08

11.7K 751 46
                                    

Sudah 3 hari perempuan itu terbaring lemah di brangkar sana, ini adalah hal terbodoh yang perempuan itu rasa.

Memutar bola matanya malas saat mendapati lelaki dengan pakaian pakaian casual masih setia terduduk diatas sofa.

Berdehem sekilas, "Sepet banget mata gue lihat Lo dari kemarin." Ucap Lilith dengan suara pelannya.

Jevas tersenyum miring saat mendapati ucapan Lilith yang kurang ajar itu. Jangan salah, walaupun Lilith berbicara lirih seperti itu Jevas masih dapat mendengarnya mengingat indra pendengaran lelaki itu yang sangat tajam.

Jevas, lelaki dengan benda dihadapanya itu terlihat serius mengayunkan tanganya kesana-kemari menjelajahi seluruh inci keyboard laptop.

Sejak kemarin Jevas tak pulang, jangakan saja pulang, melangkahkan kaki dari ruangan Lilith pun saja tidak. Entah apa yang ada di fikiran lelaki itu sampai mau menunggu seorang Lilith Triastaskara, istri yang bahkan tidak diterima kehadiranya.

"Jalangnya kemana ya kira-kira," Guman Lilith kembali.

Sedetik kemudian Lilith menggelengkan kepalanya tak peduli, Wajahnya seketika berwarna merah saat sadar dirinya sudah menahan kencing sedari tadi. Melirik Jevas sekilas, Lilith mengurungkan niatnya saat tiba-tiba didalam fikiranya sekelebat muncul niatan untuk meminta bantuan Jevas.

Mencoba menyusuri seluruh ruangan untuk mencari seseorang yang Jevas suruh untuk mengurus Lilith selama masih berada dirumah sakit, "Dimana? kok gak ada. Padahal kemarin-kemarin selalu stay disini."

Saat dirasa orang yang dicarinya tak kunjung juga memunculkan batang hidungnya, dengan tekad dan nekat yang besar Lilith menyingirkan selimut yang berada diatas badanya dan mulai menurunkan kakinya satu persatu.

Jevas tahu itu, namun ia mengendikan bahunya acuh lalu kembali melanjutkan pekerjaan yang ia selesaikan disini. Lalu apa gunanya dia disini jika tidak untuk membantu Lilith bila kesusahan?

Dengan perlahan Lilith mencoba menurunkan kakinya yang satu lagi, walaurasanya seluruh badan perempuan itu seperti remuk.

Saat kaki yang terakhir sudah memijak lantai, betapa terkejutnya dia saat keseimbanganya terasa hilang dan Lilith pun spontan memejamkan mata,

Sedetik, Dua detik, Tiga detik kemudian Lilith mengerjapkan matanya saat merasa tubuhnya tak terasa sakit sama sekali padahal jelas jelas tadi keseimbangannya hilang dan sudah bisa dipastikan kalau perempuan itu akan terjatuh menghantam lantai.

"Bodoh,"

Betapa terkejutnya Lilith saat mendapati wajah seseorang yang tepat berada dihadapanya, sangat dekat. Tak lupa umpatan lelaki itu yang tak akan pernah ketinggalan.

Bukanya merasa baper atau apapun sejenisnya Lilith lagi-lagi malah merasa muak dengan aksi Jevas. "Lepasin gue, gausah sok peduli."

Tak mempedulian ucapan Lilith, Jevas malah menggendong tubuh Lilith yang sekarang ini masih berada didekapnya kemudian menaruhnya kembali diatas ranjang. "Sok kuat banget, minta bantuan sama gue kan bisa,"

"Gak sudi. Ngapain juga lo disini kalau gak ada manfaatnya." Bantah Lilith tak mau disalahkan. Benar kan dia? seharusnya Jevas lebih ada manfaatnya disini, setidaknya lelaki itu lebih peka dengan pasienya.

"Untung ada gue, kalau gak bisa mati Lo."

"Lebay," Lilith berdecih. "Gue mau turun," Ucap Lilith sambil mencoba kembali menurunkan kakinya yang segera ditahan oleh Jevas.

"Mau kemana lagi sih Lo?" Geram Jevas.

"Gue mau kekamar mandi," Ucap Lilith dengan wajah pucat pasi saat merasa sesuatu itu akan segera keluar dari tubuhnya.

Mendengar penuturan Lilith Jevas tak banyak basa-basi, lelaki itu dengan sigap langsung menggendong Lilith kembali dan membawanya kedalam kamar mandi.

Lilith kali ini hanya diam tidak meronta, karena kalau dia menolak hal itu dipastikan dia akan mengompol.

Menatap Jevas dengan horor, "Keluar, ngapain lo masih disini!"

Jevas menatap linglung, kemudian menunjuk dirinya, "Gue mau disini!"

"Lo pergi sekarang atau gue bunuh Lo sekarang juga," Sungguh rasa kesal Lilith sudah berada diubun-ubun.

"Iya," Menjawab dengan nada datar Jevas kemudian memutar tubuhnya dan kemudian tersenyum miring saat rencananya berhasil.

"Untung aja udah gue udah pecat," gumam Jevas, saat ingatan lelaki itu berputar kembali ke kejadian kemarin malam saat dirinya memecat orang yang beberapa hari ini menjaga Lilith selama berada dirumah sakit. "Mengganggu," lalu disusul tawa lirih lelaki itu.

kembali mendudukan dirinya di sofa dan mengambil laptop yang tadi dengan spontan ia lempar kesegala arah saat akan menolong Lilith.

Sedangkan didalam sana Lilith masih setia kepada kekesalanya, "Kenapa suami gue bukan Atlas aja sih!"


*******

Spam komen dan Vote sebanyak-banyaknya untuk capt selanjutnya!!





Husband Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang