keajaiban

71 15 0
                                    

Sore hari pun tiba,dimana Una sangat menantikan waktu itu. Karena Una berfikir bahwa perjodohannya akan di batalkan dengan hadirnya Alvaro sebagai kekasih pura-puranya.

Sehingga tibalah keluarga Araf dirumah Una
"Tok...Tok...Tok... Assalamualaikum" ucap salam Abi Thalib?

Ibu Una pun kaget mendengar ketukan pintu dari luar tersebut dan mendengar ucapan salamnya, karena dia tau kalau yang mengetuk pintu dan mengucapkan salam itu adalah suara Abi Thalib. Ibu Una pun bergegas segera membukakan pintu.
"Wa'alaikumsalam... Pak Abi, ayo silahkan masuk" sahut ibu Una mempersilahkan keluarga Araf masuk.
"Terimakasih..." ujar Abi Thalib.

Ibu Una pun mempersilahkan duduk, dan ibu Una pun menghidangkan air minum untuk keluarga Araf.
"Silahkan di minum" kata ibu Una sambil menyodorkan gelas yang berisi air.
"O... Iya terimakasih, gak perlu repot-repot" ujar Abi Thalib.

Abi Thalib pun memulai pembicaraan dan memperkenalkan Araf kepada Una.

"Una, ini putra bapak, namanya Araf, dia adalah putra bapak yang pertama yang insyaallah akan menjadi imam yang baik untuk mu" kata Abi Thalib menepuk pundak Araf,Una pun memandang laki-laki yang di panggil Araf itu.

"Maaf ya pak, Araf ini kenapa ya kok dari tadi nunduk terus?" Jawab Una yang membuat ibunya yang berada di sampingnya mencubit paha Una.

Di tengah perbincangan tersebut terdengar suara.

"Tok..Tok...Tok..." ketukan pintu dari luar.

Seketika merekapun terdiam mendengar suara tersebut dan ibu Una pun bergegas segera membuka pintu ketika pintu sudah dibuka, ibu Una pun kaget melihat seorang laki-laki di depan pintu rumahnya,
"Assalamu'alaikum... Tante" ucap Alvaro kekasih pura-puranya Una.
"Wa'alaikumsalam... Maap siapa ya?" Tanya ibu Una
"Maap tante mengganggu waktunya, saya Alvaro, saya mau bertemu Una" jawab Alvaro.

Ibu Una mempersilahkan Alvaro masuk.
Alvaro pun masuk, dan terkejut ketika melihat seorang laki-laki yang sedang  duduk menunduk di samping Abi Thalib.

"Aaaraf?" Ucap Alvaro terkejut.

Araf pun terbangun dari duduknya dan memandang Alvaro.
" Ehh... Alvaro, apakabar?" Tanya Araf gembira karena bertemu dengan teman lamanya.
"Alhamdulillah baik Raf." Sahut Alvaro

Una pun heran dengan Alvaro dan Araf itu
"Haaah... Kok mereka akrab banget, apa mereka saling kenal?" Tanya Una dalam hati.

Alvaro pun ikut bergabung ngobrol-ngobrol bersama keluarga Araf dan keluarga Una.

"Al... Kamu kenal sama dia?" Tanya Una kepada Alvaro.

"Eh iya Una, dia itu Araf teman aku, tapi karena Araf melanjutkan studinya ke Kaira, jadi kami jarang ketemu". Jawab Alvaro

"Ohh... Jadi Alvaro itu temannya Araf yang akan jadi suami Una?" Tanya ibu Una.

Alvaro pun kaget mendengar bahwa Araf akan jadi suami Una.

"Apakah laki-laki yang Una bilang mau dijodohkan dengannya itu Araf?" Tanya Alvaro dalam hati.

"Iya tante, dulu sebelum Araf pergi melanjutkan studinya, kami selalu bersama-sama layaknya adik-kakak". Jawab Alvaro

Una pun kesal melihat Alvaro terus ngobrol dengan Araf dan ibunya, karena yang di pikirkan Una, perjodohan ini akan di batalkan dengan hadirnya Alvaro kekasih pura-puranya. Tetapi Alvaro malah asik ngobrol tentang masa lalunya dengan Araf. Dan lupa dengan perjanjian yang akan membantu menggagalkan perjodohannya.

"Al... mau sampai kapan ceritanya?" Tanya Una kesal.

Seketika Alvaro pun berhenti berbicara,
"Apakah aku harus membatalkan perjodohan Una dan Araf? Sedangkan Araf temanku yang aku tau sendiri dia itu orangnya baik". Ucap Alvaro dalam hati.

Alvaro pun meminta izin kepada ibunya Una
"Tante, bolehkah saya ngobrol sebentar sama Una di depan?" Tanya Alvaro

Ibu Una pun bingung karena tidak enak dengan Araf, tapi ibu Una berfikir kan tadi Alvaro mau bertemu dengan Una, mungkin ada hal penting.
"Iya silahkan... tapi jangan lama-lama ya! gak enak sama Araf" pinta ibunya Una.

Alvaro dan Una pun pergi ke depan rumah
Sesampainya di depan.

"Una apakah laki-laki yang di maksud akan di jodohkan sama kamu itu Araf?" Tanya Alvaro
"Iya,dia orangnya" jawab Una

Alvaro pun mengurungkan niatnya untuk mencoba menggagalkan perjodohan tersebut. Karena, dia yakin Araf akan membimbing Una dan menjadi imam yang baik bagi sahabatnya itu Una.

"Una, saran aku ya... sebaiknya kamu terima saja perjodohan ini, maap aku tidak bisa membantu mu untuk kali ini." Kata Alvaro

"Ko jadi gini sih Al... Kan kamu udah deal mau bantuin suapaya perjodohan ini batal ". Ujar Una kesal

Alvaro pun berusaha supaya Una bisa menerima perjodohan. Dengerin ya Una" bukan nya aku ingkar janji, tapi orang yang mau  di jodohin sama kamu itu orang nya baik banget Soleh lagi. Sebagai sahabatmu, tentu aku menginginkan yang terbaik untuk mu" kata Alvaro menasihati.

"Masa Una harus menikah sama dia kenal juga enggak. Pokoknya, kamu harus tetap bantuin membatalkan" Ujar Una.

Alvaro pun mencoba menjelaskan siapa dan seperti Araf itu.

"Jika kamu menikah dengan Araf, dia bisa menjadi imam yang baik buat kamu, asal kamu tahu Araf itu orangnya sangat menjaga pandangannya terhadap perempuan, dia laki-laki yang soleh dia mahir dalam membaca al-qur'an. Dia pun orang yang sangat bertanggung jawab. Lelaki seperti apa yang kau inginkanUna?" Tanya Alvaro

"Una ingin laki-laki yang nanti Una cintai" jawab Una.

"Jika laki-laki yang Una cintai menikah dengan Una tetapi tidak mampu membimbing Una menuju jalan yang di ridai Alloh, dan laki-laki itu tidak bertanggung jawab, tentu akan membuat orang tuamu
Sedih, dan kamu juga akan berada dalam kesusahan" ucap Alvaro menasihati.

Una pun berfikir mendengar kata-kata Alvaro.

"Iya juga sih, benar juga kata-katamu" ucap Una.

Terdengar suara adzan berkumandang, menandakan Magrib telah tiba. Araf dan keluarganya belum pulang dari rumah Una

Araf pun berniat ingin menunaikan shalat magrib dan meminta izin kepada ibunya Una
"Maap bu, bolehkah izin mau ikut shalat magrib disini?" Tanya Araf.
"Iya, tentu... silahkan, nanti kamu shalatnya di sebelah Una" ujar ibu Una.

Araf pun menunaikan shalat magrib di samping kamar Una. ketika Una hendak pergi ke kamarnya, Una melewati kamar tempat Araf shalat. dan terdengar suatu lantunan ayat al-quran yang begitu merdu, membuat Una tenang mendengarkannya.

"Wah begitu enak sekali  suara lantunan ayat al-quran itu, ternyata benar kata Alvaro, Araf ini mahir dan fasih sekali dalam membaca Alquran''. Ucap Una dalam hati.

Kesokan harinya Una bangun dari tidurnya dan langsung mandi lalu sarapan bersama ke dua orang tuanya.

Dalam hati, Una ingin mengungkapkan  bahwa Una sudah mulai jatuh hati pada Araf.

"Ayah,Ibu? Una mau ngomong sesuatu" ucap Una gugup.
"Tumben kok kamu gugup gitu ada apa sayang?" Tanya ayah Una.
"Una bersedia dijodohkan dengan Araf, Una sadar pilihan ayah ibu itulah yang terbaik" ucap Una.

Ayah dan Ibu una pun tersenyum bahagia mendengar Una menyetujui perjodohannya.

ALUNA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang