Jennie berjalan memasuki cafe dan menghampiri sosok laki laki yang sudah menunggu kedatangannya itu "Oppa" panggilnya.
"Jennie-ah"
"Jad gimana hasilnya?" Tanya Jennie.
Sosok laki laki yang bisa dipanggil Hanbin itu menggeleng lemah "Mianhe Jen. Semuanya sulit banget"
Jennie menghela nafasnya dengan kasar "Semuanya salah aku" lirihnya yang hampir menangis.
Hanbin yang tidak tega akhirnya berganjak duduk disamping Jennie dan membawa Jennie kedalam dakapannya "Tenanglah Jen. Oppa akan berusaha membantu kamu" bisiknya.
Tanpa mereka sedari, ada sosok Jisoo yang memantau mereka dari jauh. Jisoo tidak bisa mendengarkan omongan mereka namun yang pasti dia dapat melihat dengan jelas Hanbin yang memeluk Jennie "Sepertinya kamu memang sudah menemukan pengganti aku" lirihnya memilih untuk berganjak pergi dari sana.
"Kepalanya masih pusing?" Tanya Irene duduk disamping kasur Rosie.
Bocah itu menggeleng "Dimana Mommy?" Tanya nya sedih.
"Mommy lagi punya urusan. Nanti dia kesini" sahut Irene
"Rosie mau Mommy" pinta sang bocah.
Irene beralih menatap Joy "Joy, telfon Jennie dan bilang sama dia untuk kesini"
"Baiklah Eon" dengan patuhnya Joy mengambil ponselnya dan menghubungi Jennie.
Ceklekk
Bersamaan dengan itu, pintu ruang inap dibuka dan masuklah sosok Jisoo yang menghampiri Rosie "Hai sayang"
"Daddy!!" Pekik Rosie senang.
Jisoo terkekeh kecil. Dia berganjak duduk diatas kasur disamping sang anak "Kepalanya masih sakit?"
Rosie menggeleng "Rosie baik baik saja. Tadi sudah dikasi obat sama Dokter"
"Syukurlah" ujar Jisoo mengelus kepala Rosie dengan lembut.
"Daddy, dimana Mommy?"
Jisoo terdiam. Dia membasahi bibirnya sebelum menampilkan senyuman palsunya "Mommy lagi sibuk. Nanti dia kesini ya"
Rosie mengangguk patuh dan beralih mengucek matanya "Mengantuk hurm?" Tanya Jisoo.
"Ngantuk Dad" rengek Rosie.
"Ya sudah. Rosie tidur saja. Nanti pas bangun pasti Mommy ada" ujar Jisoo.
"Tapi Daddy ikut tidur bareng Rosie ya" pinta si bocah.
"Iya sayang" sahut Jisoo. Dia ikut membaringkan dirinya disamping Rosie membuatkan bocah itu langsung memeluknya dengan erat.
Dielusnya kepala Rosie dengan lembut dan tidak butuh waktu yang lama, bocah itu akhirnya dijemput alam mimpi.
"Kalian pulang saja. Biar aku yang menjaga Rosie" ujar Jisoo.
Seulgi mengangguk mewakili yang lain "Soal Joana kamu tidak perlu pikirkan. Biar aku sama yang lain urusin"
"Iya, thanks"
Setelah berpamitan, mereka semua akhirnya berganjak pergi dari sana.
Drtt drtt
Deringan diponselnya membuatkan Jisoo bergegas mengambilnya. Terlihatlah sosok Sana yang menghubungi dirinya. Tanpa menjawab panggilan itu, dia langsung mematikan ponselnya karena tidak ingin mengganggu tidur sang anak.
Ceklekk
Pintu ruang inap Rosie kembali dibuka. Masuklah sosok Jennie yang menghampiri mereka "Dimana yang lain?"
"Sudah pulang" sahut Jisoo singkat.
"Kamu bisa pulang. Biar aku saja yang menjaga Rosie" ujar Jennie.
"Tidak. Aku yang akan menjaga Rosie" cuek Jisoo.
Jennie menatap Jisoo dengan bingung. Kenapa cowok didepannya itu tiba tiba cuek? "K-kamu baik baik saja?" Tanya Jennie dengan ragu.
Jisoo menatap Jennie dengan datar "Pantesan saja kamu tidak ingin memberi aku peluang kedua. Ternyata kamu sudah menemukan pengganti aku" sinisnya.
"Apa maksud kamu?"
"Apa enak pelukan sama Hanbin?"
Mata Jennie membulat. Ditatapnya Jisoo dengan curiga "Kamu ikutin aku!?"
"Kenapa? Kamu takut aku tahu kalau kamu pacaran sama Hanbin?" Sahut Jisoo.
"Itu urusan aku! Kamu tidak perlu ikut campur!!"
Sentakan Jennie itu membuatkan Rosie menggeliat kecil "Daddy" rengeknya tanpa membuka matanya.
"Shh, tidur sayang" ujar Jisoo mengelus kepala Rosie membuatkan Rosie kembali tertidur "Kita bahas soal ini nanti saja" ujar Jisoo yang tertuju kepada Jennie.
Jennie menghembuskan nafasnya dengan kasar dan berganjak duduk disofa. Ingin berdebat namun ini bukan waktu yang tepat. Anaknya itu butuh istirahat jadi dia tidak akan mengganggu waktu istirahat sang anak.
*
*3 hari sudah berlalu dan Rosie akhirnya diperbolehkan untuk pulang. Keberadaan Joana juga sudah ditemukan dan dia langsung ditahan. Ternyata, Joana memang mata mata musuh yang diminta untuk mencuri beberapa bahan bukti yang disimpan oleh anggota Venom. Gara gara itu juga dia berusaha memasuki kamar Jennie dan berakhir dengan Rosie yang menghalangnya.
Hubungan Jennie dan Jisoo juga semakin memburuk. Jisoo memilih untuk cuek dan Jennie juga tidak ingin mengganggu Jisoo. Lagian mereka berdua sudah tidak punya hubungan apa apa lagi si walaupun nyatanya kedua duanya masih mencintai.
"Anak Mommy kok makin ringan si?" Tanya Jennie menggendong Rosie memasuki mansion.
"Makanan dirumah sakit tidak enak Mom. Hambar" sahut Rosie polos.
Jennie terkekeh kecil "Sekarang Rosie sudah sembuh jadi nanti Mommy akan memasakkan banyak makanan kesukaan Rosie"
Cup
Jennie tersenyum setelah menerima ciuman dipipinya.
"Si gembul akhirnya pulang!!" Teriak Yeri yang berada diruang tamu mansion bersama yang lain.
"Jen, duduk dulu yuk. Ada yang perlu kita bahas" ujar Irene yang sudah mula serius.
Jennie menatap mereka semua secara bergantian. Kenapa yang lain juga ikut kelihatan serius? Apa ada masalah?
"Apa perlu aku membawa Rosie kekamar duluan?" Tanya Jennie.
"Biarkan saja dia disini bersama kita. Ini juga soal Rosie" sahut Irene.
Dahi Jennie mengernyit "Maksud Eonnie?"
"Sajangnim akan kesini" ujar Wendy.
"Terus? Apa masalahnya?" Bingung Jennie.
"Dia akan membawa Rosie kembali bersama kedua orang tuanya"
Deg
Waduh terpisah tuh:)
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive Me ✅
FanfictionVenom, nama group yang dianggotai oleh 8 orang agent yang cukup hebat. Mereka adalah agent rahsia yang ditugaskan untuk menghapuskan kelompok mafia. Namun kehadiran bocah kecil yang menggemaskan membuatkan misi mereka terhalang. Siapa bocah kecil it...