E-8

47 24 18
                                    

"Kondisinya semakin memburuk, namun kami belum juga menemukan donor jantung yang cocok untuk Harua."

Mendengar pernyataan dari dokter, Fuma dengan cepat mendekati Ibu nya yang kini pasti tengah banyak pikiran.

"Bu, Fuma bakal secepatnya cari donor jantung buat Harua. Ibu tenang ya."

"Kenapa Ibu ga bisa sih jadi pendonor buat Harua?" Ibu menghela nafas berat.

"Bu, kondisi Ibu gak memungkinkan untuk jadi pendonor buat Harua. Fuma janji, Fuma bakal secepatnya cari. Ibu tenang ya, berdoa buat Harua."

Setelah selesai berbincang dengan dokter, Ibu dan Fuma keluar dari ruang dokter dan menemui Harua.

"Bu.. Kak.. Rua boleh pulang kan?" Tanya si bungsu yang terbaring lemah di ranjang pasien.

Ibu menggenggam tangan anak bungsunya. "Dek, adek nanti bisa pulang kok. Tapi untuk beberapa hari kedepan adek rawat inap dulu ya?"

"Rua mau sekolah, Bu."

"Iya nanti kamu bisa sekolah. Sekarang makan dulu biar sembuh, kalo udah sembuh kan bisa sekolah," Fuma menyodorkan makanan pada sang adik. "Kakak suapin."

"Kondisi Rua gimana Bu?" Tanya Harua setelah menyuap sesendok nasi.

Ibu tersenyum. "Kamu gapapa kok, semangat ya."

"Andai Ayah masih ada." Gumam Harua.

"Rua, sayang. Ayah udah tenang di atas sana." Ibu mengelus surai hitam Harua.

"Rua kangen Ayah."

🌼

"Harua sakit, Won. Lo mau ikut jenguk?" Tanya Taki.

Jungwon menggeleng. "Maaf Ki. Gue ga bisa, gue mau ke rumah temen gue dulu. Sampaikan salamku aja ya ke Harua, semoga cepet sembuh."

"Oke. Gue duluan ya!" Taki pun pergi menjauh.

Sedangkan Jungwon berjalan ke arah yang berlawanan dari Taki.

Setelah sampai di tempat yang dituju. Sesungguhnya Jungwon agak ragu, namun ia mencoba memberanikan diri untuk datang ke rumah Daisy, untuk ke dua kalinya.

Jungwon memencet bel yang berada di dekat pintu. Tak lama kemudian Leala datang membukakan pintu nya.

"Eh, Kak Jungwon. Apa kabar kak?" Tanya Leala ketika melihat ternyata tamu nya ialah Jungwon.

Jungwon tersenyum. "Baik, kamu gimana?"

"Baik. Ayo masuk kak."

Mereka berdua pun masuk lalu duduk di ruang tamu.

"Kamu ga sekolah Le?"

"Udah pulang."

Jungwon mengangguk.

"Tumben kesini. Mau ketemu Kak Dei?"

Jungwon mengangguk. "Kak Daisy nya ada?"

"Ada kak. Lea panggilin ya." Leala beranjak dari duduknya lalu berjalan ke lantai atas untuk memanggil kakaknya.

Tak butuh waktu lama, Leala kembali bersama dengan Daisy. Namun Leala tidak lama, ia langsung berlalu ke kamarnya.

"Hai!" Sapa Jungwon ketika Daisy menghampirinya lalu duduk di sampingnya.

[END] Sepucuk Bunga DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang