E-4

87 25 13
                                    

Lelaki bermata kucing itu menghembuskan nafasnya berat, lalu memasuki rumahnya.

Ia pun berlalu ke kamarnya dan duduk di kasur.

Jungwon menundukkan kepalanya. Rasanya hari ini adalah hari yang buruk dan mengecewakan.

Jauhi anak saya! Dasar miskin!

Kalimat itu terus terngiang di kepala Jungwon sedari tadi.

Kalimat yang terucap dari mulut Mama nya Daisy ketika tadi ia mampir ke rumahnya.

Dan disaat itu juga Papa nya Daisy melemparkan gelas tepat pada Jungwon hingga gelas itu pecah dan pelipis Jungwon kini berdarah.

Jungwon meraba pelipisnya yang sampai kini masih terasa ada darah mengalir.

Jungwon lalu mengelap darah segar yang keluar dari pelipisnya itu menggunakan telapak tangannya.

"Kok terus-terusan keluar ya?"

Jungwon masih berusaha mengelap darah segar itu namun pelipisnya terus-menerus mengeluarkan darah.

Jungwon pun mencoba beranjak dari kasurnya dan mencari kotak P3K. Setelah mendapatkan kotak itu, ia lalu mengobati luka di kepalanya sembari sekali-kali meringis menahan sakit.

🌼

"Intinya Mama dan Papa ga setuju kamu deket-deket sama anak miskin kayak si Jungwon." Ujar Mama.

"Ma, Mama boleh paksa Daisy buat pacaran, tapi Mama jangan sampe membatasi pertemanan Daisy juga dong."

"Papa ga suka sama anak itu, anak sialan kayak dia itu cuma bikin masalah. Kamu ga mikir? Bisa jadi dia deketin kamu karena dia mau harta dari keluarga kita, dia ga mungkin tulus sama kamu kalo bukan karna harta. Apalagi dia mis-"

"Papa jangan jelek-jelekin dia kayak gini dong. Papa bisa kan bicarain ini baik-baik? Ga usah pake kekerasan kayak tadi, kasian Jungwon Pa."

"Sunoo lebih pantes buat jadi pacar kamu. Dia itu sama kayak kamu, keluarga dia juga artis. Papa dan Mama kenal deket sama keluarga nya, jadi bakal terjamin." Sahut Mama.

"Papa yakin, kalo kamu sama Sunoo kamu pasti akan dapat kehidupan bahagia, Dei. Beda lagi kalo kamu sama anak sialan itu."

Daisy menghembuskan nafas kasar.

Ia pun berlalu ke kamarnya tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

Pikirannya kini kacau, ia tidak tega melihat Jungwon yang tadi dilemparkan gelas oleh Papa nya hingga berdarah. Dan Daisy sangat tidak suka pemaksaan seperti ini. Ini hanya menyiksa hidupnya.

🌼

Hari itu adalah Hari Minggu, dan hari ini Daisy dan Leala jalan-jalan ke mall.

Keluarga Daisy memang sangat sering ke mall, sekitar 1-2 bulan sekali. Entahlah, mungkin karena mereka adalah keluarga kaya raya.

"Kak, aku ke toilet dulu ya. Kakak duluan aja." Ucap Leala pada Daisy di tengah-tengah perjalanan mereka di mall yang luas ini.

Daisy mengangguk sebelum menjawab. "Jangan lama-lama ya, kakak ga akan jauh-jauh dari sini."

Leala pun mengangguk sebagai jawaban kemudian berlalu ke toilet.

Dan kebetulan tak jauh dari tempat dimana tadi Leala berpamitan, disitulah toiletnya.

Untuk menghilangkan rasa bosannya, Daisy memutuskan untuk pergi agak menjauh dari toilet dan beranjak pada barisan aksesoris yang ada lurus dari tempat dirinya sekarang.

Daisy pun mengambil sebuah kacamata polos berbentuk bulat dengan lensa gelap. Saat ia pakai, ia merasa kurang cocok dengan kacamata nya jadi ia simpan kembali kacamata tersebut.

Daisy kembali melihat-lihat banyaknya kacamata disana. Lalu ia menemukan sebuah kacamata berbentuk kotak, kacamata gaya dengan lensa bening itu sangat menarik perhatiannya.

Tanpa berfikir panjang, Daisy hendak mengambil kacamata itu namun tangannya dan sebuah tangan lelaki disampingnya sama-sama hendak mengambil kacamata itu.

Daisy menoleh pada pemilik tangan itu.

Bisa ia lihat di sampingnya kini ialah seorang lelaki tampan. Lelaki itu sangat keren, bisa Daisy lihat dari cara berpakaian nya yang rapi dan teratur.

"Eh, sorry." Ucap lelaki itu kemudian melepaskan tangannya dari kacamata yang menjadi pusat perhatian lelaki tampan itu dengan Daisy.

"Ah, iya. Maaf juga." Ucap Daisy seraya melepaskan tangannya dari kacamata itu.

Sejujurnya Daisy sekarang tengah di serang oleh rasa grogi dicampur dengan kebingungan. Ia bingung harus apa dia sekarang. Daisy memang seringkali merasa grogi jika bertemu orang baru, terutama lelaki.

Sungguh, Daisy berharap ada seseorang yang menyelamatkannya di situasi ini.

"It's okay." Jawab lelaki tampan itu. Melihat Daisy yang tidak jadi mengambil kacamata cantik di hadapannya, lelaki tampan itu kini mengambil kacamata tersebut, kemudian ia pergi meninggalkan Daisy.

Daisy menghembuskan nafasnya kasar. Yaelah, kukira dia bakalan kasihin kacamata nya ke aku dengan cara romantis atau cara yang ga aku duga, eh taunya dia yang ambil dan beli. Tau gitu mah aku aja langsung ninggalin dia sambil bawa kacamata nya.

Karena kacamata yang diinginkan olehnya sudah dibeli oleh orang lain, Daisy memilih untuk tidak jadi membeli aksesoris disana dan berencana untuk kembali ke dekat toilet untuk menunggu adiknya.

Daisy yang berjalan pelan sembari menunduk itu tiba-tiba terhentikan jalannya oleh sepasang kaki di hadapannya.

Tentu saja, Daisy terkejut karena orang itu tiba-tiba saja berada didepannya, bahkan tanpa aba-aba sedikitpun.

Daisy mengangkat kepala nya dan kini ia melihat dengan jelas siapa pemilik sepasang kaki yang menghalangi langkahnya menuju toilet.

Eh? Ini kan cowok tadi?

Lelaki itu memberikan sebuah kotak persegi panjang berwarna putih dengan hiasan pita bentuk dasi kupu-pupu berwarna merah di atasnya pada gadis cantik di hadapannya.

"A-apa ini?" Tanya Daisy yang sedang beradu dengan pikirannya sendiri.

Makin campur aduk isi kepala Daisy sekarang.

"Buat kamu." Jawab lelaki itu super singkat.

Daisy menelan ludah. Aku mimpi kah? Sejak kapan? Kok orang asing tiba-tiba kasih aku kotak? Mau culik aku kah?

20 detik berlalu, masih dengan posisi yang sama dari keduanya tanpa berubah sedikitpun.

Lelaki itu menaikkan alisnya. "Jadi...?"

Daisy tetap terdiam. Adu panco dengan pikirannya sendiri tidak semudah yang dibayangkan.

Daisy ingin menerimanya, tapi ia takut itu jebakan, ingin menolaknya, tapi takut itu adalah rezeki.

Ya Tuhan, aku harus gimana?

TBC

Emmm.. Kalo ada laki-laki kayak gini, kalian bakal gimana??

Terima atau tolak?

Ada yang tau cowok itu siapa? :)

Oke selamat menikmati~
Jangan lupa vote komen ya!

[END] Sepucuk Bunga DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang