Andare 022

70 16 11
                                    

Di uks kini gadis itu sedang diobati luka bakarnya, cairan itu memang menyebabkan luka bakar, jadi cukup bahaya bila bermain main seperti tadi. Tangan gadis itu di perban sementara, besok dia harus kembali ke uks untuk melepas perban itu.

"Ibu udah oleskan salep biar luka kamu gak semakin parah, mungkin akan ada efek panas nanti. Tapi jangan sampai kena air ya biar gak memperparah keadaan tangan kamu" ucap dokter uks sekolah itu.

"Iya bu" jawab Dara.

"Yasudah kamu boleh kembali, bel istirahat sudah berbunyi, saya yakin kalian lapar" kalian? Iya Dara tak sendiri, dia bersama Junghwan yang mengantarnya tadi.

Dara dan Junghwan pun pamit undur diri, tampaknya Junghwan sudah lapar karna sedari tadi ada suara perut keroncongan didekat telinga Dara, Dara yakin itu suara berasal dari perut temannya ini.

Mereka keluar dari uks dan berniat menuju kantin sekolah untuk membeli makan, mereka berjalan sambil berbincang biasa tanpa ada perbincangan serius diantara keduanya. Hingga mereka menginjakkan kaki dikantin dan mulai memesan beberapa makanan, Dara tak membawa obatnya dia pikir mungkin ia akan meminumnya nanti jika sudah dikelas.

Mereka memesan 1 batagor dan 1 bakso dan membeli air mineral untuk minuman mereka. Mereka mencari tempat duduk dan duduk disana berdua sambil menunggu makanan mereka tiba. Sorot mata semua murid dikantin sedari tadi menuju tangan Dara yang di perban, mereka bertanya-tanya kenapa tangan Dara itu. Kecuali murid yang sekelas dengan Dara, sudah pasti mereka tau kejadian tadi.

Entah hari ini terasa beda, istirahat biasanya Mashiho akan datang walau hanya sekedar mengganggu, tapi kali ini dia bahkan tak menampakkan batang hidungnya, entah kemana dia sekarang Dara juga tidak tahu. Sebenarnya Dara ingin bertanya dimana dia tapi gengsinya terlalu besar, hingga dia mengubur keingintahuannya itu. Mengapa dia memikirkan Mashiho apakah ia mulai mencintai lelaki itu? Dia sendiri juga bingung akan hal itu, mengapa ia memikirkan Mashiho sekarang dan mengapa rasanya berbeda saat tak melihatnya menganggu jam makan siang Dara.

Dara sudah selesai makan dan kali ini gadis itu dalam perjalanan menuju ke lab untuk latihan olimpiade bersama Haruto, yah.. dia harus kembali ketempat ini lagi setelah tangannya terluka karna cairan tadi. Ia berjalan sendirian di lorong sedang wajah datar dan dingin ciri khasnya, dengan tak memperdulikan sekitar yang selalu memuji kecantikan dirinya.

Ia sampai di lab dan memasuki ruangan tersebut, dia lihat Haruto sedang duduk sambil menulis disana. Haruto sadar dengan kehadiran Dara namun ia tidak memperdulikan itu awalnya. Hingga tiba-tiba setelah pintu ditutup Haruto mulai membuka suara dengan tangan dan pandangan masih fokus pada tulisannya.

"Gue denger lo mau tunangan sama Mashiho?" Tanyanya.

"Bukan urusan lo"

Setelah mengatakan itu Dara duduk di bangku lalu membuka bukunya untuk mempelajari materi olimpiade yang sudah dekat.

"Lo tau kan, gue udah peringatin lo" ucap Haruto menghentikan acara menulisnya sebentar dan melirik ke arah sang lawan bicara.

"Gue tau, dan gue juga udah bilang ke lo kalo temen lo yang gila bukan gue" jawab Dara santai.

"Lo bakal dapet akibatnya Dar" kata Haruto mengancam.

Dara tak menjawab pernyataan konyol Haruto lagi, ia memilih diam dan mengeluarkan obat dari kantongnya yang sempat ia ambil ke kelas saat perjalanan kesini. Ia langsung meminum semua obat itu dalam sekali tegukan, tak perduli Haruto yang menatapnya betanya.

"Lo minum obat, sekarat?" Ucap Haruto tak berperasaan.

"Iya gue sekarat" jawab Dara santai membuat Haruto terdiam seketika.

Andare - Takata Mashiho (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang