E-16

32 17 7
                                    

"Jay," Panggil Sang Papa dari tangga, kemudian menghampiri Daisy dan Jay.

"Papa."

Daisy dan Jay pun berdiri. Daisy kemudian salam pada Papa Jay lalu kembali duduk.

"Ini yang namanya Daisy ya?" Tanya Papa begitu duduk di sofa yang berhadapan dengan Daisy.

Daisy mengangguk. "Iya, Om."

"Daisy, kamu punya adik 'kan?"

"Punya."

"Orang tuamu artis ya?"

Daisy mengangguk pelan. Sejujurnya Daisy sudah malas dengan pertanyaan seperti ini, kenapa setiap bertemu dengan orang-orang yang ditanya ialah keluarganya bukan dirinya?

Papa nya Jay pun tersenyum. Kemudian menatap Jay.

Jay yang langsung mengerti dengan tatapan Sang Papa langsung berdiri. "Pa, Dei. Aku mau ke dapur dulu ya, bikinin minum buat kalian."

Jay pun berlalu ke dapur.

"Daisy," Panggil Pak Park.

"Iya, Om?"

"Kamu udah punya pacar?"

Daisy mengernyit. Kok kepo banget sih?

"Ud-"

"Daisy, ini juice buat kamu." Jay datang membawa tiga gelas juice strowberry di atas nampan, kemudian menyimpannya di meja.

Daisy tersenyum. "Makasih, Jay."

Jay mengangguk. Kemudian melirik pada Papa nya yang kini tengah memperhatikan nya dengan senyum liciknya. Dan Jay hanya bisa menunduk. Maaf. Batinnya.

Papa dan Daisy pun menyeruput minuman yang diberikan Jay hingga akhirnya minuman itu sampai di tegukan terakhir.

Papa menyimpan gelasnya begitu minumannya ia habiskan. Begitupun dengan Daisy.

Jay menghela nafas panjang.

Daisy mengerutkan keningnya begitu minumannya sudah habis. Dan tentunya Jay melihat itu.

"Jay," Lirih Daisy.

Jay menelan saliva nya dengan susah payah. "Iya?"

Daisy masih mengerutkan keningnya. Kemudian menatap gelas bekas juice tadi.

Jay kemudian menundukkan kepalanya.

Daisy pun menoleh sekilas pada Jay, lalu menoleh pada Pak Park. "Jay, Papa kamu pingsan!"

Jay mendongakkan kepalanya dan ia dengan jelas melihat bahwa Papa nya pingsan.

Jay pun menoleh pada Daisy. "Papa ngga pingsan kok Dei. Dia tidur." Jay pun menghela nafas. "Aku tadi pakai obat tidur di minuman Papa."

Daisy kembali mengerutkan keningnya. "Kenapa?"

"Karena aku tau Papa akan nyakitin kamu."

"Nyakitin? Gimana maksudnya?"

Jay menarik tangan Daisy. Kemudian berdiri. "Aku ceritain nya di mobil ya? Aku antar kamu pulang."

Tanpa berfikir panjang, Daisy akhirnya memutuskan untuk mengikuti apa yang Jay katakan.

🌼

Setelah Jay menceritakannya di mobil, Daisy kini mengerti mengapa Papa nya ingin bertemu dengannya. Dan ternyata itu hanyalah jebakan, Papa nya ingin menyandera Daisy dan meminta tebusan pada orang tuanya.

[END] Sepucuk Bunga DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang