Andare 027

75 12 35
                                    

Diruang lab kali ini hanya ada dua orang yang sedang duduk berhadapan dengan posisi yang berbeda. Sang laki-laki sedang duduk bersandar dengan tangan membaca buku rileks, sedang sang perempuan kini duduk tegap dengan pena yang terus menorehkan tinta pada kertas. Mereka tak mengeluarkan kata-kata apapun sedari tadi memasuki ruangan ini, entah karna fokus ataukah memang mereka sedang perang dingin? Sampai akhirnya datang seorang guru dengan gaya khasnya memasuki ruangan. Suaranya seketika membuat ruangan yang sebelumnya hening menjadi ramai.

"Hey anak-anak bapak yang pintar cantik dan juga ganteng"

Keduanya tak menjawab guru itu, mereka hanya menoleh sekilas lalu kembali fokus pada pekerjaan yang sedang mereka lakukan sekarang.

"Ah iya bapak lupa, kalian kan sama aja" ucap pak Irul.

Tetap saja sebagai mana guru itu berusaha, keduanya takkan mengeluarkan suara kecuali pertanyaan itu penting atau bukan basa basi. Waktu latihan untuk olimpiade tinggal hari ini saja, jadi mereka tak ingin membuang waktu untuk meladeni perkataan yang tak penting.

Kemudian pak Irul duduk menatap keduanya dengan bangku terbalik lalu tangan diatas meja dengan disatukan. Dia berdehem sebentar sebelum mengeluarkan pertanyaan yang dia yakini akan dijawab oleh kedua murid didepannya ini.

"Ekhemm.. Apa ada yang kesulitan?" Tanya pak Irul to the point.

"Eumm.. pak sana kurang faham dengan pertanyaan ini" akhirnya Dara membuka suara juga dengan pertanyaan yang sedari tadi tak bisa dia jawab.

"Eum... Saya jelas kan" pak Irul menjelaskan secara rinci tentang soal itu, sebenarnya sedari tadi Dara hanya kurang menjawab pertanyaan itu saja, mangkanya dia bergulat sendiri dengan pikiran dan tulisannya tanpa mengeluarkan kata-kata apapun.

Mereka latihan hingga bel pulang sekolah berbunyi, didalam mereka hanya fokus pada soalan tanpa ada perselisihan apapun. Iya mereka takkan membawa masalah pribadi mereka kemari. Mereka harus profesional untuk mengikuti ini, bagaimanapun mereka juga yang menyetujui untuk mengikuti olimpiade ini jadi mereka juga harus bertanggungjawab untuk hasilnya.

"Udah sampai sini aja kita belajar, kalian boleh pulang sekarang. Jangan lupa besok kalian gausah bawa tas atau apapun, kalian cuma perlu bawa diri aja. Jangan lupa sarapan karna waktu olimpiade juga panjang tanpa istirahat. Jaga kesehatan kalian juga"

Kemudian pak Irul mengeluarkan 2 name tag dengan bentuk kalung dan memberikannya kepada Haruto dan Dara.

"Ini tanda pengenal kalian, jangan sampek ketinggalan apalagi ilang"

Mereka berdua menerima itu dan memasukkannya ke dalam tas mereka masing masing. Sambil merapikan buku buku kedalam tas, mereka juga mendengarkan dengan seksama tentang apa yang pak Irul katakan.

"Sudah penjelasan saja sampai sini saja, besok kalian ke sekolah pagi ya untuk upacara keberangkatan. Besok juga kalian pakai pakaian almamater sekolah jangan lupa bawa jasnya juga ya. Kita kemungkinan berangkat ke tempat olimpiade jam setengah sembilan karna olimpiade juga dimulai jam 10. Kita harus siap-siap disana untuk daftar ulang juga agar tak antri panjang"

"Baik pak saya balik dulu" ucap Dara lalu menyalami tangan pak Irul dan pergi keluar lab.

"Saya juga balik pak" ucap Haruto, namun dia tak menyalami pak Irul. Lagi juga pak Irul tak berani melawan Haruto karna dia masih anggota Arson dan orang tuanya lumayan berkuasa disekolah ini ditambah juga Haruto masih menjadi murid yang berprestasi di sekolah itu.

Haruto keluar dari lab meninggalkan pak Irul dengan tangan yang terulur akibat tertipu oleh Haruto, sial ia selalu lupa jika Haruto takkan menyalaminya.

"Ah.. okayy" ucap pak Irul bermonolog sendiri sambil menoleh kearah pintu yang sudah tertutup.

Diluar Haruto dengan cepat mencekal tangan Dara dan membenturkan Dara ke tembok dekat sana dengan keras. Saat ini sekolah masih ramai tentu saja sudah pasti kejadian itu mencuri semua atensi siswa yang kebetulan ada disana.

Andare - Takata Mashiho (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang