Seorang gadis tengah duduk di salah satu bangku taman Ibu Kota Jakarta. Dia sudah menghabiskan waktu berjam-jam duduk di bangku taman itu. Entah apa yang sedang dia lakukan atau kah dia sedang menunggu seseorang ? Entahlah mungkin saja gadis itu hanya sedang menikmati angin sore Ibu Kota.
"Duh, udah berapa jam ya aku duduk disini" gumam gadis itu setelah sadar bahwa dia memang sudah benar benar lama berada ditaman itu hanya sekedar untuk duduk saja.
" Hayolahh Una ngapain juga si kamu duduk-duduk disini ke orang stress yang banyak masalah aja" Gerutunya merutuki dirinya sendiri.
Ia teringat bahwa ponsel nya ia silent agar tidak ada yang menganggu, buru-buru ia merogoh tas nya dan mencari benda pipih itu. Setelah ketemu, ia membuka nya dan dia menghembuskan nafas lelah, karena sudah dia duga pasti saja sudah banyak panggilan tak terjawab dari sang bunda kesayangannya.
"98 panggilan tak terjawab, Ya Allah bunda 2 panggilan lagi aja biar pas jadi 100" monolognya sambil terkekeh.
Orang tua mana yang tidak mengkhawatirkan anak perempuan semata wayangnya yang sejak dari pagi keluar rumah dan sampai hari mulai gelap tidak kunjang pulang juga. Syashim, Bunda nya Aluna memang sangat menjaga dan merawat putri semata wayangnya nya itu. Kasih sayang seorang ibu memang tidak usah dipertanyakan, bahkan sekalipun suami memarahi anaknya yang notabene nya sebagai ayah dari anaknya, maka Syashim pasti akan memarahi Adijaya, suaminya.
Tepat pukul 7 malam, Una baru saja sampai di rumahnya, Ia mencari-cari keberadaan orang tuanya. Setiap sudut ruangan rumah nya ia mencari cari tak ditemukan juga.
"Bunda, Ayah ! Kalian dimanaaaaa ? Kenapaaa ninggalin akuu siii" huuhu Una menangis karna tak juga menemukan kedua orang tuanya.
Una pun memutuskan untuk ke kamar dan bersih bersih. Ia akan tidur, berharap tidur nanti Syashim bisa memeluknya, ia sangat merindukan bundanya.
Bunda Syashim memasuki rumah diikuti dengan Adizaya, mereka baru saja pulang dari acara besar keluarga syashim. Ya bunda Syashim menelpon una sampai 98x itu untuk memberi tahu bahwa ayah dan bunda akan pergi ke nek Sinta di Bandung. Tapi Una kan mensilent hpnya jadii dia tidak tahu kemana orang tuanya pergi.
"Yah, putri kita mungkin sudah pulang ya, dari drama kabur tadi pagi itu" tanya syashim pada suaminya
"Kita periksa ke kamar aja yu" ajak Adizajaya
Pintu kamari dibuka, dan menampakkan seoramg gadis yang tertidur sangat pulas. "Anak bunda, kenapa harus kabur coba nak, engga kasian sama bunda yang mengkhawatirkan kamu hm? Sayangnya bunda, putri bunda tercantik" ucap Syashim sambil memeluk putri nya yang tertidur.
"Bun,anak ayah juga kali" ujar Adizaya seolah tak terima kalau dirinya tak dianggap sebagai orang tua dari putri kesayangannya.
"Ayah ih, ayah malam ini kita tidur disini ya, temani putri kesayangan kita ini" ujar bunda Syashim, " oke baiklah, kita temani putri cantik kita ini" adijaya yang sangat bersemangat dengan ide istrinya itu.
Bahkan, orang tuanya ngobrol pun, tidak menganggu Una yang tidur. Mereka pun tidur bersama sambil saling memeluk putri kesayangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALUNA?
Teen FictionIni kisah tentang seorang gadis bernama Aluna Syaquinna Rizhama, atau akrab disapa Una. Una termasuk anak yang beruntung, dalam segi keluarga dan materi. Una merupakan anak satu satunya yang sangat disayangi dan dijaga baik oleh kedua orang tuanya...