Luluh

51 15 0
                                    


Ketika matahari mulai redup, bulan pun mulai datang, Una mulai merasa tenang dan bisa menjawab pertanyaan yang ibunya tanyakan. Ibunya Sashin sedang duduk di ruang tamu sembari memikirkan,
"apa yang terjadi dengan Una dan Araf".
Seketika Una membuka pintu kamarnya lalu melihat ibunya yang sedang duduk di ruang tamu.
"Bun," ucap Una sembari duduk di samping ibunya,
"iya sayang ada apa?" sahut ibunya dengan senyum manis kepada anaknya Una.
"Bun, maaf ya untuk kemarin sore Una ngga bisa jawab pertanyaan Bunda, karena Una bingung harus cerita dari mana dulu Bun" dengan raut wajah sedih, ucap Una. "Sebenernya ada apa sayang?, kenapa kamu tiba-tiba pulang kerumah?" tanya ibu sembari mengelus kepala anaknya Una "Jadi sebenarnya masa lalu Araf datang kerumah tangga kita, dengan bertujuan menghancurkan rumah tangga kita, karena dulunya Araf dan masalalunya tidak direstui oleh kedua orang tuanya, jadi masalalunya Araf akan memisahkan kita Bun...." jawab Una menangis tersedu-sedu. Ibunya kaget mendengar perkataan anaknya tersebut dan tidak percaya akan apa yang terjadi pada putrinya itu. Ibu Una pun ikut menangis dengan perasaan yang campur aduk anatara merasa sedih dan marah. Bunda pun bertanya kepada Una,
"sejak kapan nak masalalu Araf datang ke dalam kehidupan kalian?" Una menjawab,
"setelah beberapa bulan Una menikah Bun."
"kalian kan baru saja menjalani kehidupan baru, mungkin ini cobaan buat kalian untuk dihadapi bersama-sama" ujar Bunda sembari mengelus kepala Una.
"Terus Una harus bagaimana sekarang Bun?"
"Lebih baik kamu bicarakan baik-baik dengan Araf, dan diskusikan bagai mana cara menyelesaikannya" kata Bunda.
"Iya Bun" sahut Una
"Lebih baik sekarang kamu tidur, supaya lebih tenang" ucap Bunda.
Bulan pun mulai tenggelam, dan sang surya mulai menyinari.
Tok.....tok....tok.....
Terdengar suara ketukan dari balik pintu....
"Una tolong cek kedepan, mungkin ada tamu" kata bunda,
"Iya Bun" ucap Una yang mulai melangkah mendekati pintu.
"Assalamu'alaikum..." ucap suara serak dari balik pintu,
"wa'alaikumsalam....." jawab Una sambil membuka pintu.
"Araf?" Una kaget, melihat suaminya berada dihadapannya. Araf langsung memeluk Una, sambil berkata,
"Aku minta maaf waktu itu gak jujur sama kamu."
"Iya nggak apa-apa Raf, aku juga minta maaf gak bisa bersikap dewasa, malah langsung pergi dari rumah" jawab Una.
"Lebih baik kita hadapi bersama-sama dan bicarakan baik-baik di rumah!" ajak Araf.
"Iya Raf, lebih baik sekarang kita sarapan dulu bareng-bareng". Araf pun masuk ke rumah dan ikut sarapan berasa keluarga Una.
"Eh Araf!" ujar Bunda sembari senyum kepada Araf.
"Bun Araf minta maaf atas semua yang terjadi" ucap Araf sambil merasa bersalah.
"Iya nak, lebj baik kamu bawa pulang lagi Una ke rumah dan cepat selesaikan masalah ini"
"Baik Bun!" kata Araf.
Sarapanpun selesai, dan Araf mengajak Una pulang ke rumahnya.
Bremmm.......
Suara mesin mobil dinyalakan.
"Una ayo cepat, Araf udah nungguin kamu di mobil," ucap Bunda.
"Iya Bunda" jawab Una sambil menuju ke mobil,
"yaudah Bun Araf sama Una pamit ya, assalamu'alaikum...." ujar Araf.
Mobil pun berjalan....

ALUNA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang