Mengerjapkan matanya, mencoba menyesuaikan pencahayaan yang ada. Melirik kearah bawah, betapa terkejutnya perempuan itu saat mendapati ia sedang terbaring lemah dibrangkar rumah sakit.
"Sialan!" Makinya saat tersadar suatu hal.
Pikiranya berkecamuk sekarang memikirkan banyak hal.
Tapi sebelum itu, Lilith memutuskan untuk mengambil air dinakas samping brangkar yang tadi tak sengaja tertangkap oleh netranya. Jujur, tenggorokan perempuan itu terasa sangat kering sekarang ini. Mengingat diluar kepala bahwa ia sudah tak sadarkan diri selama kurang lebih 5 jam, kecelakaan itu sangat mengerikan.
Karena keadaan Lilith saat ini membuatnya kesulitan untuk mengambil air putih itu, bahkan ia hampir terjatuh dari ranjang jika saja sosok tegap dengan sigap menghampiri dan menangkapnya.
"Bodoh."
Kaget? tentu. Sejak kapan lelaki itu ada diruangan ini? kenapa Lilith tidak melihat keberadaannya sendari tadi. Tapi walaupun begitu, Lilith langsung spontan menghempaskan tangan Jevas dari tubuhnya.
Tak ada kalimat apapun yang keluar dari mulut lelaki itu setelah Lilith berperilaku kurang mengenakan barusan, ia malah mengulurkan tanganya untuk mengambil air putih dinakas. Lalu menyodorkan kearah Lilith, berniat membantunya.
Lilith tentu tak akan membiarkan hal itu terjadi, yang dilakukan Lilith selanjutnya adalah merampas minuman ditangan Jevas dengan kasar.
"Gue bisa sendiri!" datarnya.
Mengangkat bahunya acuh sambil mengamati tingkah Lilith selanjutnya dengan senyum meremehkan.
Lihat saja dengan keadaan perempuan itu sekarang, Jevas yakin Lilith sangat perlu bantuanya.
Nah! lihatlah sekarang. Bahkan minuman itu tinggal separuh tapi Jevas rasa bisa habis karena Lilith selalu tak berhasil mengarahkan kearah mulutnya alhasil tumpah-tumpah.
"Ck ngerepotin mulu jadi orang," datar Jevas, air putih itu sudah ada ditanganya. Dan menyodorkan kembali kearah Lilith dengan tangan yang lain membantu menyangga kepala Lilith untuk mempermudahkan perempuan itu.
"Katanya mau selingkuh? kok malah tidur di rumah sakit?" Sindir Jevas setelah selesai meletakan air putih ditempat semula.
Melirik Jevas datar. Lilith tetap bungkam, dan tak ada niatan menanggapi ucapan Jevas sedikit pun. Mungkin akan dibalas jika ia sudah benar-benar kesal?
Bersidekap dada, tatapanya tak lepas dari perempuan didepannya. Melihat keterbungkaman Lilith Jevas tentu semakin genjar.
"Apa tempat buat ketemuan diganti dirumah sakit? emang selingkuhan lo hobby minum cairan infus, ya?"
"Diem deh lo, banyak omong banget bikin gue pusing! mending pergi temuin jalang gelap lo aja sana! Dia pasti sekarang kepanasan gara-gara belum lo sentuh."
Jevas menatap Lilith tajam, rahangnya mengeras. Tetapi sedetik kemudian berganti dengan tawa menyeramkan.
"Gue bakalan tetep disini jagain lo."
Lilith berludah dihadapan Jevas. Sangat memuakkan sekali laki-laki yang sialnya tampan itu.
"Buat apa? buat dapetin gelar 'Suami tergoals' tahun ini?" bibir Lilith menyungging meremehkan. "Mending lo cepetan pergi! nggak usah sok baik kalau padahal lo dalang dari semua yang nimpa gue saat ini."
"Bukan gue yang nyebabin kecelakaan itu." Sungut Jevas seperti bersungguh-sungguh.
"Ya emang bukan Lo tapi anak buah Lo kan?" Tuding Lilith semakin memojokkan Jevas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband Death
Fantasy"Bawa pulang istri gue, sekarang!" -Jevas levithen. "Maksud Lo pacar gue?"-Atlas Caspian.