14

9K 579 24
                                    

"Mimpi buruk gue semalem," Lilith membelalakan matanya menatap langit langit kamar. Merutuki kebodohannya karena mau tidur satu ranjang dengan Jevas.

Ia menoleh, terlihat Jevas disana yang masih tertidur pulas, wajahnya saat tidur terlihat tenang dan enak dibandang, hal itu sangat kontras jika lelaki itu sudah bangun, Jevas akan seperti srigala yang kelaparan.

"Jelek," Ucap Lilith, padahal sosok disampingnya ini sangat sempurna dalam berbagai hal, hanya saja minus di sifat dan perilakuan.

Saat sadar akan sesuatu Lilith mendengus kesal, "Mana guling pembatas tadi malam??" Ujarnya kesal.

Pasalnya sebelum membawa dirinya kealam mimpi, perempuan itu sudah jaga-jaga untuk menaruh pembatas diantara mereka berdua.

Tetapi sekarang pembatas itu entah hilang kemana. Lilith tentu menghembuskan nafas pasrah.

"Ni orang ngapain sih nempel-nempel!"

Lilith sedikit mendorong tubuh Jevas, sangat sulit, bahkan Lilith tak melihat perubahan posisi barang sedikitpun pada tubuh lelaki itu.

Bukanya menjauh, Jevas malah mengangkat tanganya dan menempatkan di perut Lilith, bahkan badan Jevas juga ikut berubah menjadi miring. Kini mereka hanya berjarak kurang dari dua jengkal tangan saja.

Tentu Lilith terkejut, sebisa mungkin ia mengangkat tangan Jevas dan menjauhkan darinya, tetapi hasilnya juga lagi-lagi nihil karena Lilith kalah tenaga.

"Bangsat lo jevas, lagi tidur aja masih bisa-bisanya bikin gue kesel." Gerutu Lilith.

Saat sedang kesal-kesalnya, tiba-tiba terlintas ide cemerlang diotaknya. Dengan sengaja perempuan itupun menarik hidung mancung Jevas dengan keran, membuat sang empu terlonjak kaget.

"BANGUNNN!!!"

Sungguh keberanian Lilith patut diacungi jempol.

Jevas meringis, dengan suara khas orang baru bangun tidur, lelaki itu berucap, "Apa sih sayang," Ucapnya.

Suaranya sangat berat, berdamage, tetapi hal itu tidak membuat Lilith terkesima sedikitpun. Yang Lilith tahu, ia tak suka pria kasar.

"Sayang, sayang." Kesalnya, ia tak mau dipanggis sayang, karena yang Lilith terima cuman panggilan sayang dari Atlas. "Cepet bangun! Jevas bangun."

Bukanya terbangun, Jevas malah kembali memejamkan matanya, dengan sedikit sisa-sisa kesadarannya, lelaki itu berkata, "Gamau, masih ngantuk."

"Lo gak kerja?"

"Gak, males." Jevas berucap demikian seperti tak ada beban.

"Miskin mampus lo Jevas."

"Gak bakalan miskin, sayang. Tenang aja."

"Jelas miskin lah orang lo males-malesan kerja." Sungut Lilith.

"Beda, walaupun gue gak kerja tapi karyawan gue kerja buat gue." Saat berkata demikian mata Jevas terbuka, menatap pada wajah Lilith, tangan Jevas juga masih berada di sana, seolah sangat nyaman.

Mendengar kalimat itu, Lilith spintan langsung mencibir Jevas, "Sombong."

"Fakta, Lagian gue sombong juga ada toh yang gue sombongin. Dari pada anjing itu, miskin, makanya gaada yang disombongin."

Lilith tahu maksud dari kalimat 'anjing' itu adalah Atlas. Entah kenapa bawaanya Jevas sensi sekali kalau bahas Atlas, "Dih, dia juga kaya kali."

"Masih kayaan gue."

"Iya iya sipaling kaya, Jatuh miskin mampus juga Lo."

Jevas terkekeh, "Gak bakalan. Gue tau lo gak suka cowok miskin, Lilith. Cowok miskin bukan kelas lo. Lo gak mau diajak hidup susah."

"Makanya jauhin aja Atlas, selain miskin gue gak suka lo deket-deket sama dia." Setelah berucap demikian Jevas mengeratkan pelukanya, dan menaruh wajahnya di ceruk leher Lilith, sambil mengendusnya.

Lilith tentu tak terima dengan perlakuan Jevas, "Apasih Jevas, sanaaan!" Ujarnya sambil sedikit menggeser-geserkan badanya menjauh.

"Gue gak suka cowok——"

Ucapan Lilith disela oleh Jevas, "Apa? Lo gak suka cowok miskin kan? tenan aja Lilith hidup Lo bakalan terjamin sama gue."

Sambil berkata demikian, Jevas memutar tubuhnya mengambil dompetnya yang berada dinakas kemudian mengeluarkan sebuah kartu berwarna hitam, menyodorkanya kepada Lilith.

"Nih buat Lo, pakai aja sesuka hati lo. Tenang aja gak bakalan habis."

Lilith menepis sodoran tangan Jevas. Tetapi tanganya dipaksa kembali menerima benda itu.

"Jauhin Atlas, Lith. Gue gak suka." Setelah mengatakan hal itu, Jevas kembali mengeratkan pelukanya, kali ini lebih erat, seolah tak membiarkan Lilith pergi darinya barang sedikitpun.

******

Haii,
Vote, Comment and Follow ya

Note:
-Jika ada kesalahan kata atau yang lainya tolong tandai ya teman teman.
-Aku punya story baru nih, judulnya Haidar ardanar, jika berkenan bisa dibaca.

See u, next

Husband Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang