim miliknya terjatuh, tak berdaya.

Masa tenang (Name) berakhir, setelah mendengar bentakan seorang ibu yang sedang adu argumen dengan Kaiser.

"Oh my God! Bocah nakal! Look!!! Apa yang telah you lakukan kepadaku?!!" Sang ibu histeris, melihat gaun kuning keemasan miliknya terkena noda dari es krim Kaiser yang di tabraknya.

Itu terbilang berlebihan, okeh? Melihat riasan Ibu tersebut yang begitu tebal dengan lipstik menor di bibirnya, tangan Kaiser sudah sangat gatal. "Tahan emosi ser. Orang sabar itu tambah ganteng" gumam Kaiser.

Melihat Kaiser yang hanya diam sedari tadi, ibu... Ahh panggil saja si Tante rempong itu tersulut emosi. Ia kemudian semakin meninggikan suaranya membuat mereka menjadi perhatian orang banyak, bapak penjual eskrim hanya bisa diam dan ibu-ibu lainnya yang disana segera menarik kembali anak-anak mereka.

"Tante rempong amat sih!!"

Balik lagi, ini bukan Kaiser. Melainkan (Name) yang sudah habis kesabarannya. "Napa? Tante gak suka?!" (Name) kembali membuka suara.

"Asal tante tau aja. Bapak gw penjabat!!" Sambungnya lagi membuat si Tante pun tak memiliki kesempatan untuk membalas.

(Name) hanya ngeroll eye saat melihat kakaknya yang sedang ia bela hanya tertawa kecil, bahkan senyuman sudah terpatri di wajahnya.

"Tante liat," ditunjuknya polisi yang sedang menilang salah satu kendaraan, "dia ntuh, bawahan bokap gw!! Emangnya Tante mau, di penjara??" (Name) merendahkan suaranya, mengintimidasi. Waduh, (Name) kalau udah marah nyeremin juga.


Alhasil, si Tante meneguk ludahnya dengan susah payah. Bahaya nih mah, kalau udah nyangkut anak pejabat sama aja nyinggung pemerintahan. Tanpa meminta maaf, si Tante kabur, lari terbirit-birit meninggalkan mereka.

"Lu juga, ngapain ketawa-ketawa" (Name) kini beralih pada Kaiser. "...Napa cuman diam, pas si Tante ngomel-ngomel?" Akhirnya (Name) ke intinya saja, heran sama Kaiser. Punya badan gede tapi nyalinya ciut kah?

Pufftt... Kaiser menutup mulutnya dengan tangan, menahan suara yang akan keluar. "Yah,... Gw malas beradu argumen sama orang gak penting." Untuk sesaat pandangannya mengarah ke arah (Name), matanya menyipit kembali tersenyum tipis, "mending adu kekuatan Ama kamu~"

(Name) merinding, tidak habis pikir sama sifat Kaiser. Sampai kata-kata yang ingin dia lontarkan malah tercekat.

"Anj-..." Seketika (Name) tambah merinding melihat Kaiser senyum-senyum kearahnya. "...M-mending gak suka ngomong gitu deh, gak cocok sumpah!" Hampir saja (Name) mengumpat, kalau keterusan bisa bahaya.

ଘ My BROTHER, Kaiser ࿐ [Blue lock] -HIATUS-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang