Jevas berjalan dengan penuh arogan kedalam salah satu ruangan. Matanya menyelisik sekitar sebentar, memastikan bahwa semua aman.
Membuka pintu itu, menampilkan sosok perempuan yang sedang duduk didepan cermin sambil menyisir rambutnya.
Mendatarkan wajahnya kembali saat tak sadar sedikit senyuman terbit dari dirinya, menghampiri perempuan itu dan menyodorkan sesuatu padanya.
Perempuan itu menoleh, "Apa?"
"Buat Lo." Jevas menyodorkan handphone untuk Lilith.
Lilith menerima itu dan memutar sambil menelisik benda itu, lalu menggelengkan kepalanya tak mau, "Gak mau Jevas!"
Setelah berkata demikian Lilith menyodorkan benda itu kembali yang tidak langsung diterima oleh Jevas. "Kenapa?"
"Ini bukan hp gue, gue gak mau."
Jevas menghembuskan nafas kasar, "Tapi ini lebih bagus dari pada handphone Lo yang lama, Lilith."
Tetap kekeh pada pendiriannya, "Gue tetep gak mau!"
Lilith memutar tubuhnya untuk menghadap Jevas, Lilith dengan sengaja menampilkan raut permohonan, ia ingin tahu reaksi dari Jevas. Lalu perempuan itu melanjutkan ucapannya yang sempat terjeda,
"Katanya lo mau cariin hp gue? mana? kok gak ada?"
Entah mengapa saat melihat ekspresi itu Jevas menjadi gugup, bahkan ia cukup sadar bahwa wajahnya sekarang memerah, berdehem untuk sedikit memenangkan dirinya, "G-gk ketemu."
Melihat ekspresi itu Lilith sontak tersenyum miring dalam hati, "Jangan-jangan lo ya, yang bawa hp gue?"
Menggelengkan kepalanya kaku, "Bukan gue. Yakali ngapain juga gue bawa hp Lo."
"Terus dimana Jevas hp gue sekarang? pokoknya gue cuman mau hp gue gak mau yang lain!" Kekeh Lilith, ia tahu Jevas yang membawa ponselnya, tetapi Lilith tak mempunyai bukti. Mungkin dengan cara ini Jevas dapat mengembalikan ponselnya?
"Gue gak tau. Udahlah ngapain dicari sampai segitunya, cuman hp aja loh. Ini juga udah gue beliin yang lebih bagus, yang pengeluaran terbaru juga." Untuk pertama kalinya Jevas berkata sepanjang ini, biasanya lelaki itu akan sangat irit berbicara.
"..." Tak ada balasan yang berarti.
Sekali lagi mengembuskan nafas pasrah saat Lilith lagi dan lagi menampakan eskpresi menyebalkan itu, "Its ok, Lith. Gue bakal cariin lagi, tapi untuk sekarang Lo pakai hp ini dulu."
Lilith menampilkan ekspresi senangnya, sungguh ia sudah tak sabar untuk menghubungi Atlas, semoga saja Jevas menepati ucapanya, jika Jevas yang membawanya semoga cepat dikembalikan.
"Oke Jevas." Sambil menyodorkan kedua Jempol nya kepada Jevas. Jujur saja Lilith sudah sangat muak dengan tingkah Jevas tetapi untuk kali ini, ia akan mencoba bersikap baik.
Tanpa sadar Jevas tersenyum, tanganya terangkat untuk mengelus pucuk kepala Lilith, "Mau apa lagi, sayang?"
"..."
"..."
Kedua orang itu terdiam, sama-sama shock atas kejadian barusan. Jevas yang tak tahu apa yang dilakukanya, Lilith yang tidak menyangka dengan tingkah Jevas.
Menarik tangan itu dari sana, wajah lelaki itu bahkan memerah bagai kepiting rebus, ia sangat tak bisa mengontrol tingkahnya sekarang ini, "Apaan sih lo?"
"Hah?"
Untuk menahan rasanya Jevas malah berkata demikian. Sedetik kemudian Jevas berlari keluar tak lupa dengan wajah serta telingan yang juga memerah.
Sedangkan Lilith? perempuan itu masih melongo dibuatnya.
Dilain sisi Jevas terus berlari menuju ruang kerjanya, meninju semua barang yang ada untuk menahan kegugupannya.
"ANJING." teriaknya tak karuan, ia mengacak rambutnya frustasi saat sekelebat ingatanya tentang tadi muncul kembali.
"Ngapain ya gue barusan?" Tanyanya bingung. Bahkan wajah lelaki itu masih tetap memerah.
*******
Haii.
Terimakasih untuk 100 rb pembacanya🥰
sebagai bentuk terima kasih bakalan double up💋.tandai typo.
See u, next.
![](https://img.wattpad.com/cover/327885777-288-k384402.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband Death
Fantasy"Bawa pulang istri gue, sekarang!" -Jevas levithen. "Maksud Lo pacar gue?"-Atlas Caspian.