PERNIKAHAN
hari terus berganti, tibalah waktunya Una untuk wisuda di akhir studinya. Una tampak cantik mengenakan kebaya berwarna pink peach dengan rambut yang sedikit disanggul. ibu dan ayah Unapun bangga karena Una berhasil meraih nilai dengan IPK tertinggi di kampungnya. tak disangka Araf dan keluarganya pun datang ke acara wisuda Una.
"Wah congratulitions calon menantuku, aku bangga padamu" ucap Umi hafsah sebari ngengusap ujung kepala Una.
"Terimakasih Umi" ucap Una sambil tersenyum manis dan matanyapun membentuk bulan sabit.
Araf membawa buket bunga dan satu paper bag, lalu di berikan kepada Una.
" Ini hadiah untukmu dariku, semoga kau senang. dan selamat atas kelulusanmu" ucap Araf dengan tersenyum manis, dan langsung menundukkan kembali pandangannya.Jantung Araf tak beraturan,kala melihat kecantikan Una, " Sabar Araf sebentar lagi wanita cantik itu menjadi milikmu seutuhnya" monolog Araf dalam hati.
"Terimakasih atas kehadiranmu Araf" Unapun membalas senyuman Araf.Tiga bulan berlalu setelah wisuda itu, keluarga Araf kini merencanakan sesuatu dan akan mengunjungi rumah Una. Tampak juga dirumah Una, sedang sibuk menyiapkan hidangan untuk menyambut keluarga Araf.
Tibanya Araf dirumah Una ia lantas menekan bel rumah Una dan Una pun bergegas membuka pintu dan menyambut untuk masuk, dan setelah tiba di ruang tamu, keluarga Araf pun dipersilahkan untuk makan. "Silahkan dimakan, semoga kalian menyukainya" ucap ibu Una.
"Terimakasih" ucap Araf beserta ayah dan ibunya.
"Baiklah aku akan mulai membicarakan inti dari maksud kedatangan kami kemari", Ucap Ayah Araf dengan serius "Kami ingin merencanakan pernikahan Una dan Araf. semoga kami tidak terlalu terburu buru untuk mengambil keputusan ini" seru Ayah yah Araf.
"ahhh untuk itu kami juga tidak keberatan, tapi untuk ini aku serahkan saja kepada Una, bagai mana menurut mu Una?" tanya sang ibu
"hmmm menurutku juga lebih cepat lebih baik" ucap Una sebari menunduk malu.
"Rupanya kau terlihat sudah tidak sabar Una" gurau Ibu Tina. Hal itu pun membuat gelak tawa dari semua orang yang ada disana.
"Baiklah, aku sudah menentukan waktu yang tepat, tanggal yang bagus untuk mereka ditanggal 28 bulan depan. Apa kalian tidak keberatan dengan ini?" tanya Ayah Araf.
"Oh tentu saja tidak pak, aku akan mengikuti semua apa katamu, aku yakin itu yang terbaik" seru Ayah Una.
"Jika begitu kalian bisa merencanakan pernikahan yang kalian mau, pergilah ke butik busted wedding. Ayah akan mengirimkan alamatnya." perintah itu hanya diberi anggukan oleh Una dan ArafDibalik kaca cermin kamar, terlihat Araf sedang bersiap-siap untuk berangkat ke butik bersama Una di temani Umi hafsah
"Alhamdulillah sepertinya baju ini sudah cocok, tidak terlalu mewah juga tidak terlalu sederhana, terkesan elegan" ucap Araf pada diri sendiri, lantas araf keluar dari kamar dan bergegas mengambil kunci mobilnya untuk menjemput Una,setelah hampir 30 menit sampailah Araf di pekarangan rumah Una, Terlihat Una sudah sangat cantik mengenakan Abaya berwarna hitam dan kerudung senada, Una lantas melangkahkan kakinya menuju mobil Araf dengan berlenggak-lenggok bak seorang model,Araf pun keluar dari dalam mobilnya dan membukakan pintu untuk Una dengan mata seakan-akan bak melihat bidadari di hadapan,Una hanya tersenyum manis melihat tingkah Araf dan ia lantas menaiki mobil Araf
"Kau ingin kita menikah dengan adat apa" tanya Araf
"Karena aku memiliki keturunan sunda, tentu aku ingin memakai adat sunda, tapi kamu kan keturunan jawa apa tidak keberatan" tanya Una.
"Kalau begitu kenapa tidak memakai adat keduanya saja" ucap Araf memberi saran
"kau benar juga, meski akan melelahkan bagi kita, tapi menikahkan hanya terjadi sekali seumur hidup jadi kita harus bersenang-senang dengan pernikahan ini" ucap una dengan semangat, akhirnya mereka tiba di butik itu.
"Untuk pakaian pengantin kita saja yang memilih, Tapi untuk hal lainnya bagaimana kalau kita serahkan saja semuanya pada wedding organizer saja" ucap Araf kepada Una
"Ide yang bagus" ucap Una lalu memilihat beberapa baju pengantin setelah menemukan baju yang cocok bagi keduanya, merekapun berlalu meninggalkan butik tersebut.
Hari pernikahanpun telah tiba, terlihat Araf sedang menunggu calon pengantin wanitanya di kursi pelaminan untuk melakukan ijab Qobul "Qobiltu Nikahana wa Tazwijaha Aluna Syaquinna Rizhama binti Adijaya ahmad alal mahril madzkur wa Radhiitu bihi, Wallahu Waliyut taufiq" ucap Araf lantang menyebutkan janji suci.
"Bagaimana para saksi,sah??" ucap bapak penghulu sebari melihat para saksi yang hadir di sanah
"SAH" ucap para tamu undangan dengan serempak
"Alhamdulillah"
Tamu undangan saat ini tengah mengangakt tangan mereka masing-masing untuk berdo'a supaya mempelai laki-laki dan perempuan bida akur dalam rumah tangganya.
Sedangkan di dalam kamar una sedari tadi menatap dirinya di pantulan cermin, make up yang Una pakai tidak terlalu tebal, namun sukses menambah kesan bercahaya pada wajahnya.bundanya yang dari tadi sedari tadi ada di sampingnya langsung memegang pundak Una "selamat putri bunda, sekarang udah jadi seorang istri" ucap bunda seraya mengusap matanya yang berair.
Tidak ada ekspresi di wajah Una, hatinya tiba-tiba bergetar gelisah.
Una di tuntun bersama bunda menuju ijab Qobul, Una merasa gugup karena banyaknya tamu undangan.
Lalu bunda mengantar Una sampai ke pelaminan, terus menciumi tangan Araf, dan Araf mencium kening Una sambil memegang kepala sambil Una sambil melafalkan doa.Tamu undangan memberikan ucapan doa satu persatu kepada Araf dan Una semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah.
Una sudah merasa kelelahan karena tamu undangan tidak abis-abis. Setelah dirasa tamu undangan sudah pulang Araf mengajak Una untuk mengganti pakaian, karena Araf melihat Una sudah tidak nyaman dengan gaun itu.merekapun pergi meninggalkan pelaminan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALUNA?
Teen FictionIni kisah tentang seorang gadis bernama Aluna Syaquinna Rizhama, atau akrab disapa Una. Una termasuk anak yang beruntung, dalam segi keluarga dan materi. Una merupakan anak satu satunya yang sangat disayangi dan dijaga baik oleh kedua orang tuanya...