E-9

48 21 13
                                    

"Harua, hai!" Sapa Daisy begitu bertemu Harua di koridor sekolah.

Hari ini Daisy kembali bersekolah, ia tidak jadi homeschooling karena kemarin ia sudah memohon-mohon dengan Mama nya, dan dibantu oleh Sunoo. Makanya kini ia bisa kembali bersekolah, karena jika sudah Sunoo yang meminta, Mama dan Papa Daisy akan percaya dan memperbolehkan Daisy untuk kembali sekolah.

Harua menoleh. "Hai." jawabnya dingin.

Daisy menghela nafas. "Ru, jangan kaku amat lah. Lain kali tuh kalo ada temen yang nyapa lo nya senyum, kayak gini." Daisy lalu tersenyum hingga menutup matanya.

Harua pun tersenyum namun tipis dan terlihat dipaksa. "Udah tuh udah senyum."

"Ih bukan gitu. Senyum tulus dari hati, kayak gini nih." Daisy kembali mencontohkannya lagi. "Gitu."

Harua pun tersenyum namun hanya sekilas. "Dah tuh."

"Dih kok bentar?"

"Males."

Daisy menghela nafasnya pasrah. "Terserah lo aja deh."

Harua pun memberhentikan langkahnya setelah sampai di depan kelasnya, lalu menatap Daisy.

"Lo kelasnya bukan disini kan? Udah sana ke kelas lo."

Daisy mengernyit. "Lo ngusir?"

"Iya, kenapa?"

"Gue mau disini dulu ah."

Harua mengerutkan keningnya. "Kenapa?"

"Gue mau nanya sama lo. Satu hal aja kok."

"Apa?"

"Lo akrab sama Sunoo gak?"

Harua mengangguk. "Iya."

"Menurut lo Sunoo tuh orangnya kayak gimana?"

"Emang kenapa?"

"Deskripsiin aja napa si. Susah amat."

"Males."

Harua pun memasuki kelasnya, namun tangannya ditahan oleh Daisy yang ikut masuk ke kelasnya.

"Tunggu dulu." Cegah Daisy.

"Apa?"

"Deskripsiin dulu, Ru. Gue pengen tau."

"Kata lo tadi cuma satu pertanyaan. Udah gue jawab kan? Yaudah. Lagian lo juga kenal kan sama dia? Yaudah menurut lo aja gimana. Gausah nanya gue." Harua pun berlalu ke bangku nya dan duduk disana.

Sedangkan Daisy tetap di tempatnya berdiri sekarang. "Bilang aja kalo ga bisa deskripsiin orang! Gue gak maksa kok!" Ujarnya dengan sedikit berteriak.

Seisi ruangan langsung memusatkan pandangan mereka pada Harua.

Sedangkan yang ditatap hanya menunduk.

"Kenapa nih?" Niki menghampiri Harua dengan gerombolannya. "Lo cari masalah sama cewek? Sama anak aktor kayak dia lo cari masalah? Payah banget."

"Heh! Kalo kita ajak bicara tuh liat ke kita! Jangan nunduk aja!" Bentak salah satu teman Niki.

"Bangun lo!" Niki menarik kerah baju Harua, lalu mendorong Harua hingga kepala nya terbentur ke ujung meja dengan sangat keras.

Daisy terbelalak. "Harua!"

Niki menarik kerah anak itu lagi. "Bangun! Jangan lemah dong! Laki bukan?!"

"Ahk." Harua memejamkan matanya karena terasa pusing.

"Sini lawan! Jangan ngeluh doang! Dasar lem—"

[END] Sepucuk Bunga DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang