happy end

78 14 0
                                    


Di dalam mobil, Una hnya terdiam sama skelai tidak mau berbicara. Namun, Araf mencoba mengajak Una untuk bicara, ditengah-tengah jalan yang sepi, Araf mencoba menghentikan mobilnya.
"Kenapa berehenti?" tanya Una kepada Araf. Araf pun langsung menarik tangan Una, karena Araf mau meminta maaf kepadanya atas kesalahan Araf yang tidak jujur kepada Una tentang masalalunya,
"Una lihatlah aku!" kara Araf kepada Una
"Iya kenapa?" balas Una.
"Una aku minta maaf atas kesalahanku yang membuat kamu menjadi hancur" kata Araf sambil menciumi tangan Una.
"Raf kenapa sih kamu harus menutupi rahasia sebesar itu kepadaku?" jawab Una dengan matanya yang berkaca-kaca,
"Una aku tidak bermaksud menyakitimu, namun aku bel menemukan waktu yang tepat untuk menceritakan masalah ini padamu." Kata Araf sambil memeluk Una dengan erat. Araf pun tidak tega melihat Una meneteskan air mata. Namun Araf berusaha untuk bebicara baik-baik kepada Una.
"Una apakah kamu percaya kepadaku, bahawa aku akan menjadi suami yang baik dan juga menjadi imam yang baik untuk kamu dan juga anak kita nanti?"  tanya Araf panjang lebar kepada Una.
"Iya Araf aku yakin kamu bisa menjadi suami yang baik untukku, aku percaya itu. Namun aku takut sekali dengan apa yang akan terjadi dengan rumah tangga kita nanti, kalo masalalumu saja belum terselesaikan dengan baik."balas Una kepada Araf dengan suara terisak.
"Nggak akan Una, itu nggak akan pernah terjadi, aku yakin kita mampu mempererat rumah tangga kita, maka tidak akan ada salah seorangpun yang akan menghancurkan rumah tangga kita, kamu harus percaya itu, aku akan selalu berusaha menjagamu dan menjaga keluarga kecil kita!" Kata Araf kepada Una sambil berusaha meyakinkan Una.
"Iya Araf, kamu harus janji ya nggak akan ngulangin hal seperti ini lagi" kata Una kepada Araf.
"Iya istriku aku janji sama kamu!" Ucap Araf kepada Una sambil mengelus-elus kepala Una. Lalu Una pun meminta Araf melanjutkan perjalanan menuju rumah mereka.
Diperjalanan menuju rumah, Una tidak sengaja melihat dari kaca mobil ada 1 pasangan yang begitu harmonis dan sudah dikaruniai anak, kedua pasangan itu menarik perhatian Una, penampilan suaminya bahkan tidak jauh seperti Araf, dan yang lebih menariknya lagi istri dari sipasangan itu berhijab.
"Andai aja aku bisa seperti itu" ucap Una dengan suara pelan sambil melihat ke arah pasangan itu, namun suaranya masih bisa terdengar oleh telinga Araf.
"Kamu udah siap Una?" tanya Araf kepada Una sambil tersenyum.
"Siap apa?" jawab Una, sambil melirik ke arah Araf dengan kaget. Araf mencoba menggoda Una, namun Una susah sekali di ajak becanda, yang ada malah cemberut.
"Itu loh Unaaaaa" kata Araf sambil senyum-senyum,
"Apasih kamu gajelas deh Araf" jawab Una sambil cemberut. Karena Una kesal kepada Araf karena banyak becanda.
"Istriku makin cantik dek kalo lagi cemberut!" ucap Araf menuju Una. Una pun langsung menatap muka Araf, sambil ngomong,
"Apakah kamu baru sadar, bahwa aku ini sudah cantik dari lahir" kata Una kepada Araf dengan juteknya. Araf pun malah mencium kening Una, sambil berkata
"Orang tuaku memang gak pernah salah deh kalo cari mantu." Una pun tersipu malu hingga pipinya memerah dan menyembunyikan senyum manisnya.
Tid..... tid..... tid.......
Suara klakson mobil pun berbunyi......
satpam rumah Araf pun segera membuka gerbang rumahnya. Akhirnya Araf dan Una bisa kembali ke rumah lagi bersama-sama.Sesampainya di rumah Una dan Araf pun beristirahat 5 menit, bahkan saking lelahnya diperjalanan Araf malah tertidur dipangkuan Una. Tanpa Araf sadari, Una malah pergi ke kamar kecil untuk bersiap-siap mandi karena Ia belum menyiapkan makanan untuk Araf. Sekarang badannya terasa segar, bahkan Una pun sudah memakai baju piyama yang sangat cantik dengan warna yang begitu menarik, ditambah dengan aroma parfum yang sangat enak dirasakan. Tak lama Una segera kembali ke ruang tamu, untuk membangunkan Araf.
"Araf, Araf, Araf" kata Una sembari menepuk-nepuk pundaknya pelan. Namun Araf belum juga.l bangun. Tak putus Una mencoba membangunkan Araf yang kedua kalinya.
"Araf.... Araf..... Araf..... bangun..." kini Una sedikit mengeraskan suaranya. Dengan suara Una yang begitu keras, Araf pun terbangun
"Iya Una ini juga bangun" ucap Araf kepada Una dengan muka bantalnya itu.
"Nih handuk, sekarang kamu mandi ya!" perintah Una kepada Araf
"kamu udah cantik, udah wangi, emang mau kemana?" tanya Araf
"nggak kemana-mana kok, aku hanya akan masak buat kamu", jawab Una, Araf malah lagi lagi becandain Una.....
" iya lebih baik kamu diam di rumah jangan kemana-man, entar cantiknya malah buat orang lain tergoda, kamu kan cuma buat aku seorang" becandaan Araf kali ini sangat berlebihan,
"udah deh ya sekarang kamu mandi sana!" kata Una
"iya siap Una" akhirnya Araf pergi untuk mandi dan Una bersiap siap memasak untuk makan malam nanti.
Allahuakbar.... Allahuakbar........
Terdengar suara adzan berkumandang. Setelah selesai mandi dan juga kita mengganti pakaiannya, Araf bersiap-siap untuk mengambil air wudhu dan juga mengajak Una sholat, "Sayang, kita sholat dulu yuk!" ajak Araf kepada Una. Namun, Una merasa heran kepada Araf atas ucapannya itu
"Araf coba kamu ngomong sekali lagi!" kata Una kepada Araf.
"Kenapa?" tanya Araf kepada Una. "Kamu heran ya aku panggil sayang?"
"Ya jelas heran lah soalnya baru ini kamu manggil aku sayang", jawab Una.
"Iya dari mulai sekarang, detik ini, menit ini aku akan panggil kamu sayang selama lamanya." kata Araf kepada Una. Una pun terharu karena Araf bicara seperti itu kepada Una.
"Yaudah kita sholat yuk! nanti aku mau bicara sama kamu " kata Araf kepada Una.
"Iya Araf" kata Una sambil membentangkan sejadah.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" toleh kiri menandakan sholat mereka selesai. Lalu, Una pun bersalaman kepada Araf dan sebaliknya, Arafpun mencium kening Una, Unapun berkata kepada Araf "Araf apakah kamu tidak malu mempunyai istri sepertiku? aku masih banyak kekurangan, bahkan aku belum mampu berpakaian tertutup, padahal kamu adalah seorang yang tau terhadap aturan bahkan kamu adalah laki-laki yang sangat Sholeh" tanya Una kepada Araf. Arafpun segera menjawab pertanyaan dari Una yang membuat Arafpun merasa kesal kenapa Una sampe berpikir seperti itu.
"Una aku memang terlihat seperti orang yang alim, dermawan, namun aku pula masih banyak kekurangan yang bahkan mungkin orang lain tidak tahu, tetapi aku dan kamu adalah dua insan yang Allah takdirkan untuk bertemu, aku mau menerima kamu dan aku harap kamu juga begitu, dan aku yakin kamu berpenampilan tertutup, hanya butuh waktu untuk terbiasa." jelas Araf panjang lebar.
"Oh iya Una tadi aku sempat ngomong ada yang mau aku bicarain smaa kamu" tambah Araf.
"Emang kamu mau ngomong apa?" tanya Una kepada Araf
"Tadi aku lihat kamu bengong di depan kaca mobil, emang lagi lihat apa?" tanya Araf kepada Una.
"Oh iya Araf, aku sempat termotivasi sama 1 keluarga yang ada dekat komplek rumah kitaz keluarga yang snagat begitu harmonis, bahkan istrinya juga berhijab Raf, dan mereka begitu bahagia sekali karena mereka sudah dikaruniai buah hati yang begitu lucu." Kata Una kepada Araf.
"Ooh...... lihat itu" jawab Araf kepada Una sambil senyum-senyum.
"Kok kamu senyum sih Raf?" tanya Una ketus kepada Araf
"Euuhhhh nggak" jawab Araf gelegapan. Araf berdiri berjalan menuju lemari, dan mengambil sebuah kotak kecil, lalu kembali dan menyodorkan kotak itu kepada Una, tetapi Una yang saat itu kebingungan hanya menatap kotak dan suaminya secara bergantian.
"Ini hadiah untuk istri mas yang sangat cantik." Ujar Araf memecahkan kebingungan Una.
"Hah?..." ucap Una seakan minta pengulangan.
"Buka aja!" ujar Araf, lalu Una mengabil kotak itu dsn membukanya, betapa terkejutnya Una saat melihat 2 lembar tiket umrah.
"Mass?" tanya Una sambil menatap suaminya
"Iya sayang, ini hadiah umrah dari mas untuk kamu!."
"Ini panggilan dari Allah untuk kita ke tanah suci!." jelasnya lagi "apakah kamu suka sayang?" tanya Araf kepada Una
"Una suka banget mas!," Una ingin sekali pergi ke tanah suci. Jawab Una kepada Araf.
Ana uhubu kafilah zaujati, wauhibu kapilah ya zauzi

ALUNA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang