22. Kekasih

92 13 0
                                    

Hutan yang gelap dan gersang tampak terang oleh cahaya dari cermin guang. Beomgyu pun memijakkan kaki di sekitar hutan itu. Dilihatnya orang-orang yang tengah mengalami pengulangan memori hingga tak sadarkan diri. Lalu di antara mereka, seorang gadis yang masih terlindung perisai energi melayang dengan kedua mata tertutup.

Pandangan Beomgyu tertuju ke arah pedang gongju di dekat pusaran hitam seperti sebuah lubang andromeda. Benda itu adalah miliknya—pedang gongju. Beomgyu pun mengarahkan tangan kanannya ke hadapan pedang tersebut. Tanpa butuh waktu lama, si pedang langsung terbang menuju pada sang tuan meskipun segel petir yang menguncinya bereaksi dengan sangat menggelegar. Bersamaan dengan itu, Beomgyu juga membawa tubuh Jihye dan pecahan cermin guang bersamanya.

+×+

Bagi Byun Gi (Beomgyu), dia tidak pernah sedikit pun membenci Eun Jung (Jihye), terlepas dari apa yang terjadi dengan mereka di masa lalu. Bahkan di saat Eun Jung sedang menjelma sebagai manusia lemah yang roh dewinya belum bangkit, Byun Gi bisa dengan mudah mengalahkannya. Namun dia tak lakukan hal itu. Selalu ada kesempatan kedua untuk memperbaiki semuanya. Yang Byun Gi inginkan hanyalah Eun Jung selalu bersamanya, meski tetap tak bisa merelakan ambisinya yang bertentangan dengan nilai-nilai keyakinan Eun Jung sebagai seorang Dewi Kehidupan.

“Selamat datang kembali, Tuan.” Seorang pria berpakaian hitam tampak berlutut hormat di seberang ranjang di mana Beomgyu tengah berusaha mengobati Jihye. “Dengan kebangkitan tuan kali ini, sebentar lagi tiga alam akan menjadi milik tuan.” Ucapnya bangga. Pria itu adalah wujud manusia dari roh pedang gongju milik Beomgyu.

Beomgyu menghentikan aktivitasnya lalu termenung menatap wajah Jihye yang masih terlelap dalam tidur. “Bersiap melakukan penaklukan. Cari pasukan iblis dan siluman sebanyak-banyaknya. Bunuh bagi siapapun yang berontak.” Beomgyu memberi perintah. Gongju mengangguk paham kemudian berlalu pergi untuk segera melaksanakan perintah tuannya.

.
.
.

Cinta itu seperti hembusan angin, tidak terlihat tapi nyata. Beomgyu sangat mencintai Jihye, baik saat di masa lalu maupun masa kini. Hanya untuk mereka, dia sampai membuat sebuah pulau pengasingan agar bisa dijadikan tempat tinggal bersama dengan Jihye seorang.

 Hanya untuk mereka, dia sampai membuat sebuah pulau pengasingan agar bisa dijadikan tempat tinggal bersama dengan Jihye seorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara kicauan burung terdengar merdu, saling sahut-menyahut diikuti langit yang mulai menerang. Jihye yang raganya mulai pulih pun sedikit demi sedikit menggerakan kelopak matanya meski masih dalam kondisi tertutup. Ketika netranya sudah benar-benar membuka, dia termenung heran. Belum sempat mencoba memulihkan ingatan, seorang pria berpakaian hitam datang masuk ke ruangannya. Saat Jihye perhatikan, entah kenapa dia merasa tidak asing dengan wajah pria itu.

Beomgyu hanya tersenyum sekilas lalu berjalan menghampiri Jihye sambil memegang semangkuk obat di tangan. “Jangan banyak bergerak. Inti rohmu masih terluka.” Ucapnya mengingatkan.

SACRIFICE [TXT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang