E-2

146 41 40
                                    

Langkah demi langkah lelaki itu lewati. Banyak sapaan serta senyuman yang terukir di berbagai wajah murid disana.

Jungwon memberhentikan langkahnya setelah berada di depan kelas 12 IPA 1.

Jungwon menghembuskan nafas lega.

"Akhirnya aku kelas 12."

Dengan riang, Jungwon memasuki kelas itu dan disambut oleh para murid dengan hangat.

"Jungwon!" Panggil seorang lelaki yang kemudian menghampirinya.

"Hai, Jo!" Sapa Jungwon dengan senyum yang terukir di wajahnya.

Jo langsung memeluk sahabatnya itu. "Lo udah sembuh?" Tanyanya setelah melepaskan pelukannya.

"Udah."

Jungwon yang tadinya berjalan kini langkahnya terhenti ketika melihat bahwa hampir semua bangku sudah terisi, dan hanya satu yang belum.

"Penuh banget." Keluhnya.

Jo menepuk-nepuk pundak sahabatnya itu, kemudian menunjuk ke arah bangku yang kosong, bangku yang berada di samping dengan Daisy. "Disitu aja. Itu bangku yang tersisa."

Jungwon menghela nafas. "Masa gue doang yang duduk sama cewek?"

"Udahlah, sana duduk. Masih mending loh kebagian tempat duduk, daripada engga."

Meski malas, akhirnya Jungwon menurut kemudian menghampiri bangku yang kosong itu, bangku yang di kerumuni oleh para gadis.

"Sorry ganggu." Jungwon pun duduk tepat disamping gadis cantik yang daritadi ternganga setelah ucapannya terpotong.

Daisy tidak berhenti menatap Jungwon saking kagetnya. Orang yang tengah menjadi bahan obrolan nya dengan teman-teman nya tiba-tiba muncul di hadapannya, dan sekarang menjadi satu bangku dengannya.

Dan.... Perasaan apa ini? Mengapa jantung Daisy berdegup sangat kencang?

"Hei, Won." Panggil Yujin yang duduk di belakang Jungwon.

"Hm?" Jungwon menolehkan kepalanya ke arah Yujin.

"Kenalin, dia Daisy." Yujin menunjuk Daisy dengan dagunya.

Jungwon menoleh ke arah Daisy.

Jungwon pun tersenyum hingga memunculkan lesung pipi nya. "Hai Daisy, aku Yang Jungwon, panggilnya Jungwon aja ya."

Daisy tersenyum sedikit ragu. "I-iya Hai, aku Daisy Isabella. Murid baru di sekolah ini, pindahan dari luar kota."

Jungwon memiringkan kepalanya. "Pindahan dari kota mana?"

"Bandung."

Jungwon terbelalak ketika mendengar kata 'Bandung'.

"Loh? Dari Bandung?? Aku juga."

"Eh? Yang bener?"

Jungwon mengangguk penuh semangat.

"Aku di Bandung dari aku lahir, dan umur 6 tahun aku pindah kesini ke Jakarta."

"Aku juga dari lahir loh. Ortu ku asli Jogja, tapi aku lahir di Bandung dan akhirnya menetap disana."

"Langsung akrab nih kayaknya, samaan dari Bandung." Goda Yujin.

Mendengar itu, Daisy dan Jungwon secara bersamaan langsung menatap julid Yujin.

"Gapapa lah, nambah temen." Jawab Jungwon tidak peduli. Karena kenyataannya memang Jungwon tipikal anak yang mudah akrab jika bertemu orang baru. Beda hal nya dengan Daisy yang harus ditanya duluan, dan paling tidak bisa bertanya duluan, kecuali jika dengan orang yang sudah akrab dengannya.

[END] Sepucuk Bunga DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang