13. Kasus Siluman Kucing (1)

97 17 0
                                    

Taehyun memalingkan wajah ke samping. Mendengar ucapan Jihye yang penuh percaya diri, namun kenyataan sebenarnya sudah dia ketahui. Segala sesuatu tentang gadis itu, Taehyun telah menyelidikinya. Membawa Jihye untuk memburu siluman? Entahlah. Tapi, tidak ada salahnya terus bersama gadis itu untuk mempermudah dirinya dalam melakukan penyelidikan.

“Selama kau tidak menghambat pekerjaanku,” Taehyun belum selesai berbicara, tetapi Jihye sudah lebih dahulu memotong.

“Tidak akan!” Dia menghampiri Taehyun dengan langkah antusias. Sedikit lucu, sampai-sampai Taehyun tak sadar kalau bibirnya mengukir senyum. Hal yang jarang terjadi, beruntungnya Jihye tak melewatkan kesempatan itu. “Oh! Ketua, kau—tersenyum?” Celetuknya sembari menunjuk bibir Taehyun. Si pemilik senyum terlihat buru-buru berekspresi biasa lagi.

Memalukan, batin Taehyun.

“Tidak perlu sungkan. Kau terlihat lebih ramah saat tersenyum,” Jihye tertawa menggoda. “Jangan sia-siakan wajah tampanmu dengan terus berekspresi dingin.” Sambungnya.

Taehyun menoleh ke arah Jihye dengan tatapan mata tajam. Sebenarnya dia tidak marah, tetapi hanya sedang malu. Tidak tahu kenapa kepergok tersenyum dengan orang lain sebegitu memalukannya bagi Taehyun. Mungkin karena sudah terbiasa dan dikenal selalu berwajah dingin.

Beberapa detik mereka saling memandang, yang Jihye lakukan hanya terus tersenyum sambil sedikit meledek. Namun ketika Taehyun melirik gelang di pergelangan tangan kanannya, Jihye akhirnya sadar.

“Dua puluh langkah.” Ucap Taehyun. Dalam sekejap, Jihye pun terdorong jauh ke belakang. Kabar baiknya, dia bisa menjaga keseimbangan tubuh saat sihir penjaga jarak bekerja. Meskipun kesal, setidaknya kini Jihye sudah mulai terbiasa.

“Dasar menyebalkan.” Makinya pelan lalu berjalan menyusul Taehyun. Yang bersangkutan terlihat masa bodoh. Taehyun berbalik badan dengan senyum miring di wajahnya. Tak ada kata larangan yang dia ucapkan setelah mengerjai Jihye dengan gelang penjaga jarak. Itu artinya, Jihye memang diijinkan ikut.

“Ketua paviliun, tunggu! Kenapa kau berjalan cepat sekali?!”

“Kakimu saja yang pendek.”

“APA?! Yha! Itu penghinaan!!”

+×+

“Kakak seperguruan, di sekitar wilayah sekte ada siluman yang telah membunuh banyak warga. Haruskah aku keluar dan ikut membantu?”

Hyun Soo tampak begitu bersemangat. Setelah beberapa hari tak bersama Jihye, dia berniat untuk meningkatkan kultivasi dan penguasaan ilmu spiritual. Lebih tepatnya karena ingin membuktikan ucapan yang dia katakan kepada Jung Soo sebelum laki-laki itu pergi mengikuti acara perjamuan bunga. Meskipun masih agak tertinggal, setidaknya Hyun Soo telah menguasai seluruh pelatihan yang ada di kitab saohya. Kini kemampuannya sudah ada sedikit perkembangan.

“Aku ikut!” Jung Soo tiba-tiba muncul.

Hyun Soo yang terkejut dengan kedatangannya seketika mendecak sebal. “Kau selalu mengacaukan suasana hatiku.” Gadis itu memutar bola matanya malas.

“Kau pikir kau bisa memburu siluman itu sendiri? Kau ingin bunuh diri, huh?” Balas Jung Soo tak mau kalah. Yah ... Pertengkaran di antara mereka pun dimulai.

“Jaga ucapanmu! Kau berharap aku mati?!” Hyun Soo tak terima.

Soobin sudah lelah. Walau dia terbiasa melihat dua adik seperguruannya itu bertengkar, namun dia pikir ini bukan waktunya untuk mempermasalahkan hal yang tak penting. “Hyun Soo! Jung Soo! Hentikan! Di luar sana, warga sedang menunggu bantuan kita. Sebaiknya kalian berdua segera pergi dan hentikan siluman itu. Aku akan menyusul nanti.” Lerai Soobin.

SACRIFICE [TXT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang