Air kolam terlihat membuat sebuah pusaran, tiba-tiba muncul cahaya bercampur asap putih yang mengikuti pusaran itu. Seekor naga kecil telah selesai dengan kultivasinya, ia pun akhirnya mendapatkan tubuh manusia.
“Akhirnya ...” Meski masih beradaptasi dengan tubuh yang baru, Kyung Il tampak antusias. Terlebih lagi kini pemandangan di Istana Langit terlihat lebih indah dengan mata manusia.
Ia berjalan-jalan keluar dari wilayah kediaman Klan Naga untuk sekadar mencari angin. Terlihat ada banyak pengawal dan pelayan wanita yang sedang mondar-mandir melakukan pekerjaan mereka atau bahkan Klan Peri yang sedang mengadakan pertemuan di Alam Dewa.
Saat sedang berjalan, tiba-tiba kedatangan Eun Jung membuatnya jadi terhenti. Kyung Il ingat sekali seperti apa wajah Dewi perempuan yang beberapa waktu lalu memberinya energi pembantu kultivasi ketika masih di kolam abadi. Ya, benar. Itulah dia.
Eun Jung terhenti sejenak melihat sosok asing tengah menatapnya dengan mata penuh arti. Seorang pria berpakaian putih khas Klan Naga namun tak pernah ia lihat sosok itu sebelumnya.
“Sepertinya aku tidak pernah melihatmu,” tegur Eun Jung kemudian menghampiri Kyung Il.
Naga dewasa itu pun tersadar dari lamunannya. “Ah ... Salam, kepada Dewi Agung ...” Dia menunduk singkat memberi hormat. “Aku naga kecil yang anda rawat di kolam abadi. Panggil saja aku Kyung Il.” Balasnya sembari tersenyum lebar.
Eun Jung sontak membulatkan mata. Mulutnya ikut mengukir senyum tak kalah lebar ketika mendengar jawaban Kyung Il. “Oh? Kau naga kecil itu?” Dia tak percaya.
“Kuucapkan selamat karena telah menyelesaikan kultivasimu.” Eun Jung bangga karena Kyung Il bisa bertahan dan giat berlatih meningkatkan kultivasinya selama seribu tahun ini.
“Semuanya tak lepas dari bantuan Dewi. Hamba sangat berterima kasih pada Yang Mulia karena telah membantu Klan Naga Emas Putih, begitupun dengan energi embun pagi yang semakin mempercepat peningkatan kultivasiku waktu itu.” Jelas Kyung Il membuat Eun Jung tanpa sadar mengingat kembali kejadian yang diceritakannya. Seketika senyum hangat pun terukir di wajah sang Dewi.
+×+
“HORMAT KE PADA DEWA IBLIS!”
Hari yang ditunggu-tunggu hampir tiba. Byun Gi bersama para pengikutnya hampir sampai pada rencana terakhir. Dengan pedang Gongju dan separuh jantungnya, Byun Gi akan membuka gerbang neraka sebagai jalan penciptaan. Agar seluruh alam semesta hancur lalu alam semesta yang baru dapat diciptakan.
“Yang Mulia, Jang Geun sudah mati di tangan Dewa Perang, kami berdua berhasil kabur karena dia berkorban. Mohon bantuan Yang Mulia memberi kami petunjuk, apa yang harus kami lakukan selanjutnya?”
Hyun Sin adalah panglima perang Klan Iblis yang paling dipercaya Byun Gi. Selama ini Byun Gi tidak pernah turun langsung ke dalam perang langit ketika melawan Tae Gwang, justru Hyun Sin lah yang berperan menggantikannya. Dia menyamar sebagai Dewa Iblis, supaya orang-orang di Istana Langit mengira sosok yang sudah melemah usai bertarung dengan Dewa Perang adalah Dewa Iblis. Padahal nyatanya bukan.
“Jika aku berhasil menyerap kekuatan Dewa Ruang, maka jalan penciptaan akan semakin mudah.” Byun Gi berkata di singgasananya.
“Aku butuh waktu untuk merencanakan semuanya lebih baik.” Pria itu kini kembali berpikir. Hingga ia teringat akan satu hal. “Dewi Kehidupan ...” Gumamnya.
~~~
Masih dengan perasaan patah hati, Eun Jung datang kembali ke tempat di mana dia menolong tawanan Dewa Iblis beberapa hari lalu. Saat di Istana Langit, Eun Jung teringat bahwa ia tahu suatu tempat yang cukup indah dan pastinya tenang sebagai tempat untuk merenung. Maka datanglah ia kembali ke pulau ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SACRIFICE [TXT]✓
Fanfiction[END SEASON 1 & 2] Setelah perang antara Klan Dewa dan Klan Iblis, tiga alam akhirnya kacau. Manusia, iblis, dan siluman harus hidup berdampingan agar tetap tercipta kedamaian di bumi. Namun pada nyatanya tidak demikian. Lima sekte besar pun dibentu...