11

9.5K 606 17
                                    

"Capek banget gue," Gumam Lilith merasa orang paling lelah sedunia padahal dari tadi barang belanjaanya dibawakan oleh Atlas.

Mendengar ucapan Lilith itu, Atlas hanya tersenyum sekilas. "Udah?" Tanya Atlas yang dibalas anggukan singkat oleh Lilith.

"Kamu duduk disana aja, tungguin aku mau bayar dulu." Ujar Atlas sambil menunjuk kursi mewah yang berada di depan sana. Tanpa basa-basi Lilith langsung membelokan kakinya menuruti perintah Atlas.

Beberapa menit kemudian Atlas sudah kembali dan mengajak Lilith untuk menuju mobil. Setelah memasukan barang barangnya kedalam bagasi, Atlas dengan semangat mengampiri Lilith yang sudah duduk rapi di dalam mobil.

"Mau apa lagi sayang?"

Dengan reflek Lilith langsung berkata, "Udah-udah, ini udah kebanyakan."

Atlas terkekeh mendapati respon Lilith.

BRUKKKKK

Lilith dan Atlas terlonjak kaget saat mendengar suara yang cukup keras itu seperti menghantam mobil mereka.

"Awss," Ringis Lilith saat kepalanya terhatam bagian mobil depan mobil.

Atlas menoleh, manatap Lilith dengan wajah panik. Melihat respon Khawatir Atlas, Lilith menyela, "It's Oke, Gapapa. Ayo turun."

Atlas hanya mengangguk, tetapi tidak dengan rahangnya yang mengeras seperti ingin membunuh orang yang sudah menubruk mobilnya saat ini, membuat pujaan hatinya harus terluka. Akan Atlas habisi orang itu!

Lilith dan Atlas turun dengan tergesa.

"ASTAGA!" Kalimat itu spontan keluar dari mulut Lilith saat ia sadar bahwa mobil berharga ratusan juta itu sudah ringsek bagian belakang. Menutup mulutnya tak percaya.

Atlas dengan amarah yang memuncak menatap tajam mobil berwana hitam yang ternyata mobil itulah yang menjadi tersangka.

Menunggu pengemudinya keluar.

"Jevas?" Lirih Lilith yang tak menyangka, Ternyata Jevas senekat dan segila itu.

Melihat seseorang yang keluar dari mobil hitam itu tak lain dan tak bukan adalah rivalnya tentu amarah Atlas kini tambah bukan main.

BRUKK

Atlas berlari kemudian memukul rahang Jevas dengan keras, membuat sang empu tersungkur. Atlas sudah tidak bisa sabar lagi karena keluarga Jevas sudah benar benar keterlaluan.

"KETERLALUAN!" Teriak Atlas.

Mereka saling balas membalas, tentu hal itu menyebabkan perkelahian terjadi.

Wajah Lilith berubah masam, Melihat dua lelaki itu malah seperti ingin saling bunuh membunuh. Dengan memegangi kepalanya yang masih terasa sakit, Lilith berlari dan memanggil penjaga atau satpam dari kejauhan.

Pertengkaran Jevas dan Atlas tentu menjadi pusat perhatian.

"BERHENTI!!" Teriak Lilith dan dengan bantuan para satpam dan penjaga yang membatu akhirnya dua lelaki itu terlerai.

"LEPAS!" Kasar Jevas sambil menyentak tangan satpam yang dengan berani-beraninya memegangi tanganya.

Dengan penampilan yang sudah urak-urakan, Jevas menghampiri Lilith. Menariknya dengan paksa.

Atlas berontak ingin menghalangi jalan Jevas membawa pujaan hatinya tetapi ia urungkan karena melihat kode dari Lilith yang seperti menyuruhnya untuk membiarkan apa saja yang dilakukan Jevas. Lilith menyuruh Atlas untuk mengalah saja pada hari ini.

Dengan berat hati Atlas mengangguk. Uh, Penampilannya sangat memprihatikan, luka lebam dan darah seperti menjadi hiasan di tubuh Atlas.

Kenapa Lilith menyuruh Atlas untuk mengalah saja? Karena Lilith tau, Tuan muda yang berada didepanya ini sangat atos, kasar dan nekat. Lilith tak mau terjadi sesuatu yang parah lagi, Mereka semua harus tetap mengalah kepada Tuan Muda.

Membawa Lilith kedalam mobil lain yang dia miliki dan meninggalkan mobil hitam yang dia tubrukan dengan mobil Atlas.

Hening. Hanya hening sejak beberapa menit yang lalu mobil itu berjalan. Tak ada pembicaraan sepatah kata apapun yang Jevas maupun Lilith keluarkan.

Menepikan mobilnya, lalu menoleh kearah Lilith dengan membawa sebuah kotak yang berisi obat. Tak ada sepatah kata apapun yang Jevas keluarkan, yang ia lakukan saat ini ada fokus mengobati Lilith. Dengan telaten.

"Lo hampir bikin gue mati!" Setelah sekian lama terdiam, Lilith membuka suara dengan penuh tekanan.

Masih fokus dengan kapas ditanganya yang bergerak lincah menelusuri wajah Lilith, Jevas menjawab dengan datar.

"Masih hampir."

Mengembuang nafas kasar, "Lo sengaja kan?"

Jevas mengedihkan bahu acuh, "Of course."

"Itu cuman bagian kecil, sayang. Makanya jadi anak yang nurut ya?" Lanjut Jevas sambil mengelus pucuk kepala Lilith dan menyelesaikan kegiatan mengobati Lilith.

Mambawa mobilnya kembali, dan berkata, "Ayo belanja lagi! gue ganti barang barang lo yang udah hancur gue tabrak tadi!"

******

hai

1 Kata buat part ini
dan
1 Kata buat aku

kabarin kalo udah 500 reader.

Husband Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang