E-22

37 12 4
                                    

Brukk

"Eh maaf." Lelaki bermata elang itu pun segera membantu lelaki yang baru saja bertabrakan dengannya agar bangun.

"Iya gapapa ka." Jawab lelaki bermata kucing yang kemudian bangun.

Jay memerhatikan baju anak lelaki itu, seperti baju pelayan cafe. "Oh iya kamu lagi apa disini?" Tanya Jay pada lelaki bermata kucing itu.

"Saya bantu-bantu disini ka." Jawab lelaki bermata kucing itu polos.

Jay memerhatikan lelaki di hadapannya yang tampak masih sangat muda. "Kok kamu udah kerja? Kamu harusnya masih sekolah loh."

"Gapapa ka, saya gak punya uang untuk biaya sekolah. Jadi saya mau cari uang dulu hehe." Jawab lelaki itu dengan senyuman.

"Astaga.. emm kamu mau sekolah bareng kakak gak?"

"Sekolah? Tapi saya harus kerja kak, saya gak ada uangnya." Ujar lelaki itu.

"Gak papa, nanti kakak biayain. Kamu gak usah kerja disini lagi ya? Kasian badan kamu."

"Makasih kak, tapi saya mau tetep kerja aja."

Jay pun mengelus surai hitam anak itu. "Kasian badan kamu nanti kecapekan, di usia segini harusnya kamu masih main bukan udah kerja. Gapapa nanti kakak biayain."

Lelaki itu pun tersenyum seraya mengangguk. "Makasih banyak ka!"

Jay mengingat kejadian pertama kali ia dan Jungwon saling kenal. Tidak menarik memang, tapi Jay merasa sangat beruntung mengenal Jungwon.

Jay terdiam sejenak.

"Kenapa aku malah jadi mikir kalau Jungwon adek ku ya? Padahal kan harusnya adek ku di Bandung, masa habis dibuang sama Papa tiba-tiba pindah ke Jakarta?"

🌼

Dua remaja itu berjalan bersama melewati koridor sekolah.

Jungwon pun menoleh saat mendengar suara mesin motor dinyalakan.

"De," Panggil Jungwon.

"Apa?"

Jungwon pun menoleh pada Daisy sekilas, lalu kembali memandang Sunoo yang baru saja menyalakan motornya. "Kamu gak pulang bareng Sunoo?"

Daisy menghela nafas. "Gak tau Won. Aku kan udah bukan siapa-siapa dia lagi."

"Apa salahnya kamu ikut pulang bareng Sunoo?"

Daisy terdiam.

Sunoo pun menoleh ketika menyadari ada dua orang yang tengah memperhatikannya. Sunoo pun tersenyum kemudian melambaikan tangannya lalu berjalan menuju Jungwon dan Daisy.

"Hai Jungwon, Daisy." Sapanya dengan senyuman.

Jungwon membalas senyuman Sunoo dengan ramah. "Hai, Noo."

Sunoo pun menoleh pada Daisy yang sama sekali tidak mau bertatap muka dengannya. "Dei? Mau pulang bareng gak?"

Daisy tidak menjawab, ia memalingkan wajahnya agar tidak berhadapan dengan Sunoo.

Sunoo mengerutkan keningnya, kemudian menatap Jungwon penuh pertanyaan.

Jungwon yang paham dengan tatapan Sunoo kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya sembari mengedikkan bahunya.

"Em? Dei?" Tanya Sunoo lagi.

Jungwon pun berbisik pada Daisy. "De jawab dulu, kasian Sunoo."

Daisy menghela nafas, kemudian menoleh pada Sunoo dengan tatapan malas.

[END] Sepucuk Bunga DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang